Jeon Jungkook
Apa yang baru saja terjadi?
Aku meminta Sifra menjadi kekasihku? Ya Tuhan, yang benar saja. Jelas dia akan menolak. Sifra tidak pernah menyukaiku. Dia tidak akan mau menjadi pacarku, meski hanya berpura-pura saja. Aku tahu bahwa aku di matanya hanyalah sebagai sahabatnya saja. Tidak akan pernah lebih dari itu.
Tapi kan, aku berusaha untuk melindunginya. Banyak sekali pria yang akan menerkamnya jika aku tidak melindunginya. Dan para pria itu—mereka berengsek. Mereka hanya menginginkan seks dari Sifra, setelahnya, aku yakin mereka akan meninggalkan Sifra.
Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi, lagi. Cukup sekali aku merasa gagal melindunginya karena Taeyong menyakitinya. Ah, si sialan itu. Kalau Sifra mau, aku bisa membunuhnya detik ini juga. Tidakkah dia mengerti kalau aku ini begitu sayang dan peduli padanya? Aku hanya tidak mau dia disakiti lagi hatinya oleh pria lain.
Padahal jelas-jelas aku ada di depan matanya, dan aku menyayanginya lebih dari apapun.
Sifra, kenapa kau tidak bisa melihat ketulusanku? Satu kali saja.
Kalau kami bukan teman baik, aku tidak akan peduli jika pria lain menyakitinya. Tapi, ya—kenyataannya berbanding terbalik. Sifra adalah sahabatku sekaligus wanita yang paling kucinta dalam hidupku. Jika kalian mencintai seseorang, tentu kalian ingin menjaganya, bukan? Iya, sama. Aku juga demikian.
Sial. Aku yakin, Sifra pasti akan menghindariku lagi setelah ini. Ini semua karena Jimin. Dia yang mengusulkan semua ide tidak masuk akal ini pada otakku. Dan karena aku terlalu mencintai Sifra, maka sifat protektifku muncul dengan sendirinya tanpa bisa dikontrol.
Stella—bos Sifra yang sudah berusia hampir sama seperti ibuku—menghampiriku dan menyilangkan tangannya di dada. “Aku tidak tahu apa yang kau perbuat padanya, Jeon, tapi Sifra benar-benar berubah sikapnya. Kau apakan dia, sih?”
Aku diam. Stella ingin jawaban, aku tahu itu. Tapi, entahlah. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Stella tidak akan pernah mengerti.
“Kau membuatnya sangat marah, Jeon. Ceritakan padaku semuanya.”
“Kau berpikir aku melakukan sesuatu padanya?”
Stella menyeringai tipis. “Jeon, aku sudah bersama dengan suamiku selama lebih dari 40 tahun. Jelas saja aku tahu.” Katanya. “Sifra itu seperti aku saat muda dulu. Keras kepala dan menyebalkan. Dan kau seperti suamiku, egois dan pemarah. Tapi, setiap ada masalah, kami selalu terbuka untuk menceritakannya, lalu menyelesaikannya.” Jelasnya, “jadi katakan padaku, sebenarnya ada apa pada kalian berdua?”
“Dia menolak tawaranku.”
“Huh,” cibirnya. “Karena persoalan keperawanannya itu, ya?”
Bagaimana dia bisa tahu?
“Jeon, aku tahu semuanya yang terjadi di pesta itu.” Ujar Stella lagi, menambahkan. “Beberapa wanita dari kampusmu datang kemari dan membicarakan hal itu di sini. Jadi, aku mendengarnya dan tahu.”
Tentu saja. Benar apa kataku. Semua orang akan membicarakan Sifra. Tak lama lagi, para pria mencoba mendekatinya. Lihat saja. Tapi, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Aku menghela napas. “Kau tidak memberitahu Sifra tentang itu kan, Stella? Aku hanya khawatir dia akan semakin malu dan—”
“Tentu saja tidak. Aku mengerti perasaannya bagaimana sekarang.” Ujar Stella, “kalau dia ingin cerita apa yang terjadi, aku yakin dia akan mengatakannya padaku. Jika tidak, maka itu pilihan dia.”
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE
FanfictionMenyukai, mencintai bahkan menyayangi sahabat sendiri itu memang hal tersulit yang sudah dijalani Jeon Jungkook selama tujuh tahun. Keinginan terbesarnya adalah menjadikan Sifra sebagai miliknya. Akankah dia berhasil? STARTED: March 25th, 2020. FINI...