Suasana sekolah yang mulai sepi, hanya ada segelintir manusia yang masih betah bertahan didalam sekolah tercintanya.
Termasuk Vani. Ya saat ini Vani masih berada disekolah. Padahal jam sudah menunjukkan pukul empat lebih lima menit, tapi Vani harus menunda jam kepulangannya beberapa jam kedepan.
Dan kenapa Adel dan Keysa tidak menemani Vani? Kata mereka berdua, sedang ada urusan keluarga, jadi tidak bisa menemani Vani.
Ada sesuatu yang menahannya untuk bertahan disekolah. Siapa lagi biang keroknya, selain Vano. Ya Vano yang menyuruh Vani untuk menunggunya. Bukannya Vano menyuruh Vani menunggui dirinya hanya untuk mengantarkan gadis itu pulang, tapi sesuatu yang lebih seru untuk ditonton.
Flasback On
"Ya udah lo mau apa? tanya Vani dingin.
"Gue mau-"
Vano tak melanjutkan perkataannya. Dengan tanpa perasaan Vano malah tersenyum manis ke arah Vani. Dan membuat alis Vani terangkat sebelah.
"Nggak usah senyum-senyum. Bikin gue eneg aja. Cepetan lo mau apa."
Melihat respon Vani lain dari cewek lain, membuat Vano terkekeh.
"Astaga galak banget calon gue." kata Vano lirih.
"Apa lo bilang!"
Tuhkan baru aja dibilangin, udah ngegas aja--- Vano
"Emm... Gini aja. Lo, gue tantang main basket gimana?" tanya Vano.
"Basket huh?" ulang Vani. Dan Vano mengangguk mantap. "nggak punya malu banget ya, sampai nantangin cewek?" remeh Vani. Vano terlihat terpancing dengan ucapan Vani.
"Ya kalo lo nggak mau berarti lo penakut. Kan lo udah bilang tadi, gue mau apa, lo mau nurutin kemauan gue. Nah ini yang gue mau. Gue nantangin elo main basket."
Alis Vani berkenyit ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Vano.
"Apa gue pernah bilang mau nurutin kemauan elo?" tanya Vani dengan diikuti seringai jahatnya. Vano menggeram kesal. Pasalnya Vano memang kalah telah adu mulut dengan Vani.
"Pokoknya kalo lo nggak dateng nanti di lapangan, gue anggap lo penakut. Dan tunggu aja, gue bakal bikin hidup lo nggak tenang selama disekolah." ucap Vano kemudian bangkit dari duduknya dan berdiri tepat disamping Vani. Mensejajarkan mulutnya dengan telinga kanan Vani dan berkata lirih. "Bahkan gue bisa ngelakuin lebih dari yang kemarin."
Vano pergi dan langsung diikuti oleh kawan-kawannya. Sesungguhnya Vani tidak ambil pusing dengan tantangan Vano. Bahkan sebenarnya Vani merasa senang.
Sudah lama dia tidak main basket lagi. Hanya saja Vani tak mau bermain bersama Vano, si cowok brengsek yang telah mengganggu hidupnya beberapa hari.
Flasback Off
Vani sudah duduk manis dibangku kayu. Memasukan seragam putihnya yang baru saja dia ganti dengan seragam olah raga. Kenapa Vani harus ganti baju? Jawabannya, Vani beranggapan jika cewek main basket memakai rok pendek itu tidak sopan. Selain untuk menjaga sopan santun tentu memakai seragam olah raga tentu lebih nyaman. Dan kini hanya tinggal menunggu si lawan.
*
*
*"Van, lo serius mau nantangin tuh cewek," tanya Kenzo yang berada disamping kanannya.
"Tergantung. Kalo dia nggak dateng berarti nggak jadi. Dan jika itu terjadi gue mau main-main ama dia." ujar Vano diakhiri senyum evilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Pawang [REVISI]
Teen Fiction"Lo jangan seperti magnet. Jika menarik, ya menarik saja. Jangan menarik tapi juga menolak." -Devano Matteo Adhitama- -------------------------------- Ketua gengster The Draks yang merupakan cowok suka gombal, humoris dan tebar pesona berte...