Sifra Lee
Saat Abigail kembali, ia bertanya, “Jungkook sudah pulang?”
“Iya.”
“Kenapa?”
“Dia kemari hanya ingin mengatakan kalau dia tidak mau tidur denganku. Dia tidak mau mengambil keperawananku. Abigail, aku harus apa?”
Aku sudah menceritakan semuanya pada Abigail. Dan, dia memang setuju jika Jungkook yang mengambil keperawananku. Aku sudah mengenalnya lama, jadi aku tahu, Jungkook tidak akan mungkin menyakitiku.
Abigail mengusap bahuku. “Ya sudah, kita ke rencana B.”
“Oh, ada rencana B?”
“Tentu. Kau mau Jungkook untuk mengambil keperawananmu, kan? Maka, ini rencana yang kedua, sebut saja plan B.” Lalu, Abigail menjelaskan. “Nanti malam, ada pesta lagi—”
Aku langsung menggelengkan kepalaku. “No, Abigail. Aku tidak mau datang ke pesta mana pun lagi!”
Abigail mendecak sebal. “Dengar dulu!” katanya. “Nanti malam akan ada pesta di rumah Alexander. Kau harus pakai gaun yang sudah kusiapkan, dan kau juga akan berdansa dengan banyak pria. Jangan protes. Pakaianmu akan sangat terbuka, sangat seksi. Kau tidak boleh malu melakukannya.”
“Lalu, apa hubungannya dengan Jungkook?”
“Aku yakin, Jungkook akan datang ke pestanya juga. Jika dia melihatmu dengan pria lain, terlebih lagi pria itu menyentuhmu, dia pasti akan marah, lalu akan berubah pikiran.”
“Kenapa Jungkook harus marah?”
Abigail memutar bola matanya. “Entahlah. Kau pikir saja.” Katanya. “Kau ini serius bodoh atau apa, sih? Kau benar-benar tidak bisa melihat bahwa Jungkook itu suka padamu, bahkan mencintaimu?”
Memangnya iya?
Abigail menggenggam tanganku. “Buka matamu lebar-lebar dan tatap Jungkook. Lihatlah betapa dia mencintaimu, Sifra. Bahkan aku saja tahu.”
“Dia bilang, dia memang mencintaiku. Dua kali. Tapi dalam konteks persahabatan.”
“Dan itu tidak mungkin. Sifra, jika memang dia peduli padamu dalam konteks sahabat saja, dia pasti akan menerima tawaranmu untuk mengambil keperawananmu. Tapi apa? Dia menolak. Karena dia tidak mau kehilanganmu. Dia terlalu mencintaimu.”
Ah, tidak mungkin.
Aku terkekeh, “apa, sih, Abigail? Tidak mungkin. Itu mustahil. Kau tahu sendiri Jungkook itu fuck boy—tidak pernah serius dengan satu wanita. Aku tidak ada apa-apanya dibandingkan semua wanita yang pernah dekat dengannya.”
“Astaga, Sifra, kau cantik! Sangat cantik. Jangan insecure.” Ia mendecak. “Pokoknya, nanti malam, kau harus pergi ke pestanya. Dengarkan semua arahanku. Kau mengerti?”
“Ya sudah, iya.”
Lalu, dari terbit matahari hingga terbenam, aku hanya makan, menonton televisi, makan lagi, menonton televisi lagi. Abigail melarangku untuk datang ke kampus, karena lebih baik aku menghindari semua orang terlebih dahulu.
Saat malam nanti, aku akan tampil berbeda. Akan kutunjukkan pada mereka semua.
Dan, pukul 6:30 p.m., Abigail sudah selesai melakukan hiasan pada wajahku, tubuhku, rambutku. Sekarang ini, kami tengah dalam perjalanan menuju ke pesta di rumah Alexander.
Semoga Jungkook datang. Aku tidak menanyakan apakah dia datang atau tidak. Mari kita lihat nanti.
Ketika sampai di sana, Abigail menyuruhku untuk meminum banyak beer, supaya aku bisa terbawa suasana tanpa harus malu. Musik di sini begitu kencang! Abigail pun mendorongku hingga aku menabrak seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE
FanfictionMenyukai, mencintai bahkan menyayangi sahabat sendiri itu memang hal tersulit yang sudah dijalani Jeon Jungkook selama tujuh tahun. Keinginan terbesarnya adalah menjadikan Sifra sebagai miliknya. Akankah dia berhasil? STARTED: March 25th, 2020. FINI...