Sifra Lee
Aku enggan untuk menjawab ketika pertanyaan itu keluar dari mulut Jungkook. Pasalnya, aku selalu merahasiakan hal itu dari siapapun. Bahkan dari Jungkook. Aku tidak mau semua orang mengetahui bahwa aku memang belum pernah melakukan seks dengan siapapun.
Suara Jungkook melembut, meskipun aku memberikan tatapan tajam kepadanya yang mengisyaratkan bahwa aku tidak mau membahas permasalahan ini. “Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau masih perawan?”
Apa dia serius sekarang?
Apa yang harus kukatakan padanya? Hei, kau mungkin tidak akan percaya ini, tapi . . . atau, ya kau tahu, bagaimana orang-orang yang bersama dan mereka menaruh P dan V untuk kenikmatan mereka? Well, jawabannya, aku bahkan tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini pada Jeon Jungkook.
Aku menekan bibirku. Rasanya, aku ingin marah pada semua orang, termasuk Jungkook. Tapi, dia tidak salah apapun. Aku juga tidak bisa marah padanya.
Aku pun mengabaikannya dengan terus berjalan. Namun, lengan Jungkook dengan cepat menahanku. Aku menghela napas, “apa? Jawaban apa yang ingin kau dengar, huh?” ujarku.
“Aku mau kejujurannya, Sifra.”
Aku memutar bola mataku. “Apa pentingnya, sih?”
“Itu penting. Bagiku.” Aku terdiam. Jungkook membasahi bibirnya dan seketika, wajahnya terlihat gugup. “Y-Ya, penting saja. Aku ingin tahu,” ujarnya lagi saat aku tidak mengatakan apapun.
Dan pada akhirnya, aku mengangguk. “Iya, oke, aku memang belum pernah melakukan seks. Kau puas sekarang? Bisakah kau tinggalkan aku?” astaga, malu sekali mengatakan hal ini. Terlebih lagi pada Jungkook.
Aku menutup mataku. Lalu, aku menutup wajahku. Malu.
“Aku ini sudah dua puluh satu tahun dan aku masih perawan, Jungkook. Itu kan jawaban yang kau inginkan?!”
“Hei, kenapa kau harus malu?”
“Ya tentu saja malu!”
Ia menggenggam lenganku, “maaf.” Katanya sembari menunduk. “Aku benci sekali melihat Taeyong menyakitimu begitu, Sifra.” Lalu, kami terus berdiri layaknya patung selama beberapa detik. Hening. Sunyi. Gelap dan juga dingin. Namun, dengan adanya Jungkook, aku tidak merasa sendirian. Tangannya juga begitu hangat dalam genggamanku.
Memecahkan kesunyian, Jungkook mendeham. “Jadi, kau benar-benar masih perawan, ya?”
“Ugh.”
“Can I call you virgie?”
“Kalau kau masih mau berteman denganku, sebaiknya tidak.” Jawabku sembari memutar bola mataku.
Jungkook tersenyum, “hey, come here.” Ia membawaku mendekat. Kemudian, ia menaruh tangannya pada pinggangku. “Kita akan tetap bersahabat selamanya, kan, Sifra?” tanyanya. “Aku tidak akan pernah pergi meninggalkanmu. Kau tahu itu.”
Aku mengendikan bahuku. Entahlah. Aku bahkan sempat berpikir untuk menghindari Jungkook karena aku malu dia pada akhirnya mengetahui aku ini masih perawan.
“Hei, aku serius, Sifra. Kau dan aku—kita itu pejuang hidup. Apapun yang terjadi.” Jungkook menaruh keningnya pada keningku. “Kalau kau mau, aku bisa mematahkan hidung Taeyong sekarang juga.”
Aku terkekeh pelan.
Lalu, aku menghela napas dan berbisik. “Kenapa dia menyakitiku, ya, Jeon?”
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE
FanfictionMenyukai, mencintai bahkan menyayangi sahabat sendiri itu memang hal tersulit yang sudah dijalani Jeon Jungkook selama tujuh tahun. Keinginan terbesarnya adalah menjadikan Sifra sebagai miliknya. Akankah dia berhasil? STARTED: March 25th, 2020. FINI...