19. Salah paham

560 29 1
                                    

Happy reading🌈🌻
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Fatma sudah kembali kerumahnya sejak tadi sore. Tinggallah aleyah sendiri di dalam kamarnya yang berukuran lumayan besar.
Berkali kali mencoba untuk tidak memikirkan syafiq barang semenit saja, tapi usahanya sia sia.
Bayang bayang syafiq selalu menghampirinya.

'kemana sih sebenernya dia? Jangan jangan dia deket sama perempuan lain di sana. Gimana kalo benar begitu? Gimana dengan pernikahan kita?' racau aleyah dalam hati.

Perlahan pintu kamar terbuka menampilkan sosok marta di ambang pintu.
"Ada apa, hmm?" Tanya marta yang mendapati aleyah sedang murung dan berjalan menghampiri adik kesayangannya.

"Gak usah terlalu di pikirin. Abang tau syafiq seperti apa, dia tidak mungkin berulah apa lagi mendekati perempuan lain"

"Bang aku mau istirahat"pungkas aleyah.

"Begitu rupanya? Mengusirku dengan halus" marta mencubit hidung mancung milik aleyah.
"Gak bermaksud bang" ujar aleyah seraya tertawa.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Saat syafiq tiba tepat di depan rumah yang sebelumnya sering ia datangi, ia mendapati rumah itu telah kosong.
Sebenarnya kemana mereka?

syafiq meraih ponselnya di dalam saku yang sebelumnya sudah ia isi daya.

Berkali kali ia menghubungi aleyah, namun aleyah tidak mengangkat telepon darinya. Ia memutuskan untuk menghubungi calon iparnya.

Suara sambungan telpon sudah berubah menjadi suara seorang laki laki.

"Waalaikumsalam ta"

"Kenapa fiq?" Tanya marta.

"Rumah lo kenapa kosong?"

"Ah yaa gua lupa kasih tau, kemarin kami pindah ke pondok indah"

"Pondok indah?kenapa?"

"Ya lo tau kan, ayah sebentar lagi pensiun, dan rumah itu juga akan di tempati sama pemilik barunya nanti, jadi beliau mutusin buat pindah sekarang" jelas marta dari seberang sana.

"Ohh...alamat nya ta, gua mau ke sana"

"Nanti gua kirim ya"

"Siap!"

"Emm ta, eleyah ada kan di rumah?"

"Ada, barusan gua abis dari kamarnya. Tapi dia udah tidur kayanya, dia bilang mau istirahat" jawab marta.

"Oke, gua tunggu ya"

"Oke, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" lalu syafiq kembali ke baraknya untuk istirahat, pasalnya setelah ia sampai di batalyon, ia langsung menuju rumah dinas mahawira, yang sekarang sudah kosong tak berpenghuni.

Keesokan harinya di jam istirahat.
Syafiq memanfaatkan waktu istirahat nya untuk mengunjungi rumah aleyah di pondok indah.

Rumah megah namun tidak menghilangkan aksen tentara di sana.
Beberapa ajudan mahawira berjaga, sebagian di gerbang dan sebagian di depan pintu masuk.

Saat syafiq memasuki gerbang, beberapa orang yang ada di pos security memberikan hormat padanya.

Ia membalas dengan senyuman dan berlalu memasuki pekarangan rumah.

Ia mengetuk pintu bercat abu abu tua itu beberapa kali.

Tak lama, pintu terbuka menampilkan sosok perempuan yang selama ini sangat ia rindukan.
Ya, itu aleyah.

A soldier's sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang