Tempur (3)

389 59 5
                                    

Ditempat yang dijanjikan, berdirilah sekelompok orang yang sudah siap membawa berbagai peralatan untuk tempur. Dibarisan paling depan, berdiri sebuah motor ninja warna merah, yang dikendarai oleh Vano. Sedangkan dijok belakang, sudah duduk Galih, membawa sebuah bendera kebanggan mereka yang diikat dengan sebuah tongkat yang terbuat dari besi.

Jam empat lebih sepuluh menit. Kini Vano dan kawan-kawannya sudah tidak sabar ingin membantai musuhnya, geng The Dragon. Tapi musuhnya belum memperlihatkan batang hidungnya.

Vano melihat jam tangan dipergelangan tangan kirinya lagi. Setelah melihat jarum jamnya, Vano mendesah napas berat. Menengok ke belakang, ke arah Galih.

"Bilangin ke temen-temen yang lain. Lebih dari lima menit mereka nggak datang, kita yang maju susul mereka," kata Vano kepada Galih.

"Siap bos," balas Galih sembari memberi hormat. Galih memutar kepalanya kearah teman-temannya yang ada dibelakangnya.

"Woy, pasukan The Draks dengerin pengumuman dari Vano. Jika lebih dari lima menit, mereka belum datang, kita samperin mereka dimarkasnya!" teriak Galih memberi pengumuman.

Kebanyakan dari pasukan The Draks hanya menganggukan kepala. Tetapi ada juga yang membalasnya dengan mengacungkan senjata yang mereka bawa. Tepat dimenit ketiga, suara kebisingan menghampiri mereka.

Mereka, para musuh juga sudah siap dengan senjata yang dibawanya. Dan diposisi paling depan berdiri sebuah motor ninja hijau, mempertegas posisinya sebagai ketua.

"Woy, bangsat. Telat mulu lo jadi orang. Kalau emang gak berani, gak usah sok nantang. Cih dasar mental tempe," seru Cakra, yang berdiri dibarisan nomor dua.

Si pengendara ninja merah, melepaskan helm full facenya. Memperlihatkan wajah kemarahan atas ejekan yang baru saja Cakra berikan.

"Jangan mentang-mentang lo udah jaya. Lo ejek musuh lo, seenak jidat lo. Perlu kalian garis bawahi. Kali ini gue gak bakal biarin geng kalian menang!" teriak Steve kepada semua pasukan The Draks, yang pastinya lebih ditujukan kepada Vano.

"Kebanyakan bacot. Serahin Tristan sekarang!" perintah Vano mutlak.

Kini hilanglah wajah keramahan yang biasa Vano pasang sehari-hari. Yang ada tinggallah wajah garang yang siapapun tak akan sanggup menatapnya lama-lama. Steve tersenyum smrik. Mengangkat sebelah alisnya. Mulai menantang Vano.

"Gak bakal gue serahin, sebelum ada bendera The Dragon yang tumbang!" jawab Steve lantang. Vano balas melempar smriknya. Vano mulai memasang helmnya, kemudian menghadap ke arah pasukannya.

"Pasukan The Draks!!!.... SERANGGG!!!..." seru Vano.

Komando Vano bagaikan semangat bagi pasukan The Draks. Mereka segera maju ke medan perang. Siap melawan musuh, tanpa rasa takut. Siap membela The Draks tanpa rasa gentar. Siap membela Vano, tanpa ada keraguan. Karena bagi mereka, The Draks adalah segalanya.

Vano menstater motornya, dengan semangat yang menggebu-gebu, mulai menjalankan ke depan. Bersiap menghantam motor Steve, yang juga berniat menghantam motor milik Vano.

Tinggal tiga meter lagi, Vano akan menghantam si musuh. Tetapi tanpa disadari oleh Vano, sebuah motor ninja hitam menghantam body motornya dari arah kanan. Membuat motor milik Vano sedikit oleng. Vano sempat melirik ke si pelaku. Dia, si pasukan The Dragon.

Cit.

Bruuaakkk....

Suara hantaman kedua, kali ini datang dari arah depan. Tanpa menolehpun Vano tahu siapa pelakunya. Saat Vano sedang berusaha membuat motornya stabil, giliran Steve menghantamnya dari arah kanan. Membuat motor ninja milik Vano terpental cukup jauh.

I Love You My Pawang [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang