24. Microwife

688 32 2
                                    

Happy reading🌈
.
.
.
.
.
.
.

Acara pedang pora pun selesai.
Sekarang masih pukul 17.15..
Syafiq, aleyah beserta keluarga besarnya pun sudah kembali ke kediaman mahawira.

"Kita ke kamar duluan ya" pamit syafiq pada keluarga besarnya yang masih asik berbincang ringan di ruang tamu.

"Gercep amat lo fiq, masih sore kali woii" ucap marta yang membuat seluruh keluarga besar pun tertawa. Aleyah tertunduk malu di sisi Syafiq.

"Ngantuk gua bang, semaleman nggak tidur"
Memang benar, semaleman syafiq tidak sempat memejamkan matanya di karenakan harus membayar mas kawin yang di minta aleyah berupa hafalan qur'an 30 juz.

Di kamar, aleyah yang lebih dulu memakai kamar mandi. Ia sudah tak betah dengan make up yang bertengger di wajahnya. Meski tipis, tetap saja tak nyaman.

15 menit sudah aleyah menghabiskan waktu untuk membersihkan diri. Saat keluar dari kamar mandi, dirinya mendapati syafiq yang sudah terlelap dengan masih mengenakan pakaian PDH nya lengkap dengan baret dan sepatunya.

"Lelah sangat rupanya kau mas, maaf membuatmu lelah" ucap aleyah lembut sambil menatap syafiq yang masih terpejam dengan damai.
Setelah membenarkan posisi jilbabnya. Ia berinisiatif untuk melepas sepatu yang masih terpasang rapih di kaki syafiq.

Perlahan ia lepas satu persatu sepatu itu. Tak lupa kaus kaki dan baret nya..
Saat ia sadar waktu Maghrib sudah dekat.. lantas ia langsung membangunkan syafiq dengan lembut.

"Mas.. mas bangun, sudah mau masuk Maghrib, cepat mandi dan kita shalat berjamaah di mushalla bawah, ayah dan yang lain menunggu"
Aleyah mengguncang tubuh syafiq pelan.. membuat sang empunya mengerang.

Syafiq mengerjapkan matanya, beradaptasi dengan cahaya di ruangan itu. Mengucak kedua matanya dan mendapati aleyah yang duduk di kursi rias menghadap nya.

"Subhanallah, mimpi apa mas semalam dapet istri cantiknya macam bidadari" ucap Syafiq dengan suara parau khas orang bangun tidur.

"Mimpi? Kamu aja semalem nggak tidur mas" jawab aleyah terkekeh.

"Mandi, ini handuknya, bajunya juga sudah leyah siapkan..kita di tunggu yang lain di mushalla bawah"
Ucap aleyah yang di angguki syafiq.

Syafiq bangkit dan tersadar jika sepatunya sudah terlepas.. siapa lagi kalau bukan ulah istri Sholehah nya ini.

"Terimakasih leyah" tutur syafiq lalu mengecup singkat kening aleyah dan berjalan menuju kamar mandi.

Aleyah terkejut dengan apa yang barusan terjadi.. tak bisa ia pungkiri jika dirinya sangatlah bahagia sekarang.

Di kamar mandi, syafiq kebingungan mencari peralatan mandinya. Pasalnya disini hanya terdapat peralatan mandi bayi.
Mulai dari sabun, sampai shampo.

"Apa saya menikahi seorang bayi?"
Syafiq bermonolog.

Terpaksa ia harus menggunakan peralatan mandi seadanya.

Tak butuh waktu lama.. syafiq pun sudah rampung dengan kegiatannya.
Aleyah sudah siap dengan mukenah yang ia kenakan.

Tak sampai di situ, syafiq juga terkejut dengan benda yang tersusun rapih di atas meja rias aleyah.
Bedak, parfum, bahkan minyak telon ada di sana.

"Ayo kita keluar bayi kecil" ajak syafiq, membuat aleyah mengerutkan keningnya.

"Siapa yang mas sebut bayi?"

"Siapa lagi kalo bukan kamu, peralatan mandi lalu ini, semua peralatan bayi.. apa bukan bayi kalau begitu hmm?" Syafiq menyentil pucuk hidung Aleyag gemas.

"Leyah suka mas, wanginya menenangkan"

Setelahnya mereka turun dan melaksanakan shalat Maghrib berjamaah.

Di meja makan, semua hening. Hanya ada suara sendok dan piring yang beradu.

