➸bertemu

185 43 1
                                    

(flashback: Sebelum Naya mengetahui keberadaan Jisung)

-Kamis, 16 Jul 2020; 02.00 AM-

Sepasang abang adik ini telah sampai di rumah asalnya, Surabaya. Lebih tepatnya, sekarang mereka sudah di depan gerbang rumahnya. Memandangi luar rumah di luar gerbang. Sudah menjadi kebiasaan mereka. Setiap berkunjung mereka selalu memandangi rumah itu terlebih dahulu, apa ada yang beda? Pikirnya. Tapi tetap saja, tak ada satupun perbedaan yang dilihat mereka. Luar tampak sama, hanya dalamnya saja yang berbeda.

"Hhhhh.. ga siap gue bang ketemu Mama. Gamau liat luka-luka itu.." hela nafas Jisung, terdengar lirih suaranya pada akhir kalimatnya.

"Hm.. it's okay! Yok kuat! Kita ini anak yang diharapkan Mama Sung. Kudu semangat! It's okay, onok masmu nang kene." (Ada abangmu disini.)

Abang yang sebenarnya rapuh pun, mencoba untuk terlihat kuat dihapadan adiknya. Dia tidak mau, jika adiknya sedang rapuh malah ditambah rapuh oleh dirinya. Dia tidak ingin membuat Ibunya khawatir pada anaknya nanti.

Sekarang mereka sudah memasuki rumah yang katanya bak nereka itu. Tampak sepi, tak seorang pun disana. Mereka tidak melihat ada keberadaan manusia di dalam rumah itu. Mereka pun beralih menuju dapur, apa mungkin Ibunya sekarang tengah memasak? Pikir mereka. Karena lampu dapur menyala.

"Mah.." panggil mereka dengan lirihnya.

Sesosok yang mereka rindukan tengah berdiri disana. Benar, sedang memasak. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, tapi mengapa sesosok itu tengah memasak pada dini hari ini?

Setelah tegur sapa itu, mereka tengah berpelukan. Pelukan hangat ini yang mereka rindukan selama di Jakarta.

"Mah.. mama kenapa ga tidur jam segini? Ini jam 2 pagi loh Mah. Mama ga kenapa-kenapa kan? Ga sakit kan? Oh iya, kabar Mama gimana?" Tanya Jisung yang sangat merindukan sang Malaikatnya itu.

"Mama ga apa-apa kok. Mama sehat. Mama lagi buat kue. Rencana, besok Mama mau ke Jakarta ketemu kalian sama bawa kue ini. Eh, ternyata kaliannya sekarang sudah disini." Jawab sang Ibu dengan senyum hangatnya itu.

"Ya tetep aja Mah.. kalo mau buat kue kan ya bisa besok. Masih ada waktu Mah." Jawab abang Brian yang sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka.

"Oh iya, Mama tadi bilang buat kue kan? Jisung mau coba dong, kan buat kita juga." Tanya Jisung dengan antusiasnya.

"Iya-iya, ini nih. Bentar Mama siapin dulu ya. Kalian beresin barang kalian aja dulu. Oh iya, kamar kalian udah bersih kok, udah Mama beresin semalem. Pas banget ya sama kedatangan kalian sekarang." Jawab sang Ibu yang tidak kalah antusias seperti anak bungsunya.

"Oh iya Mah, bi Inah ten pundi? Kok mboten ketingal?" Tanya abang Brian.
(Bi Inah dimana? Kok nggak kelihatan?)

"Ah.. bi Inah ya tidurlah jam segini. Pagi nanti baru bangun."

"Berarti Mama nggak sendirian dong ya dirumah selama ini?" Tanya Brian dengan hati-hati.

"Ya.. i-iya.. nggak sendirian kok. Oh iya, Ayah kalian nggak pulang hari ini. Katanya ada lembur. Udah dulu ya, katanya mau makan kue ini. Mama harus siapin. Ah iya gini aja.. Jisung, Brian, makan kuenya siang atau pagi nanti aja ya? Kalian sekarang harus istirahat, baru sampe gitu." Jawab sang Ibu dengan dustanya. Ia tidak mau anaknya khawatir padanya, ya meskipun ia tahu itu.

"Ah.. iya Mah. Kalo gitu, kita ke kamar dulu ya Mah. Mama juga harus istirahat. Mama jangan capek-capek." Jawab Brian. Sebenarnya ia tahu, jika Ibu nya sedang berbohong sekarang. Mungkin masih belum ingin membicarakannya, karena memang jam menjelang pagi sih.

❝ Insomnia | Han Jisung SKZ ❞ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang