You know what it means!
WARNING: 🌚🌚🌚
—
Sifra Lee
Untuk kedua kalinya dalam beberapa menit, mulutku ternganga dan pikiranku kosong. Pagi ini, Jungkook bersikeras kami tidak melakukan apa pun yang akan membahayakan nasib persahabatan kami. Aku bahkan tidak mengerti apa alasannya dia berubah pikiran seperti ini.
Wajahnya menunduk saat matanya mencari sesuatu di mataku—keyakinan. “Kau sebaiknya yakin tentang ini, Sifra. Saat kita pada akhirnya melewati garis batas persahabatan—there’s no turning back. Kau mengerti?”
Lidahku melesat keluar untuk melembabkan bibirku dan pandangannya menurun, mengikuti gerakan lidahku. Erangan yang bergemuruh dari dadanya adalah satu-satunya peringatan yang diberikannya sebelum bibirnya mendarat di bibirku. Keintiman dari apa yang dilakukannya membuatku hampir kehilangan akal sehatku. Ketika aku terkesiap, lidahnya menyelinap ke dalam mulutku. Lalu aku tersesat di lautan sensasi penuh kenikmatan sebelum akhirnya diseret hingga ke dasar lautan.
Tangannya menempel di pipiku saat lenganku melingkari lehernya. Dia melangkah lebih dekat sehingga tubuhnya menekan tubuhku. Tidak ada kelembutan saat bibirnya bergerak dengan lapar di atas bibirku. Ciuman ini begitu panas dan menegangkan. Bahkan ciuman ini lebih dari apapun yang kulakukan bersama dengan mantan kekasihku dulu.
Setelah Jungkook menyadari bahwa aku tidak akan mendorongnya menjauh, pegangannya mengendur. Eksplorasinya perlahan stabil, bahkan berubah total menjadi lembut hanya dalam sepersekian detik. Cara Jungkook menggigit bibirku, menghisap yang paling atas ke dalam mulutnya sebelum akhirnya melepaskannya hanya untuk kembali dicium lagi—serius deh, aku sudah gila karenanya. Aku tenggelam dalam dirinya, dalam kenikmatan ciuman yang diberikannya.
Seriously, this guy can kiss.
Tidak pernah dalam hidupku aku dicium oleh pria dengan cara Jungkook menciumku. Dia itu—astaga, bibirnya memang selembut kapas, tapi jangan ragukan keahliannya dalam berciuman. Seratus persen aku jami, kau akan terbuai.
Kedua tangannya menangkup wajahku, memaksa daguku untuk mendongak agar bibirnya bisa leluasa menikmati bibirku. Aku begitu terbuai dalam caranya menyentuhku, sehingga aku tidak menyadari bahwa Jungkook membuat kami berjalan mundur dan kakiku mengenai ranjang. Lalu, aku jatuh ke ranjang. Sebelum aku bisa mengetahui apa yang terjadi, Jungkook sudah terlebih dahulu berada di atas tubuhku. Tatapannya yang panas terus fokus padaku saat beban tubuhnya yang berat mengunciku di ranjang. Aku mendesah pelan ketika bibirnya mendarat di bibirku lagi.
“Sif, kau sungguh nikmat sekali," desahannya tertahan di bibirku.
Suaranya yang begitu seks menusukku hingga ke inti sel dari tubuhku. Panas. Tubuhku panas. Aku ingin Jungkook melakukan hal yang lebih dari ini.
Mulut Jungkook meluncur di sepanjang lekuk rahangku sebelum melanjutkan penjelajahannya ke bagian bawah leherku. Aku meneguk salivaku ketika aku merasakan kelembutan lidahnya yang menyapa leherku dan gigi tajamnya mendarat dan menusuk tenggorokanku.
“Katakan saja jika kau ingin aku berhenti, Sif.”
Berhenti? Kurasa tidak.
Aku ingin hal ini berlangsung selamanya. Perasaan-perasaan indah yang berdenyut-denyut di tubuhku hanya memperkuat kesadaran bahwa aku tidak pernah hampir berhubungan seks dengan pria mana pun yang pernah berkencan denganku. Bagaimana mungkin setelah ini aku akan mengencani pria lain jika nyatanya yang bisa memberikan kepuasan untukku hanyalah Jungkook?
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE
FanfictionMenyukai, mencintai bahkan menyayangi sahabat sendiri itu memang hal tersulit yang sudah dijalani Jeon Jungkook selama tujuh tahun. Keinginan terbesarnya adalah menjadikan Sifra sebagai miliknya. Akankah dia berhasil? STARTED: March 25th, 2020. FINI...