Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah pukul 15.40 namun syafiq belum kembali ke rumah dinasnya.
Istri kecil nya sudah kelimpungan mencari nya.
Ponsel syafiq tidak aktif dan Fachri tidak mengetahui keberadaan syafiq.Sampai akhirnya aleyah memutuskan untuk mencari ke kantor.
Sepanjang perjalanan, banyak orang yang menyapa nya. Baik itu istri dari para prajurit, ataupun prajurit itu sendiri."Selamat sore bu kapten" sapa seorang wanita yang terlihat lebih tua dari nya dengan ramah.
"Sore bu" jawab aleyah tak kalah ramah.
'kenapa aku di panggil bu? Apa aku terlihat tua?' batin aleyah.
Ia tak begitu kebingungan saat menuju kantor, karena sebelumnya ia sudah tinggal di markas ini selama belasan tahun sebelum pindah kerumah barunya. Hanya saja rumah yang ia tinggali bersama syafiq sekarang berbeda kompi.
Tak hanya wanita tadi yang menyebut aleyah dengan sebutan bu, namun setiap orang yang berpapasan dengannya memanggil nya dengan sebutan "ibu".
Saat sampai di pos, aleyah melihat fachri tengah asik berbincang dengan tentara lainnya.
"Assalamualaikum"
Lantas semua orang yang ada di sana menoleh pada sumber suara dan menjawab salam bersamaan."Waalaikumsalam"
Saat melihat siapa yang datang, mereka sontak berdiri dan memberi hormat."Eh bu kapten... Bu kapten"
Bisik seorang tentara pada temannya yang lain yang sedang asik mengikat tali sepatu nya dengan posisi membelakangi aleyah.Melihat reaksi para tentara di depannya, aleyah membelalak.
Tidak seperti biasanya respon para tentara itu saat melihat dirinya."Ehh nggak usah berlebihan, bersikap seperti biasa aja" titah aleyah.
"Tidak bisa bu, kami di perintah oleh kapten syafiq untuk hormat pada bu aleyah sama seperti kami hormat pada kapten syafiq" jawab fachri.
Aleyah menganga mendengar pengucapan Fachri yang biasanya tidak sebaku dan sekaku itu."Yasudah, terimakasih. Saya mau tanya apa kapten syafiq ada di kantor?"
"Siap, ada bu.. mari saya antar"
Jawab tentara yang tadi membetulkan tali sepatu.Fachri yang tidak mengetahui keberadaan syafiq hanya diam dan menatap kawannya yang lain
Saat sampai di depan ruangan syafiq, yang bukan pertama kalinya aleyah ke tempat ini.. aleyah mihat ada seorang tentara wanita yang sedang berbicara dengan syafiq.
Terlihat sangat serius, dan aleyah memutuskan untuk menunggu di depan ruangan syafiq.
Kedua mata aleyah terasa sangat berat.. susah payah ia menahan kantuknya. Namun tetap tidak bisa.
Tanpa sadar ia terlelap di depan ruangan syafiq dengan posisi duduk di kursi tunggu.******
Aleyah pelan pelan membuka matanya dan menyipitkan matanya akibat cahaya lampu di kamar."Kok aku di kamar? Tadi perasaan ada di kantor mas syafiq"
Tatapannya beralih pada pintu kamar mandi yang pelan pelan terbuka menampilkan syafiq yang sudah selesai mandi."Sudah bangun ternyata"
Ucap syafiq mendekat ke arah aleyah yang terduduk sambil bersandar pada kepala ranjang."Kok aku bisa di kamar? Tadi kan aku ada di kantor mas"
Syafiq duduk di bibir ranjang menghadap aleyah.
"Tadi saat mas keluar dari ruangan, ada kamu lagi tidur di kursi depan. Kamu nungguin mas dari kapan hmm?"
Ujar syafiq sambil menggenggam tangan mungil aleyah."Seingat ku hampir jam 4 sore tadi mas.. habis kamu nggak balik balik. Kamu kemana mas?"
