Dibully emang menyakitkan. Tapi, buat gue enggak. Gue rela dibully, asal temen-temen gue bahagia.
-Aditya Cakra Jauzan-
Dan kemudian....
"Xixixixixi...." tawa Galih.
"Kwakakakaka...." tawa Cakra.
"Hahahaha.... Anjjiiir..... Yang buat siapa sih. Mau ngajak ribut Vano niatnya," ujar Kenzo ikut menyaksikan isi video.
Wajah Vano seketika merah padam. Mati-matian Vano memendam rasa kesalnya. Dan kemudian Vano mengangkat Kedua tangannya keatas.
Pletak!
Pletak!
"Nggak ada otak sih, Vano. Sakit bener pala gue," adu Cakra sembari mengusap-usap kepalanya sehabis digibeng oleh Vano.
"Mentang-mentang suka mukulin orang, temen sendiri juga ikutan kena pukul," kata Galih.
"Lo berdua tadi bilang lucu. Ini sama sekali nggak lucu," balas Vano sambil emosi.
"Wow wow wow. Santai bro, nggak usah pake emosi juga," nasehat Kenzo. Emang Kenzo yang bisa menyelamatkan Galih dan Cakra dari amukan Vano.
'Kenzoooo... I Love You' -- Cakra.
'Abang Kenzo aku padamu' -- Galih.
"Lha gimana nggak emosi. Itu gue anjir. Udah gitu video gue diedit kayak miper lagi. Siapa sih yang bikin videonya. Mau gue cukil tuh otak," geram Vano sembari memukul telapak tangan kirinya sendiri.
"Santuy bro," ceplos Cakra.
"Santuy? Lo bilang santuy? Ini menyangkut harga diri gue. Harga diri gue udah ternodai," kata Vano menggebu-gebu.
"Lha emang udah ternodai kan dari tadi pagi. Hahahaha..." ucap Galih menimpali.
"Ohh.... lo mau ngajak ribut gue ya. Sini gue sleding lo," ujar Vano sembari mendekati Galih.
"Ampun.... Sorry-lah Van," kata Galih dengan puppy eyesnya.
"Sorry sorry, emang gue Super Junior?" ucap Vano sembari mendelik kesal. Kemudian Vano menyambar permen milk kita diatas meja.
"Emang siapa yang nyebarin videonya?" Kenzo berusaha mengambil perhatian Vano.
"Nggak tahu. Cuma dapet dari website sekolah," balas Galih.
"APA! Website sekolah. Awas aja kalau sampai ketemu tuh anak, gue bakal bikin dia nggak betah hidup disekolah," ultimatum dari Vano.
"Sebenarnya gue penasaran sama tuh cewek. Dia kok nggak mempan lo gombalin sih, Van?" tanya Kenzo yang memang berniat untuk menarik perhatiannya Vano.
"Mana gue tahu," balas Vano setelah mengedikan bahu.
"Mungkin jimat semar mesem punya lo udah nggak berfungsi," tebak Cakra.
"Heh bocil, gue nggak suka pake kayak gituan ya. Enak aja, gue pake jimat. Sorry-sorry aja," tukas Vano terlihat tak suka dengan gagasannya Cakra. Memanglah Vano tak pernah menggunakan jimat. Dia ganteng memang dari lahir. Sebagus itulah takdir Vano.
"Berarti, itu cewek yang pertama ngalahin kekuatan gombalan punya lo dong?" ujar Galih.
"Hem bener juga. Kok gue jadi ikutan kepo ya," Vano terus membayangi ucapannya si cewek itu saat pagi hati dan waktu di kantin tadi.
'Kok gue jadi kepoan gini sama cewek?'-- Vano
Semua terdiam. Menciptakan keheningan yang pertama kali. Mereka semua terus mengingat akan siapa sebenarnya cewek itu.
"Nah gue tahu, gue tantang lo buat kenalan sama dia, besok," ungkap Cakra memecah keheningan.
"Apa hubungannya tolol!" balas Galih.
"Itu sih kecil," kata Vano "kalo gue bisa kenalan sama itu cewek apa taruhanya?" tantang Vano balik, sembari menampilkan senyum miringnya.
"Ya nggak ada taruhannya dong." gerutu Cakra sambil cemberut. Pasalnya jika ingin menantang Vano harus selalu ada taruhannya.
"Gue traktir makanan buat lo, selama seminggu," kata Kenzo.
"Oke deal," jawab Vano.
"Tapi kalo lo kalah, lo jadi babu gue selama seminggu," ultimatum Kenzo. Melihat Vano yang akan protes segera Kenzo menambahkan. "Nggak ada protes, kalo lo protes berarti gombalan maut lo emang udah nggak mempan."
Dan Vano cuma bisa menampilkan muka masamnya yang justru menambah kesan imut ditampangnya.
'Kelihatannya itu cewek lain dari pada cewek yang lainnya. Bodo amat pikir besok aja'--- Vano.
Keesokan harinya disekolah....
TBC
Baca+Vote+Coment=
Aku Sayang Kamu
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Pawang [REVISI]
Teen Fiction"Lo jangan seperti magnet. Jika menarik, ya menarik saja. Jangan menarik tapi juga menolak." -Devano Matteo Adhitama- -------------------------------- Ketua gengster The Draks yang merupakan cowok suka gombal, humoris dan tebar pesona berte...