"Biar leyah saja bun yang mencuci piring nya.. bunda dan yang lain duduk saja"
Ucap aleyah mengambil alih piring kotor yang di pegang sang bunda.

"Syafiq izin bantu leyah ya.. permisi"
Syafiq menyusul aleyah yang sedang berperang dengan piring kotor dan sabun di wastafel.

"Biar mas bantu"
Aleyah menoleh dan mendapati Syafiq tengah berdiri di sisinya.

"Nggak usah mas, leyah bisa sendiri.. mas kembali ke meja makan saja" tolak aleyah denga halus.

Namun syafiq tak mengindahkan perkataan aleyah, ia malah membantu aleyah dengan posisi ia berada tepat di belakang aleyah.
"Mas, jangan seperti ini.. malu kalo ada yang lihat"

"Memangnya kenapa? Toh kita udah sah"

"Ihh mas, ya nggak di sini juga lahh"

Tak lama, Marta datang untuk mengambil minum ke dapur dan tak sengaja mendapati adik adiknya tengah bermesraan di dapur.

"Astaghfirullah, ya allah kuatkan hamba ya allah.. jiwa jomblo hamba bergetar ya allahh kuatkan...

Woi kalo mau pacaran jangan di sini, ada jomblo nihhh... Bundaaa ada yang pacaran bun di dapur" teriak marta. tak habis habisnya ia meledek adik adiknya itu.

Sontak Syafiq menjauh dari aleyah.
Saat mereka kembali ke meja makan, semua orang berdehem secara bersamaan.
Dengan tatapan yang tak biasa, membuat aleyah curiga.

"Ini pada kenapa sih? Pada seret apa gimana? Minun kalo seret mahh" tak ada jawaban. Yang ada hanya senyuman menggoda yang di lemparkan bunda dan ibu mertuanya.

ia tahu, ini pasti ulah abang nya yang mengadu pada mereka tentang apa yang di lihat tadi.

'ini semua gara gara mas syafiq'.

Di kamar aleyah terus merengut kesal.
Berkali kali syafiq memanggil nya, namun tak ia hiraukan sama sekali.
Malah asik dengan novel yang di baca nya.

"Leyah, mas kok di diemin si"

"Nggak tau ah, pikir aja sendiri"

"Soal yang tadi? Yaudah mas minta maaf ya, gak ngulangin lagi deh.. yah, mas minta maaf sayang"
Aleyah terkejut dengan apa yang ia dengar barusan.

Sayang? Syafiq memanggil nya dengan sebutan sayang?..

Aleyah membalikkan tubuhnya menghadap syafiq yang duduk menghadapnya.

"Iya, leyah maafin.. tapi lain kali jangan gitu ya, leyah malu mas"
Aleyah menundukkan pandangannya.

"Makasih sayang.. bayi kecilnya mas"

"Iya sama sama, yaudah.. sekarang mas tidur ya.. mata nya sudah berat itu kelihatan nya"
Aleyah mengusap halus kelopak mata syafiq, lalu syafiq meraih tangan mungil aleyah dan mengecup telapak tangan aleyah dengan sayang.

Kemudian laki laki itu membaringkan tubuhnya. Matanya sudah terpejam.. namun belum benar benar tertidur.

"Jilbabmu nggak di buka?"tanya syafiq tetap terpejam.

"Kalo sudah siap, leyah akan buka.. sementara waktu begini tak apa ya mas"

"Tak apa.. kemarilah" syafiq membuka matanya kembali dan menepuk sisi ranjang yang kosong.

Aleyah membaringkan tubuhnya membelakangi syafiq, ia sangat gugup jika harus tidur berhadapan dengan syafiq.
Jangankan berhadapan, ada laki laki lain yang tidur di kamarnya saja masih terasa aneh.

Syafiq melingkari lengannya di pinggang mungil milik aleyah. Membuat aleyah lagi lagi tersipu atas perlakuan syafiq.

"Selamat malam microwife" pungkas Syafiq sambil mengecup Surai aleyah yang tertutup jilbab. Aroma bayi menyeruak ke Indra penciuman syafiq.

Benar kata aleyah, aroma bayi sangat menenangkan..

"selamat malam mas"balas leyah. mereka terpejam dan mulai menyapa alam mimpi.
.
.
.
.
.

Ga tau lagu dehh udeeee:v
To be continue..
Jangan lupa vote nya.

A soldier's sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang