➸08.00AM

128 26 0
                                    

Ketika sedang asiknya Naya dan sahabatnya bercanda ria, tiba-tiba handphone nya berbunyi..

'Ige uri tang tang tang tang! Du du du du du du!~'

Tanda ada yang meneleponnya. Sudah di ganti ternyata nada deringnya.

"Aigo! Kamcagiya!" Terkejut Jisung mendengarnya. Pasalnya, gadget Naya disebelahnya pas.

"Eh? Siapa telpon?" Monolog Naya.
Jisung tak sempat melihat nama yang tertera disana. Dengan segera Naya pergi sebentar, keluar kamar meninggalkan sahabatnya.

"Eum? Jaemin? Tumben." Gumamnya.
Tersambunglah telpon dengan disebrang sana. Terdengar suaranya yang nyaring, hingga memekik telinga Naya.

"NAAAAY! APA KABAR WOY?!"

Heran Naya. Nama yang tertera 'Jaemin' tapi mengapa ia mendengar suara Haechan disana?

"Sorry, Nay. Haechan tuh berisik. Eh, ganggu ga? Satnight nih." Kali ini benar Jaemin.

"Ahaha! Gak ganggu kok, Min. Eh, lagi maen ya kalian? Kok ada suara Haechan?"

"Haechan doang, Jenonya ga ada." Terdengar kekehan Haechan dan Jaemin disebrang sana.

"Ya, kan gue ga tanya ada siapa aja disana." Timpal Naya datar.

"Eh, btw lagi apa? Besok sibuk ga? Kalo sekarang?"

"Besok ga sih. Sekarang iya. Lagi nugas nih sama temen-temen."

"Ha? Nugas? Satnight gini? Wah! Keknya lu tambah pinter ya sekolah disana. Ga disana, ga disini, masih sama ternyata lu, Nay. Rajin nugas, meskipun kadang tidur di kelas sih. Ahahahahaha!" Terdengar tawa Jaemin dan Haechan dari sebrang sana. Naya yang mendengarnya juga ikut tertawa kecil sambil mengingat masa SMA nya di SM High School kala itu. Rindu ia.

"Heh! Apa sih! Eh, iya ada apa satnight gini telpon? Tumben banget?"

"Ya itu tadi, Nay. Kalo besok luang, jangan kemana-mana ya? Tunggu sampe jam 8 pagi. Setelah itu, lo akan tau apa yang akan terjadi. Okey, sis?"

"Ada apa nih? Kalian mau bikin surprise? Gue gak lagi ulang tahun ya. Ah iya Min, Minggu kemarin Somi kesini loh. Dia rela dateng pagi-pagi kesini, nyampe sini jam 06.30 pagi, karena dia tau jam segitu biasanya gue lagi jogging. Nah, jadi kalian besok mau kesini? Sama Somi nggak?"

"Serius Somi kesana?! Kenapa ga ajak-ajak njir. Dasar. Sukanya ngeduluin kita." Emosi dan gumam Jaemin, tapi Naya masih bisa mendengarnya.

"Ha? Ngeduluin? Jadi bener kalian mau kesini?! Serius?! Huwaaa senengnya! Dua minggu ini gue bahagia deh, Miiin!" Jaemin belum mengkonfirmasi ucapan Naya, tapi dirinya sudah lompat-lompat kegirangan.

"Yah.. keceplosan. JAEMIN BODOH!" Jaemin merutuki kesalahannya, dan jelas suara siapa lagi itu kalau bukan Haechan, yang teriak.

"NAY, LAMA BANGET SIH!"

"TAU NIH! GUE TINGGAL PULANG LOH!"
Jisung teriak memanggil dari dalam kamarnya. Lalu disusul suara Yebi dari sana.

"Eh, udah dulu ya, Min. Besok kan ketemu, ini tugas gue belum selesai. Jadi gue tutup ya? See you, guys!"

"Eh eh, gitu ya? Yaudah deh, sorry ya ganggu waktu lo. Besok dandan yang cantik, ada do'i, hihii." Kekeh Jaemin.

"Apasih lo. Mulai deh. Udah dulu ya! Bye! See you tomorrow!"

Tut..!

Naya memutuskan sepihak. Setelah itu, ia langsung pergi ke kamarnya. Tapi sebelum membuka pintu, otaknya tiba-tiba berpikir 'apa kabar ya dirinya? Belum sempat menanyakan kabarnya, kenapa gue tutup tadi? Ah, besok kan ketemu. Biarinlah, paling juga baik-baik aja.' Setelah itu, ia menemui sahabatnya di dalam kamarnya.

"Lama banget sih. Gatau sampe jamuran nih nunggunya? Siapa sih yang telpon? Orang penting banget ya? Sampe kita di lupain."

"Yaelah, Sung. Lo nya aja yang jamuran, kita mah biasa-biasa aja. Cemburu tuh Nay, pasti." Elak Hyunjin.

"Bukan siapa-siapa kok. Oh iya, tadi sampai mana? Maaf ya, kalian jadi nunggu lama." Akhirnya, Naya kembali duduk disebelah Jisung. Lalu melanjutkan tugas dari pak Jaehwan.












──●●●──








Minggu pagi yang Naya tunggu-tunggu, akhirnya tiba. Ia sudah bangun, langsung cuci muka dan gosok gigi saja. Lalu pergi kebawah, olahraga treadmill sambil menunggu pukul 7 tiba.

Rencana setelah pukul 7 nanti, ia mandi dan pergi sarapan. Dandan seadanya, jika tidak terlalu penting dan hanya di rumah, ia memakai lipbalm, bedak, hair vitamin tiap selesai keramas, lalu body serum. Tentunya, perawatan wajah rutin ia lakukan sebelum itu.

"Eung? Kak Naya udah bangun? Hoam! Kirain nganggur tuh treadmill, gantian dong kak." Jeongin bangun lebih pagi daripada biasanya. Akhir-akhir ini, ia bangun lewat jam biasanya. Yang biasanya bangun pukul 6 ketika hari libur, sekarang pukul 7 baru bangun, lewat 1 jam.

Naya melirik jam yang menempel di pergelangan tangannya. Pukul 7 tepat. Ia segera berhenti menggunakan treadmill itu, lalu pergi ke kamarnya untuk mandi.

"SARAPAN UDAH SIAP! AYOK TURUN SEMUA! KAKAK! ADEK! AYAH!" Teriak Mom Kim dari arah dapur.

Jam sudah menunjukan pukul 07.30 AM. Jika hari libur seperti ini, Mom Kim menyiapkannya tidak sepagi hari sibuk biasanya. Karena semua di rumah dan tidak ada jadwal pagi keluar rumah, seperti sekolah ataupun kerja.

Naya yang pertama keluar dari kamar. Dengan segera ia memanggil adik-adiknya. Saat memanggil Icung tak lama ia keluar, tapi di kamar Jeongin.. sudah 5 menit mungkin Naya menggedor pintu itu. Kesabarannya sudah hilang, ia dobrak pintu itu.

"Lah? Ga di kunci?" Gumamnya.

Ia masuk ke dalam, tapi tak menemukan Jeongin. Dengan melangkah lebar ia pergi ke dapur, lalu berteriak..

"MAH, JEONGIN GAK A── LOH, SEJAK KAPAN LO DISITU RUBAH?! Di panggil teriak-teriak gue gedor tuh pintu ga ada yang jawab! Ternyata lo disini! Kenapa ga bilang sih?! Capek tau gue! Pasti Mama di suruh Jeongin bungkam tadi." Segala emosi ia lampiaskan pada barang di sekitarnya.

Brak!

Naya mengambil kursi di meja makan itu dengan di angkatnya lalu di taruh kembali di lantai, dan ia duduki.

"Hhhhh... kak Naya ini gimana sih? Lupa kalo Jeongin tadi di ruang olahraga lagi treadmill an? Dari situ Jeongin langsung kesini, ke kamar mandi bawah lap keringet doang terus balik kesini. Situ yang pelupa, sini yang kena marah." Jeongin menatap datar kakaknya.

"Ah itu.. ya tau gitu bilang dong kalo udah di bawah." Naya yang mendengarnya tidak terima. Jeongin sendiri tidak bilang padanya, malah jailin kakaknya.

"Udah-udah. Keburu dingin nih sop nya. Makan yang bener, jangan berantem, ga baik berantem di depan rezeki." Tegas Papa Kim pada anak-anaknya. Icung yang mendengarnya hanya manggut-manggut saja.

Masalah sepele itu sudah Naya lupakan. Sekarang, ia hanya perlu menunggu sahabatnya dari sekolah lamanya. Sedari tadi, ia menunggu di depan teras sambil membaca novel ditemani jus mangga favoritenya.

"Cewek, ci cuit. Sendirian aja neng."

"Hai, manieezz. Mau dong jus nya."

Naya yang mendengarnya tersenyum lebar, hingga matanya menyipit. Akhirnya, mereka yang ditunggu datang juga.










──●●●──






Klik (⭐) di pojok kiri!
Ketik apapun disini (💬)!
Kritik dan saran here (📨)!
Tengkyuuu♥

❝ Insomnia | Han Jisung SKZ ❞ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang