18. Gundah

480 28 1
                                    

Happy reading🌈
.
.
.
.
.
.

"Hihh apaan sih fat, geli ihh"

Mobil berjenis HR-V putih perlahan memasuki pekarangan rumah bercat abu kombinasi hijau olive grove.
Halaman yang luas nan sejuk di pandang mata.
Terdapat gazebo yang di bawahnya terletak kolam ikan emas di sudut halaman.

Mereka di sambut oleh para pekerja yang sedang menata barang barang di ruang tamu.

"Ayo fat, kamarku di atas" ucap Aleyah.
"Kan kamu mau nikah le, ngapain pake beli barang baru terus nata kamarnya seakan kamu akan tinggal lama di sini?"

"Kan setelah nikah aku pasti akan main ke sini juga lah fat"
Mereka meletakkan sembarang kardus yang mereka bawa, lalu kembali ke halaman.

"Yuk" titah Aleyah.
"Hah? Kemana le?"
"Batalyon lah fat astaghfirullah"
"Ohh, aku langsung pulang nggak papa kan le? Udah hampir sore nih"
"Nggak papa lah, cusss kalo gitu"

Mereka berpisah di depan rumah fatma. Lalu aleyah memutar setirnya ke arah batalyon. Setelah sampai provost,  ia melihat marta sedang asik berbincang dengan para tentara di sana.

"Assalamualaikum bang" ucap Aleyah setelah membuka kaca mobilnya.
"Waalaikumsalam" jawab para tentara yang ada di sana.
"Dari mana kamu dek?" Tanya marta yang berjalan menghampiri nya.

"Beli barang barang buat di kamar baru ku"
"Ohh, sudah?"
"Udah donggg"

"Aku masuk dulu ya bang" aleyah menutup kembali kaca mobilnya dan berlalu pergi.

"Assalamualaikum bun, ale pulang"
Aleyah membanting tubuhnya di atas sofa dan melempar asal tasnya lalu memejamkan matanya sejenak.

"Waalaikumsalam, sudah beli beli nya?"
"Sudah bun" jawabnya tanpa membuka mata.

"Yasudah, sekarang kamu mandi"
"Ale masuk ya bun"aleyah bangkit dari duduknya dan berjalan sedikit malas ke arah kamarnya.

Setelah sampai kamar dan keheningan kembali menyelimuti nya,  lagi lagi ia memikirkan syafiq yang sampai sekarang belum juga memberinya kabar.

Sementara di tempat lain, syafiq  tengah sibuk mengelilingi tenda pleton mencari ponselnya yang hilang

Sudah lama sekali syafiq tidak melihat ponselnya. Karena terlalu sibuk dengan tugasnya, sampai sampai ia tidak sadar jika ponselnya hilang.

"Izin bang, sedang mencari apa?"
Sapa seorang prajurit lain yang hendak membuang sampah dan melintas di dekat syafiq.

"Handphone saya hilang bim"
Jawab Syafiq sambil terus mencari di sekitar tenda.

"Izin membantu bang"

"Silahkan"
Kedua laki laki itu di sibukkan dengan mencari ponsel syafiq yang hilang. Sudah hampir setengah jam tapi tidak ketemu juga.

"Gak ketemu bang"
"Tak apa bim, sampai Jakarta nanti saya akan beli baru"

"Kalo begitu, saya izin undur diri bang"
"Iya ya silahkan. Terimakasih"
Ucap syafiq ramah.

Saat syafiq hendak membereskan barang barang nya, akhirnya ia menemukan benda pipih itu.
"Alhamdulillah ketemu. Di cari cari ternyata di sini toh"
Syafiq menekan tombol power nya, namun ponselnya tidak menyala.

"Lowbat? Kenapa harus mati saat saya ingin hubungi leyah si" ucap syafiq sedikit dongkol lalu ia memasukkan ponselnya kedalam ransel.

Malam ini adalah malam terakhir syafiq dan anggota lainnya berada di perbatasan.
Besok pagi pukul 08.00 WIB, ia akan kembali ke batalyon. Senang karena ia akan segera kembali dan bertemu gadisnya yang sudah lama ia rindukan.

A soldier's sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang