Coca-Cola

406 61 17
                                    

Teruntuk para fans gue. Gue cuti dulu ya, jadi Tukang Gombalnya. Takutnya si pujaan hati cemburu.

-Devano Matteo Adhitama-


TENG! TENG! TENG!

Waktu istirahat, seperti biasa kantin selalu ramai oleh para penghuni kelas, yang baru saja menyelesaikan tugasnya menimba ilmu. Tak ketinggalan suara nyanyian dari Vano dan teman-temannya yang menambah ramainya suasana.

Seperti biasa, Vano sedang memangku gitar yang biasa dia pinjam. Gitar berwarna coklat, dan bersih tanpa adanya stiker yang menempel ataupun tulisan dari tangan-tangan nakal. Kinipun Vano dan teman-temannya sedang menyanyikan sebuah lagu yang sedang viral di tik tok.

"Kisah ini berawal dari instagram...."
"Dan kita saling mengenal lebih dalam...."
"Rasanya ingin ku membawa dia...."
"Dari dunia maya ke dunia nyata...."

"Wadaw!" seru Cakra.

Hening. Suara nyanyian mereka, lenyap. Suara petikan gitar, menghilang. Suara tepukan meja, tak terdengar. Kecuali satu.

PLAK!

"Sakit! Anying!" jerit Cakra setelah mendapatkan sebuah jitakan dikepalanya. Kemudian Cakra menoleh ke arah kirinya, tepatnya ke arah Galih.

"Lo, punya dendam kesumat ya Gal, sama gue?" tanya Cakra nyolot.

"Nggak," jawab Galih santai.

"Terus kenapa, lo jitak kepala gue bambank?!" kata Cakra sembari mencoba memelintir leher Galih, tapi sudah ditepis terlebih dahulu sama si empunya.

"Lo kalo nyanyi yang sesuai lirik lagunya dong. Belum sampai di bagian itu, lo langsung maen loncat lirik aja," terang Galih, yang mengoreksi kesalahan Cakra, yang membuat teman-temannya berhenti menyanyi.

"Ya suka-suka gue dong. Kan yang nyanyi gue, lo-lo pada cuma ikut-ikut gue kan?" balas Cakra.

"Gak sadar diri banget, emang. Siapa yang ikut siapa," ceplos Kenzo sembari menyeruput es teh manisnya.

"Ganti aja Van, lagunya. Lagu Fakboi ajalah," usul Galih sembari menatap ke arah Vano.

"Hah apa? Lo fakboi, Gal? Ckckckc," Cakra berkata sembari menggeleng-geleng kepalanya berulang kali. "Wah gak nyangka gue, ternyata lo manusia tak suci, Gal. Penuh dosa. Cowok tak bermutu."

PLAK!

Lagi-lagi suara dari sebuah jitakan yang mendarat dikepala Cakra.

"Lo beneran punya dendam kesumat? Yok baku hantam kalo lo berani, sini ayo maju," ucap Cakra sembari berpose seperti petinju andalan.

"Udahlah. Gak usah berantem lo Cak. Sekalinya berantem malah babak belur. Mendingan lo beliin gue minuman aja sono," lerai Vano sambil meletakan gitarnya diatas meja dan membuang tusuk permennya yang sudah habis.

"Ogah. Lagian kenapa harus gue sih."

"Lo kan tahu Cak," balas Vano santai.

"Pokoknya hari ini gue gak mau disuruh-suruh," balas Cakra sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

"Lo mau kualat sama ketua sendiri?" tanya Vano sembari melotot ke arah Cakra.

"Ya.... Gue gak maulah. Eh emang gue bisa kualata ya, kalau gitu?" Cakra berkata sembari menggaruk kepalanya.

"Ya bisalah," balas Galih sembari menahan tawanya. Hingga akhirnya, Galih tak dapat menahan tawanya, dan tawanyapun pecah.

"Hahaha.... Bego banget sih lo, Cak. Hahaha...."

I Love You My Pawang [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang