29. Khawatir yang berlebih

356 25 5
                                    

Happy reading 🌻
.
.
.
.
.
.
Dan....

Syafiq menemukan aleyah sudah tergeletak pingsan di kamar mandi.
Syafiq langsung membaringkan tubuh aleyah di atas ranjang. Sambil terus menepuk halus pipi aleyah, berharap istri mungilnya itu akan sadar.

Namun sudah 15 menit berlalu, aleyah tidak kunjung memberikan tanda-tanda bahwa ia akan sadar.

Syafiq memutuskan untuk membawa aleyah ke UGD 24 jam.

Syafiq langsung memakaikan jilbab kepada aleyah, dan memboyong aleyah ke dalam mobil nya.

Saat sampai pos jaga, ia melihat fachri tengah berjaga di sana Bersa dengan rekan rekan yang lain.

Syafiq membuka kaca mobil..
"Ri, buka gerbangnya. Saya mau bawa aleyah ke UGD!" titah syafiq pada fachri.

Fachri langsung membuka pintu gerbang di bantu dengan rekannya.

Di perjalanan, syafiq sangat cemas dengan keadaan aleyah. Tangan kirinya terus mengelus pucuk Surai aleyah yang tertutup jilbab.
Sambil terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya.

Setelah sampai tepat di depan UGD, syafiq langsung memanggil perawat yang tengah berjaga di sana. 2 perawat laki laki menghampiri Syafiq dengan membawa Brankar.

Di tempat lain, fachri terus menghubungi fatma. Sudah 3 kali ia coba menghubungi fatma, namun tidak ada jawaban sama sekali. Wajar saja, ini masih pukul 03.00 dini hari. Sudah pasti fatma masih terlelap.

Namun tak lama setelah itu, dering ponsel fachri berbunyi. Di layar ponsel milik fachri jelas tertera nama fatma.

"Assalamualaikum kak, ada apa? Kenapa telfon banyak sekali?"
Terdengar suara fatma yang parau khas orang bangun tidur.

"Waalaikumsalam, fat. Tadi kapten syafiq keluar batalyon membawa istrinya ke UGD. Saya tidak tahu ada apa, tapi tadi saya lihat istri kapten tidak sadarkan diri"
Jawab fachri.

Mendengar berita itu, mata fatma membulat. Rasa bingung juga melanda dirinya.

"Oke kak, terimakasih sudah memberi tahu. pagi nanti aku mau ke aleyah. Apa kakak mau ikut?"

"Insyaallah, setelah jam piket saya selesai, saya akan kabari lagi ya. Sekarang lanjutkan istirahat mu. Assalamualaikum" pungkas fachri.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Tepat di depan pintu UGD, Syafiq duduk menunduk. Berdoa agar tidak terjadi apa apa pada istri nya.
Tak lama, dokter yang memeriksa Aleyah pun keluar.

"Dok, bagaimana? Kenapa istri saya bisa pingsan?" Tanya Syafiq kepada dokter.

"Istri bapak hanya kelelahan saja, sepertinya banyak hal yang beliau pikirkan. Tolong di perhatikan ya pak"
Ucap dokter, lalu pergi meninggalkan syafiq.

Tanpa pikir panjang, Syafiq langsung masuk dan menemui aleyah.

"Sayang... Apa yang sakit, hm?"

"Mas, kok aku bisa di sini? Aku kenapa?" Aleyah terlihat linglung.

"Kamu pingsan. kata dokter, kamu terlalu banyak pikiran. Kamu mikirin apa sayang? Kenapa ga cerita ke mas?"
Syafiq mengelus punggung tangan aleyah dengan lembut. Menatap istri mungilnya yang terbaring lemas di brangkar rumah sakit dengan sendu.

"Kita bicarakan nanti saja ya mas?" Sebenarnya aleyah tidak ingin menceritakan apa yang ada di pikirannya. Ia takut syafiq berpikir jika ia tidak percaya dengan suaminya itu.

Pukul 05.25, fatma tiba di UGD tanpa Fachri. Karena jika menunggu Fachri selesai piket, akan lebih lama lagi. Dan ia tidak bisa tenang.

"Al, kamu gapapa kan? Ka Fachri yang kasih tau aku kalo kamu tadi pingsan" ucap fatma cemas.

"Aku gapapa kok fat, cuma kecapean aja. Nanti juga udah boleh pulang ko" jawab aleyah dengan senyum tipisnya.

Setelah mendengar jawaban Aleyah, fatma langsung menatap tajam ke arah syafiq.

"Kapten syafiq!!" Fatma menatap syafiq dengan tatapan mengintimidasi.

"Kenapa fat? Biasa aja matanya" jawab Syafiq santai.

"Ibu kapten kenapa bisa kecapean gini? Kapten suruh apa dia, hah?" Tanya fatma dengan intonasi tinggi.

"Nggak perlu teriak, ini rumah sakit. Kata dokter, aleyah banyak pikiran. Tadi sudah saya tanyakan, tapi katanya tidak ingin dibicarakan di sini"

Fatma hanya ber-oh ria mendengar penjelasan dari Syafiq.

"Sayang, aku carikan sarapan ya? Kamu mau sarapan apa?"

"Hmm, bubur aja ya mas. Pakai ayam saja. Kuahnya dipisah, kecap asin dan manisnya sedikit saja, tidak usah pakai kerupuk" jawab aleyah panjang lebar.

"Al, kamu sakit tapi kalo soal makanan tetep ya, hahaha" mereka tertawa kecil mendengar perkataan fatma.

"Kalo kamu fat, mau sarapan apa? Biar sekalian saya belikan"

"Aku samain aja deh kaya aleyah hehe, males mikir masih pagi" jawab fatma.

Syafiq pun keluar UGD dan berjalan menuju kantin rumah sakit.
Tak lama dari keluarnya syafiq, Gayatri dan  dewi tiba di rumah sakit.
Mereka bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama dengan apa yang di tanyakan fatma pada aleyah. Banyak hal yang di bicarakan. Wejangan wejangan yang di berikan oleh mereka pada aleyah juga fatma.

Syafiq pun tiba di UGD.
"Loh, sudah ada bunda dan ibu? Mau Syafiq belikan sarapan juga?"

"Tidak usah nak, nanti saja kita beli sendiri ke kantin" jawab Gayatri.

Hari ini, Syafiq dibebaskan dari tugas karena malam nanti, ia akan berangkat ke palu. Yap, selama 3 minggu kedepan, ia akan berjarak dengan istri kesayangannya.
Sangat berat rasanya jika ia harus meninggalkan aleyah dengan kondisi aleyah seperti ini.

Sebelum zuhur, aleyah sudah di perbolehkan pulang. Tapi, ia pulang ke rumah orangtuanya. Di karenakan kondisinya yang masih lemah, dan syafiq akan pergi bertugas. Khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Syafiq dan aleyah sepakat jika aleyah akan tinggal sementara di rumah orangtuanya.

Di kamar nya, aleyah masih terus di temani oleh fatma, sudah ada fachri juga. Syafiq tidak ada di sana, karena ia harus membereskan barang barang yang akan di bawanya selama bertugas. Tak lupa, ia membawa figura kecil, foto pernikahan nya dengan aleyah. Untuk mengobati rasa rindunya selama di sana.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haii semua, maaf sekali. Sudah lama sekali yaa tidak update. Author harap, kalian tetap penasaran ya dengan aleyah dan syafiq

stay healthy -aleyah❤️🤍

A soldier's sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang