Tugas cewek paling berat adalah?
Disakiti hati tanpa diobati.-Devano Matteo Adhitama-
Sepi dan sunyi. Itulah keadaan rumah milik Vani sekarang. Vani yang setelah makan malam dengan Gilang, kini tak memiliki kerjaan apapun. Jadi dia mengajak Gilang untuk menemaninya menonton pertandingan sepak bola saja. Papa dan mamanya sedang pergi ke luar kota karena keperluan bisnis papanya. Saat ini Gilang sedang membuat kopi untuk menemaninya menonton pertandingan sepak bola.
"Kak Gilang, sekalian snacknya bawain juga, ya?!" seru Vani dari ruang tengah. Hingga tak lama kemudian, Gilang sudah duduk disampingnya Vani. "Mana Kak, snacknya?"
Tiba-tiba Vani mendapat jitakan dikepalanya
"Aduh. Kok lo main kasar sih, Kak?!"
"Lo tuh ngemil mulu. Sampai-sampai gak sadar persediaan snacknya udah habis. Sekarang, lo beli sendiri. Nih uangnya," balas Gilang sembari mengeluarka uang dari saku celananya.
"Kok gue sih. Ya seharusnya elo dong," Ujar Vani sembari melipat kedua tangannya didepan dada.
"Lo beli sendiri atau nggak gue temenin nonton," ancam Gilang.
"Anjir, mainnya ancem-anceman."
"Ngomong apa lo. Gue aduin ke papa kalo lo ngomong kasar lagi."
"Eh eng-enggak. Tadi gue cuma ngomong banjir. Iya banjir."
"Ngeles aja lo, bisanya. Udah sana pergi, keburu mulai nih pertandingannya."
Vani beranjak dari sofa dengan menggerutu. Gilang yang melihat kelakuan si adik hanya menggelengkan kepalanya.
Jarak rumah sampai minimarket hanya berkisar seratus meter. Jadi Vani memilih untuk berjalan kaki saja. Dan tak perlu menunggu waktu lebih lama lagi, setelah sampai didepan minimarket, dengan segera Vani memasuknya.
"Selamat datang ditoko kami," sapa mbak kasir si penjaga minimarket. Vani hanya menganggukan kepalanya sembari tersenyum tipis. Kemudian berjalan ke rak-rak snack.
Saat tiba dihadapan deretan snack, Vani bingung sendiri melihat banyaknya snack yang ada disana, "Mau snack yang mana, ya?"
"Argh, ribet. Main ambil aja dah."
Vani mengambil beberapa snack dengan buru-buru, agar tak ketinggalan acara pertandingan sepak bola kesukaannya. Setelah dirasa cukup banyak snack yang dia ambil, Vani segera membawanya ke kasir.
"Udah mbak. Ini semua berapa?" tanya Vani.
"Sebentar ya mbak. Saya hitung dulu."
Vani hanya mengangguk lagi. Kemudian melihat si kasir menghitung belanjaannya.
"Semuanya enam puluh ribu, mbak," ujar si kasir.
Vani segera mengeluarkan uang dari saku celana santainya. Kemudian memberikan ke kasir.
"Ini mbak."
Si kasir segera menghitung kembaliannya. Karena Vani membayar dengan uang seratus ribuan.
"Totalnya enam puluh ribu. Uangnya mbak seratus ribu. Jadi kembaliannya empat puluh ribu. Ini ya mbak," kata kasir sembari menyerahkan dua lembar uang dua puluh ribuan.
"Terima kasih banyak," balas Vani sembari menerima uang kembaliannya dan meraih kantong plastik.
"Terima kasih kembali. Semoga Anda senang belanja di toko kami," ujar kasir. Dan lagi, Vani hanya terseyum sebagai balasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Pawang [REVISI]
Teen Fiction"Lo jangan seperti magnet. Jika menarik, ya menarik saja. Jangan menarik tapi juga menolak." -Devano Matteo Adhitama- -------------------------------- Ketua gengster The Draks yang merupakan cowok suka gombal, humoris dan tebar pesona berte...