"Mas tadi ada bahas sedikit soal pekerjaan yang tertunda saat cuti kemarin. Maaf ya mas ninggalin kamu di rumah sendiri"
Aleyah mengangguk dan tersenyum manis pada Syafiq.
Setelah selesai membersihkan badannya, aleyah langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan malamnya dengan syafiq.
Mereka menikmati makan malam nya dengan hikmat.
"Biar mas bantu cuci piringnya ya" syafiq mengambil piring kotor bekas mereka makan, sedangkan aleyah membereskan gelas gelas nya.
"Mas, masa sepanjang aku jalan ke kantor tadi, banyak yang panggil aku dengan sebutan "bu" mas. Emang nya aku setua itu ya? Bahkan nih ya mas, ka fachri pun panggil aku "bu" masss.. ihh nyebelin. Kalo fatma tau aku di panggil bu, pasti dia ngetawain aku...
Dan katanya itu mas yang suruh"
Sambung aleyah sambil menatap sinis ke arah syafiq.
Tak membalas ucapan aleyah, syafiq malah tersenyum dan meninggalkan aleyah ke ruang tamu.
"Masss ihhh kok diem ajaaa" ujar aleyah kesal sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Ya memang harus seperti itu sayang, mereka harus hormat sama kamu sama seperti mereka hormat pada mas.. bukannya gila hormat atau apalah itu, tapi supaya budaya hormat menghormati dan sopan santun itu selalu ada. Tidak hanya mereka ke kamu, kamu pun juga harus seperti itu. Kepada prajurit yang pangkatnya di bawah mas apa lagi di atas mas. Pada istri mereka pun seperti itu... Jadi mereka panggil kamu seperti itu sebagai bentuk hormat mereka terhadap kamu aja kok"
"Ohhh gitu tohh.. siap pak kapten hehehe" aleyah tertawa sambil bergaya hormat layaknya tentara kepada syafiq.
Syafiq membawa aleyah kedalam dekapannya. Mencium surai aleyah yang masih tertutup jilbab.
"Sayang"
Bisik syafiq pelan tepat di telinga aleyah."Hmmm" gumam aleyah tanpa melepaskan pelukannya pada syafiq.
"Datang bulannya sudah selesai belum?" Susah payah syafiq mengumpulkan keberanian untuk menanyakan hal ini pada aleyah.
'malu nya singkirin dulu deh'Aleyah menatap ke arah syafiq dengan tatapan bingungnya.
"Sudah"
Mendengar jawaban aleyah, senyuman indah di wajah syafiq pun terlihat.
"Hmmm, boleh mas minta hak mas?"
Aleyah membelalak mendengar pertanyaan syafiq.
Pipinya memerah dan memanas.Menundukkan pandangannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menghindari tatapan mata elang syafiq.
Aleyah tidak bisa menolak permintaan syafiq, memang itu haknya. Ia mengangguk pelan dan menatap syafiq dan berkata "anggap saja kita sedang mencari Ridha allah"
"Terimakasih"
Ucap syafiq lembut sambil menangkup kedua pipi chubby aleyah.Syafiq mencium kening aleyah cukup lama, beralih ke kedua kelopak mata indah aleyah, hidung.. lalu....
Yaudah lah pasti kelean yg baca tau selanjutnya apaa.
Dan apa yang terjadi selanjutnya pada mereka, biar mereka dan Allah yang tau hehehe
.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf maaf maaf bangett, up nya kelewat ngarettt.
Tapi jgn bosen tunggu chapter selanjutnya yaaaa.Syafiq🌻🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
A soldier's sincerity
Romance"tapi aku masih 18 tahun bun, bahkan aku belum lulus sekolah. Aku tidak mau di jodohin" -Aleyah "Ibu Pertiwi memanggil ku. Cinta pertamaku adalah negara ini ley, jadi ku mohon izinkan aku berkencan dengan cinta pertamaku. Aku pergi untuk tugas dan k...