-Rabu, 15 Jul 2020; 12.00 PM-
"Sung..."
"Eum?" Tanya Jisung bingung, yang melihat abangnya nampak lesu.
"Kenapa lo bang? Kok kusut gitu? Pusing skripsi lu?" Tanyanya lagi.
"Kok lu belum tidur sih jam segini? Bagus deh." Jawab bang Brian dengan lesu.
"Ha? Oh itu.. ga bisa tidur gue. Bagus? Ga bisa tidur malah dibilang bagus, gimana sih?" Jawab Jisung dengan kesalnya.
"Kita harus balik ke Surabaya." Jawab sang abang dengan wajah lesunya.
"Ha? Tiba-tiba? Kenapa? Ada apa sama Mama?"
Sudah sekitar 3 bulan ini, Jisung dan Brian hanya tinggal berdua di rumah Jakarta saat ini. Orangtua mereka balik lagi ke Surabaya karena masalah pekerjaan sang Papa tentunya.
Mereka ingin tinggal di rumah saat ini karena mereka sudah nyaman katanya. Dan tentunya masalah pendidikan mereka juga. Jisung yang sebentar lagi menyelesaikan masa SMA nya, sedangkan sang abang, Brian, yang tengah dilanda skripsi di bidang perkuliahannya. Tentu mereka harus selesaikan itu dan tidak bisa ikut ke Surabaya dengan orangtuanya.
"Beresin barang lu sekarang. Kayaknya kita perlu tinggal disana beberapa hari. Enggak, seminggu, lebih mungkin? Ya sekitar itulah." Jawab sang abang lalu pergi menuju kamarnya.
Jisung yang paham maksud sang abang pun juga langsung menuju kamarnya, untuk menyiapkan beberapa pakaian mereka untuk tinggal disana nanti.
Tapi, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia belum menyelesaikan masalahnya dengan Naya. Dia tidak ingin meninggalkan Naya dengan perasaan seperti itu. Dia ingin tinggal, tapi disisi lain dia juga harus pergi. Harus. Karena ini masalah keluarganya, terutama sang Ibu. Dia dan abangnya harus membawa sang Ibu keluar dari rumah bak nereka itu. Bahkan, tak pantas disebut rumah...?
"Bang.." panggil Jisung dengan lesunya.
"Kapan kita berangkatnya? Jam berapa? Ga malam ini juga kan? Be─"
"Emang kenapa kalo malam ini? Kita harus bawa Mama keluar dari neraka itu sesegera mungkin Sung. Ga mungkin kan kita biarin Malaikat kita tersiksa gara-gara Ib.lis itu? Tega lo?"
Jawab sang abang, dengan penekanan pada kata 'Ib.lis'."Tapi.. terus kenapa bang Brian tadi nyuruh beresin barang? Bawa pakaian dan segala macem yang kita butuhin disana? Terus bilang tinggal juga.."
"Abang punya rencana."
"Apa?"
"Bere─"
"Jawab pertanyaan gue dulu bang. Apa rencana lo? Setelah itu, gue beresin barang gue."
"Hm.. kita harus tinggal disana sebab.. yaa.. harus diomongin dengan musyawarah. Lo gak mau kan Mama disiksa mulu disana? Gak punya salah apa-apa, pulang-pulang tuh iblis tiba-tiba nyerang Mama dengan kekerasan. Ini tuh udah KDRT Sung, gak bisa di biarin. Harus di musyawarahin. Sampe sini udah paham?"
"Hm.. iya gue paham. Tapi, sebelum di musyawarahin lo udah ada jawaban? Abang tau sendirikan? Sejak kita tinggal disini, dan Mama kita tinggalin disana sendirian, Ayah sering banget pulang dalam keadaan gak sadar alias mabuk, dan berujung Mama jadi pelampiasan kemarahannya. Kita disini tiap dapet telfon dari bi Inah sering dapet kabar buruk daripada baiknya. Untung ada Bi Inah yang mau bantu kita, kalo enggak ya Mama bakal nutupin ini sampai kapan pun dan gak mau buat kita khawatir."
"Ya itu Sung. Tentu saja gue udah nentuin jawaban yang pas buat Mama dan keluarga kita─
"Jangan bilang, lo nyuruh Mama cerai sama Ayah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ Insomnia | Han Jisung SKZ ❞ ✅
Fanfiction[COMPLETED] Jika kamu memiliki kebiasaan ⁱⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ, apa yang akan kamu lakukan? ┊ ┊ ┊ ┊ ✎﹏🌙 °ft nct dream💚 ©naynaykim_ // voreokim 🥇#1 in insomnia - 18/07/2021