"Tok,tok,,tok...."
Mama mengetuk lembut kamar Dhisty."Sayang bangun yok, kita shubuh nya jamaah an. Sama Papa juga sayang. bangun nak." panggil Mama agar Dhisty rerbangun.
"Bentar maah, Dhisty pake mukenah dulu, Mama duluan dulu deh ya. Nanti Dhisty nyusul" sahut Dhisty.
"Okedeh.. Mama tunggu ya sayang"
Ujar Mama sambil meninggalkan Dhisty.***
Pagi ini seperti biasanya, sholat shubuh berjamaah berjalan dengan lancar. Hari ini adalah hari dimana awal masuk sekolah Dhisty di sekolah menengah atas, setelah 3 hari yang lalu sma mereka MOS. Yaitu SMA IT pramulya.
***
"Pah, Mah dhisty berangkat ya". Dhisty mengecup tangan Mama dan Papa nya bergantian.
"Pergi nya sama siapa sayang?" Tanya Papa khawatir.
"Dhisty sama Qilah pa" sogap Dhisty.
"Eh..eh, pokok nya kamu sarapan dulu, titik." Mama mengotot abis-abisan.
"Nggak Maah, kan Mama tau Dhisty gak suka sarapan, nanti aja ya di kantin" jawab Dhisty dengan nada memelas.
"Ya ampuun, kan ini baru pertama kali kamu masuk sekolah, mana tau gak ada kantin" Mama mulai menegang.
"Ihh Mama, sekolah mana yang gak punya kantin, siiih?" kali ini Dhisty menjawab hampir tertawa, tapi lansung ia pasang wajah serius menimbang bisa saja Mama memarahi nya karena enggan sarapan di rumah.
"Yaudahlah, suka-suka kamu. kalau sakit jangan ngadu ya, awas aja nanti kalau ngadu" emosi mama benar-benar naik ke ubun.
"Hehehh, iya Mama sayang" Dhisty tersenyum sambil membentuk peace di tangan nya.
"Dhisty berangkat, assalamualaikum Papa, Mama, muaachh" Papa kini tersenyum, melihat sedari tadi ia hanya diam tanpa ekspresi melihat tingkah Dhisty, putri semata wayangnya.
***
"Mana sih, Qilah lama banget deh, ngapain tu orang, kebiasaan ni dia keramasan 2 minggu, yang ada bulan agustus baru kelar nih" dhisty munggut-munggut menunggu qilah di depan rumahnya. Sesekali melirik jam tangan nya yang menunjukan pukul 6.40.
"DHISSS.."
"E telur monyettt, lu ngagetin deh" Dhisty terheran melihat Qilah yang muncul di belakangnya.
"Eh mobil lu mane? kan gue bilang lu bawa mobil sekarang" geram Dhisty sambil menghentak-hentakkan kakinya, di hadapan sahabat shultan nya. menimbang apapun pasti diberikan orang tua nya, termasuk nyetir mobil sendiri. Dhisty seketika memiliki hasrat untuk mencubit lengan Qilah.
"AWWWW...... sakit, lu apa-apaan sih, pake nyubit segala. Gue kan lupa, gue kira elu yang bawa mobil sekarang." membalas Dhisty dengan memukul tengkuk nya.
"Hei, sejak kapan gue dibolehin bawa mobil, apalagi nyetir, mimpi lo. Yaudah keburu telat kita, debat ae lu." Dhisty berlari ke dalam rumah.
"Papa, anterin Dhisty ya pa, Qilah nya lupa bawa mobil, mau jemput mobil, eh takut kena marah kakaknya Qilah" jelas Dhisty memelas.
"Iya sayang, orang Papa udah mau lewat situ aja kok"
"Makasih Pa, ayokk" langkah Dhisty bersemangat.
***
vote ya guyss...
dukung yaa,baru pemula.Follow ig author@ranihafizatul_
salam
Rani HF
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Rindu (Tamat)
Teen FictionGhibran, laki- laki yang sulit membuka hatinya tiba- tiba terjebak dalam permainannya sendiri? Dhisty, perempuan penjaga perasaanya itu merasakan perubahan sayang jadi sakit? Bisakah mereka bersatu? Apa yg terjadi? ikuti sampai habis ya Jangan sim...