Teruntuk sobat-sobat gue, tolong bedain waktu antara buat kumpul bareng kalian sama waktu buat uwwu-uwwuwan. Suka banget bikin gue uring-uringan anjir.
-Devano Matteo Adhitama-
Hari Senin, hari pertama sekolah setelah Vano dan Vani diskors. Setelah menghabiskan hari hukuman dengan holiday ke Jawa Tengah, sekarang mereka semakin akrab. Malah terlihat seperti sepasang kekasih yang baru dimabuk cinta. Setelah menjemput Vani dirumahnya, Vano segera melajukan motornya menembus keramaian jalan raya menuju sekolah. Hingga tiga puluh menit berlalu, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.
"Eh itu Vano kan, kok dia boncengin cewek. Eh anjir, itu Vani kelas sepuluh," pekik salah seorang cewek yang berdiri tak jauh dari lokasi Vani dan Vano berada. Vani menoleh melihat badge kelasnya, ternyata kelas sebelas.
"Heh diam anying, lo mau dihajar sama dia kalau sampai kedengeran? Leon aja sampe babak belur. Udah diem nggak usah ngegibah orang lain," balas temannnya. Meskipun dia berbisik tapi Vano dan Vani masih bisa mendengarnya.
Vani yang masih duduk diatas motor menghela napasnya dengan berat. Vano memperhatikan raut wajah Vani dari kaca spion.
"Udah, nggak usah lo dengerin mereka. Mereka cuma iri sama lo yang bisa naik motor sama mostwanted sekolah kaya gue," Vano berkata sembari melepas helmnya.
Vano yang sudah terbiasa tak memakai helm, mulai sekarang harus memakai helm. Karena Vani mengancamnya. Jika Vano tak memakai helm, maka Vani tak mau naik ke motornya.
"Pede bener lo. Bukan itu yang gue pikirin," balas Vani sembari menyerahkan helm yang baru saja dia pakai.
"Terus?"
"Gue, segitu galaknya ya, sampai cewek-cewek lain pada takut sama gue?" tanya Vani lirih.
Vano turun dari motornya. Kemudian menurunkan Vani pelan-pelan. Vani tak menolak, dia hanya diam saja, saat tubuhnya diangkat oleh Vano.
"Enggak. Lo nggak galak. Orang lo kaya Hello Kitty, gini kok," gurau Vano ingin menghibur Vani.
"Sa ae lo jarwo," balas Vani kemudian menggeplak bahu Vano.
"Tumben jarwo. Biasanya juga bambank?"
"Ganti. Bosen kalo bambank terus," balas Vani kemudian mengambil dasi dari saku roknya.
Sebenarnya Vani malas menggunakan dasi. Ingatlah jika Vani adalah cewek badgirl. Dirinya mau menggunakan dasi karena Gilang mengancamnya tadi pagi. Kalau Vano? Dia memang memakai dasi, tapi waktu dilapangan saat upacara saja. Jika upacara sudah selesai, dasinya akan dia lepas.
"Ih susah bener nih dasi," gerutu Vani yang masih fokus memakai dasi di kerah bajunya.
Vano maju selangkah mendekati Vani, menundukkan kepalanya sedikit ke bawah karena tinggi badan mereka yang tak sama. Mengambil alih dasi Vani, kini Vano yang mulai memakaikan dasi dikerah baju milik Vani.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Pawang [REVISI]
Teen Fiction"Lo jangan seperti magnet. Jika menarik, ya menarik saja. Jangan menarik tapi juga menolak." -Devano Matteo Adhitama- -------------------------------- Ketua gengster The Draks yang merupakan cowok suka gombal, humoris dan tebar pesona berte...