3. kembali

1.1K 61 1
                                    

selamat membaca🌈
.
.
.
.
.
     [16.15]

    Setelah acara penyuluhan itu selesai, anggota OSIS lah yang pulang paling terkahir karena harus merapikan semua properti. Sayang sekali aku tidak bisa membantu karena kaki ku ini.
"Al, kamu kalo mau pulang duluan tidak masalah kok, aku bisa handle mereka" ujar salma, yang ku jawab dengan anggukan.

    Fatma mengantar ku hingga halte depan sekolah.
"Fat, kamu masuk aja gih, aku gak papa kok sendiri, kasian yang lain tuh"
"Gak mau ah, aku mau nungguin kamu sampe kamu dapet taksi"
Tak lama, pajero hitam berhenti tepat di depan kami. Seperti ku kenal plat nomernya. Sang empunya mobil membuka kaca nya, dan benar, ini mobil ayah.

"Nak, ayo pulang" ujar ayah dari dalam mobil.
"Eh ayah, ayo yah. Fat aku duluan yah, kamu hati hati"
Fatma membantuku masuk ke dalam mobil.
"Halo om, apa kabar?"
"Baik Alhamdulillah nak fatma. Kaki nya aleyah kenapa?" Tanya nya khawatir karna melihat fatma membopong ku.

"Gak papa kok yah, cuma terkilir sedikit tadi" jawabku di lanjutkan dengan menyalami tangan ayah.
"Ya sudah nanti kita ke dokter spesialis tulang ya" ujar ayah yang ku jawab dengan anggukan.

"Emmm om, kalo gitu saya mohon undur diri ya, masih ada yang harus saya kerjakan di dalam. Assalamualaikum om, al"
Ujarnya lalu pergi.
"Waalaikumussalam" jawab kami berdua. Lalu ayah menjalankan mobilnya dengan kecepatan standar.

"Ayah kok masih di sini? Bukannya anggota yang lain sudah pulang sejak tadi?" Aku menatap ke arah ayah.
"Sengaja. Ayah mau jalan jalan sekalian sama putri ayah ini" jawab nya tersenyum,sedikit menoleh ke arahku dan membelai halus pucuk kepalaku.

🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Kami sudah tiba di rumah, ayah juga sudah membawa ku ke spesialis tulang. Kata dokter kaki ku tidak terlalu parah, hanya saja harus di gips beberapa hari.

"Assalamualaikum bun, ale pulang" aku jalan dengan perlahan di bantu tongkat yang baru ayah beli tadi.
"Waalaikumussalam. Loh nak kaki mu kenapa al" mata bunda membulat setelah melihat kaki ku.
"Gak papa kok bun, tadi cuma terkilir sedikit hehe"
"Yasudah, kamu langsung mandi ya" bunda menuntun ku ke dalam.
kuputuskan untuk istirahat di kamar bang marta, karna letak kamarku di lantai atas dan aku tidak mungkin naik turun tangga dengan keadaan kakiku yang seperti ini. Kebetulan bang marta belum pulang juga.

Sang Surya telah kembali ke peraduannya. Setelah shalat Maghrib, niat nya aku ingin menonton televisi di luar, tapi sebelum ku langkahkan kaki ku, pintu sudah duluan terbuka dan menampilkan sosok yang selama 1 bulan ini ku rindu kan.

"Assalamualaikum" bang marta menampilkan barisan gigi rapihnya.
"Waalaikumussalam. Bang marta!!!" Teriak ku antusias.
Saat hendak berlari ke arah nya, aku tersadar jika kaki ku sedang bermasalah. Ya ampun malang sekali aku ini.

Bang marta berjalan ke arah ku. "Kaki mu kenapa dek?" Tanya bang marta.
"Kepeleset bang di lorong sekolah hehe" jawab ku tertawa tanpa dosa.
"Dodol, malu sama umur tuh, udah gede masih kepeleset" tawa bang marta pecah,Lalu membawa ku ke dalam pelukannya.

"Abang mahhh, baru juga ketemu sama ale, masa ale udah di katain dodol si bang" protes ku.
"Hahaha, iya deh. Maaf ya ale nya abang yang manis. Jangan cemberut lagi dong" bang marta merenggangkan pelukannya.

"Abang bau keringat ih" ujarku sambil menutup hidungku.
"Kan abang baru selesai tugas al, ya bau keringat lah" bang marta menyentil keningku.

Karna keadaan ku yang seperti ini, jadi aku dan bang marta tukeran kamar deh. Aku di kamar bawah dan abang di kamar atas. Desain kamar Abang yang di dominasi dengan aksesoris khas tentara itu membuat ku betah di sana. Semua barang barang nya tertata rapi. Tidak seperti kamar bujangan  yang ku bayangkan.

    Jam makan malam telah tiba, semua orang telah duduk manis di depan meja makan.
"Bagaimana tugas mu nak? Lancar?" Bariton ayah memecah keheningan.
"Alhamdulillah yah, lancar" jawab bang marta.
"Bang, kenapa abang betah tinggal di barak si? Apa yang menarik dari barak? Aku jadi penasaran" cerocos ku.
"Di sana banyak cewek cantik dek, dan lagi kalo abang di rumah, kamu gangguin abang terus" jawab nya enteng.
"Enak ajaaaa. Aku gak pernah ganggu abang yaaa. Fitnah kau bang" tawa mereka pecah seketika.

"Oh iya, abang bilang di sana ada cewe cantik, wahh abang diam diam melirik yang bukan mahrom niiii!!!!. Ayahh, omelin bang marta tu !!" gayatri dan mahawira hanya tertawa melihat tingkah lucu kedua anaknya, meski kedua nya sudah remaja dan dewasa, tapi tingkah mereka masih seperti anak kecil.

  Setelah acara makan malam telah selesai. Mereka masuk ke kamar masing masing. Aleyah masuk ke dalam kamar marta di ikuti oleh marta.
"Bang, ale pinjam kamarnya sampai kaki ale sembuh ya" aku berjalan gontai di tuntun bang marta menuju kasur.
"Hmmmmm boleh gak yaaa" ujarnya bergaya seperti orang yang sedang berfikir.

"Ihh abang pelit" aku mencubit perutnya.
"Awww, sakit al. Iya boleh kok. Apa sih yang enggak buat ade nya abang ini, hmm?" Setelah percakapan mereka telah usai. Marta kembali ke kamar aleyah.
Mereka pun menyapa alam mimpinya dengan damai

Asikkk bang marta pulang.
Apa kabar kalian? Semoga baik ya. Jangan lupa vote dan komen yang banyakkk🍁🍁

A soldier's sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang