Hai semua! Rani is come back..🌵🌵
Kalau dibaca tuh, kasih votenya yaah😣😣
Masa kalian udah baca, tapi aku gak dapet vote, sih?Kan sakit. Rasanya sakit disayat sembilu tau?
Mweheh😥
Author mesti sabar lahir batin😣
Oke, walaupun yang siders gak vote.
Aku semangat publish-nya. Nggak ada cerita kita berhenti, dan mogok di tengah jalan, yang ada ditabrak truk!
Semangatt!! Setuju nggak nih?
{ Instagram author >> @ranihafizatul_ }
Yuk follow,🌵🌵🌵🌵🌵
Telah dinobatkan, Ghibran menjadi ketua Osis dan Dhisty sebagai wakilnya. Entah berupa kebetulan atau tidak, mereka disatukan di sebuah organisasi penting di sekolah. Sebenarnya tidak dibenarkan berpacaran di sekolah, apalagi sebagai penyandang gelar ketos dan waketos, tapi sudahlah.
Pulangnya, Dhisty berencana mengajak Ghibran ke Mall, bukan berbelanja barang-barang mahal, bukan juga memilih-milih barang bermerek. Selera Dhisty untuk sekedar membeli Ice Cream dan memainkan berbagai permainan di Time Zone.
"Udah, ayuk!" Ajak Dhisty, menarik tangan Ghibran lansung ke parkiran.
Ghibran mengikuti langkah Dhisty tergesa. Hari yang cukup melelahkan, seharian berkompetisi merebutkan gelar Ketos, tapi bukan untuk Dhisty. Dhisty tak menganggapnya sebagai kompetisi merebut gelar Ketos. Hanya bersyukur jika dapat, dan stay slow jika tidak.
Arloji di lengan Dhisty berdetik menunjukan pukul 3 sore. Sudah cukup kesorean untuk berjalan-jalan merayakan kemenangan. Tapi apa boleh buat? Dhisty si kepala batu, kekeuh ingin merayakannya.
"Buruaan..!!" Ajak Dhisty tergesa.
Melihat Ghibran yang masih membenarkan rambut lewat spion mobil. Sedangkan Dhisty sudah heboh kesetanan ingin buru-buru.
"Sabar dulu, Dhis." Ghibran menatapf Dhisty, memandang dua bola mata milik Dhisty teduh. Cukup berdebar bagi Dhisty, jantungnya lemah untuk masalah seperti ini.
Lama mereka saling berbagi pandangan, saling mencari keteduhan di bola mata mereka. Mencari yang namanya sebuah cinta.
Dhisty tersadar dalam lamunannya. "Ayoo!" Gugup Dhisty.
Ghibran masih memandang Dhisty lekat, tanpa beralih sedetik pun. Dhisty menggugup, saat Ghibran semakin mendekat.
Ghibran berhenti saat wajahnya dekat berjarak hanya beberapa senti. "Seatbelt lo belum dipasang," ujar Ghibran .
"E eh. Iya." Dhisty gugup setengah mati. Kepala, tangan, kaki dan lidahnya kaku semua.
Ghibran sedikit menunduk dan memakaikan seatbelt milik Dhisty. Dhisty menahan nafasnya mati-matian. Mendadak jadi salah tingkah sendiri.
Kemudian, mobil melaju membelah jalanan sore.
*****
Dhisty memesan 2 cone, ice cream rasa matcha. Dhisty melompat girang menerima cone Ice Cream, Ghibran gemas melihat tingkah kekanakkan Dhisty.
Mereka memilih duduk di sebuah kursi bernuansa Mickey Mouse, berada di tengah-tengah Mall.
Dhisty menjilati Ice Cream-nya seperti biasa. "Umm.. yummy and cool." Gumam Dhisty girang.
Inisiatif Dhisty muncul, ia tersenyum licik. Saat Ghibran melengah untuk melihat ke arah kanan mereka.
"Ghib," panggil Dhisty.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Rindu (Tamat)
Teen FictionGhibran, laki- laki yang sulit membuka hatinya tiba- tiba terjebak dalam permainannya sendiri? Dhisty, perempuan penjaga perasaanya itu merasakan perubahan sayang jadi sakit? Bisakah mereka bersatu? Apa yg terjadi? ikuti sampai habis ya Jangan sim...