Tiba-tiba ponselnya yang berada dipangkuannya berdering diiringi lagu ON Kinetic Manifesto dari BTS. Menampilkan notif telepon dari Adel dan Keysa.Vani pun menggeser tombol hijau."Halo. Halo Van, lo udah siap kan?" tanya Adel diseberang telepon.
"Hem."
"Sip. Lo udah siap kan, Key?" tanya Adel lagi kali ini tertuju ke Keysa.
"Siap dong. Ya udah cepetan cerita."
"Eits. Sabar dong. Hem dari mana ya, oh iya, awalnya gue kan punya temen cewek, dia sekarang tinggal di Bandung. Nah temen cewek gue ini pacarnya anggota geng motor. Awalnya sih gue enggak percaya, terus temen gue ngasih gue sebuah foto. Foto itu diambil disebuah bangunan yang udah tua gitu, terus didalam foto itu banyak banget orangnya. Ya rata-rata sih pake motor yang gede gitu. Dan beberapa ada orang yang bawa senjata tajam dan ada bendera yang ada tulisannya dan juga ada gambar tengkorak-" cerita Adel terhenti.
"Cepetan napa. Pake berhenti segala," kata Keysa sinis. Pasalnya kini Keysa sangat kepo dengan cerita Adel.
"Bentar dulu bego. Gue napas dulu," Kemudian Adel menghembuskan napasnya. "Nah sekarang lanjut."
"Benderanya warna hitam dan tulisannya itu... emm apa ya, kok gue lupa. Oh iya The Draks. Gue dikasih tahu pacarnya temen gue itu yang mana orangnya. Setelah gue tahu kalo pacarnya temen gue itu anak geng motor gue shock dong, gue kan anaknya kepoan, akhirnya gue lihat-lihat deh siapa aja yang ikut geng itu. Dan yang bikin gue penasaran adalah-"
"Dih cepetan napa, kenapa lo potong sih bikin kepo aja," cetus Keysa.
"Dan yang bikin gue penasaran adalah-" goda Adel.
"Gue timbuk lo besok. Cepetan napa," kata Keysa lagi.
"Cie... Pada nungguin ya?" tanya Adel.
"Enggak!" jerit Keysa.
"Ya udah lanjut. Yang bikin gue penasaran adalah, cowok yang ada dibarisan paling depan dan berada tepat ditengah-tengah. Dia itu kak Vano. Kata temen gue kak Vano itu yang menjabat jadi ketua gengnya. Terus-"
"Bentar-bentar maksut lo, kak Vano kakak kelasnya kita sekolah, kan?" tanya Keysa.
"Iyaaa.... Emangnya lo punya kenalan yang namanya Vano, selain kak Vano yang itu? Enggak kan. Lanjut nih?" tanya Adel gemas.
"Iya lanjut aja," balas Keysa.
"Terus kata temen gue kak Vano kalo lagi nyerang itu, tingkat kegantengannya naik sampek seratus persen. Terus kak Vano itu terkenal banget sadisnya kalo lagi ngebunuh seseorang. Terus nih ya-"
"Sorry, gue dipanggil mama," sela Vani segera menggeser tombol merah.
Vani membanting ponselnya ke kasur. Dia menyesal setelah menghabiskan waktu kurang lebih sepuluh menit hanya untuk membahas cowok brengsek itu.
Ya siapa lagi kalau bukan Vano. Setelah apa yang dilakukan Vano tadi pagi terhadap dirinya, sudah membuat Vani sangat membenci Vano.Ditambah lagi Adel yang malah membahas soal kegantengannya Vano. Sukses menambah poin kebencian Vani terhadap Vano. Dan soal Vani yang dipanggil mamanya cuma alibi Vani untuk mengakhiri telepon unfaedah tersebut.
Karena kantuk tak kunjung tiba, akhirnya Vani memutuskan untuk belajar sebentar. Saat Vani baru saja beranjak dari kasur tiba-tiba ponselnya berdering tanda sebuah telepon masuk.
"Elah siapa lagi sih malem-malem nelpon orang. Kayak nggak punya kerjaan aja," omel Vani segera meraih ponselnya.
Alis Vani berkerut. Nomor baru?Setahunya, Vani belum pernah memberikan nomor ponselnya ke sembarang orang, kecuali Adel, Keysa dan keluarganya.
Sesaat Vani bimbang, apakah dia harus mengangkatnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Pawang [REVISI]
Teen Fiction"Lo jangan seperti magnet. Jika menarik, ya menarik saja. Jangan menarik tapi juga menolak." -Devano Matteo Adhitama- -------------------------------- Ketua gengster The Draks yang merupakan cowok suka gombal, humoris dan tebar pesona berte...