Teruntuk fakboi kelas teri. Cepet tobat gih, dosa lo udah banyak.
-Devani Puspita Jayachandra-
Sebuah gudang bekas penyimpanan bahan-bahan bangunan yang sangat besar telah menjadi markas besar milik geng The Draks. Dengan suasana gelap gulita diluarnya dan dengan cahaya remang-remang didalamnya sudah menjadi suasana favorit anak-anak The Draks terlebih lagi bagi Vano yang menjabat sebagai ketua geng.
Hanya hal-hal penting yang mewajibkan semua anggota dan anggota inti harus hadir di markas besar. Tapi tidak dengan kali ini. Jadi saat ini hanya ada beberapa anak yang menyempatkan diri hanya untuk sekedar nongkrong disini.
Akan tetapi anggota inti diharuskan selalu hadir untuk memantau keadaan markasnya. Anggota inti beranggotakan Cakra, Galih, Zafran, Kenzo sebagai wakil ketua dan Vano sebagai ketuanya.
Mereka disini hanya ingin kabur dari suasana rumah yang membosankan. Dan kini mereka hanya sedang duduk-duduk main poker. Tapi beda lagi dengan Vano. Dia lebih memilih bengong akibat kejadian tadi sore. Ya waktu Vano dan Vani berpelukan dibawah guyuran air hujan yang sangat deras.
"Woy gue menang. Ye gue menang. Sekarang lo sini Cak, gue tampar lo kayak lo tadi nampar gue," kata Galih sembari menyuruh Cakra untuk mendekat.
Saat ini Galih dan Cakra sedang bermain poker berdua. Dan siapa yang kalah akan mendapatkan tamparan maut dari sang pemenang. Dan tadi Galih sudah kalah duluan, bahkan bekas tamparan Cakra masih terlihat kemerah-merahan dipipi kanannya Galih.
Dengan muka masam Cakra berdiri mendekati Galih. Memejamkan kedua matanya erat-erat. Saat telapak tangan Galih barusaha terangkat untuk bersiap-siap, Cakra malah menjauhkan pipinya.
"Wah ngajak berantem lo ya. Cak sini, nggak laki banget lo. Lari dari pertanggung jawaban!" seru Galih. Refleks Cakra membuka kedua matanya.
"Kalo yang minta pertanggung jawaban cewek mah gue mau. Nah kalo elo, udah pasti gue nggak maulah," bantah Cakra.
"Nggak usah kebanyakan bacotlah. Sini cepetan."
Mau tak mau akhirnya Cakra mendekati Galih dengan langkah pelan-pelan. Hingga tiba didepan Galih, Cakra hanya bisa menghela napasnya berat. Dan tak lama kemudian terdengar suara.
Plak!
"Anjir sakit goblok. Galih punya otak nggak pernah dipake!" seru Cakra sembari mengusap-usap pipinya yang baru saja terkena tamparan Galih.
"Nggak usah kayak cewek. Lo tadi nampar gue juga sakit banget. Sekarang maen lagi."
"Ogah maen lagi sama lo. Orangnya nggak asyik. Sukanya pake kekerasan," kata Cakra sembari beranjak dari tempatnya menuju ke Kenzo berada.
Kenzo yang sedang main game online tiba-tiba terganggu oleh datangnya telepon yang tak terduga.
Ponsel Kenzo menampilkan sebuah nama yang merupakan anggota Draks yang notabenya sebagai adik kelasnya. Karna malas menjawab pertanyaan teman-temannya nanti, maka Kenzo mengeraskan volumenya.
"Halo Tris ada apa?" sapa Kenzo.
"Gin-gini bang, anak-anak yang lain sedang diserang." jawab orang diberang sana yang bernama Tristan. Semua pasang mata seketika bersiaga.
"Diserang sama siapa?" tanya Vano.
"Anak-anak Dragon bang."
Napas Vano memburu. Sudah sekian lama Vano tak melihat geng Dragon. Dan kini mereka datang langsung menghajar anggotanya yang lain. Mereka sudah berhasil membuat Vano marah dalam mode paling marah. Karna bagi Vano The Draks merupakan keluarga kedua baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Pawang [REVISI]
Teen Fiction"Lo jangan seperti magnet. Jika menarik, ya menarik saja. Jangan menarik tapi juga menolak." -Devano Matteo Adhitama- -------------------------------- Ketua gengster The Draks yang merupakan cowok suka gombal, humoris dan tebar pesona berte...