[19]Vani

219 41 10
                                    

Happy reading❤
Semoga suka

______________🌷🌷🌷_______________

Kemenangan Dhisty dan kelima teman-temannya mendapat sambutan hangat dari seluruh warga sekolah. Termasuk Kepala sekolahnya, karena bisa membawa kebanggaan walau baru tahun pertamanya di SMA IT Pramulya.

Begitu juga Mama dan Papa, tambah bangga pada putri kesayangannya. Pasalnya Dhisty dari sekolah dasar memang sering memboyong kebanggaan ke sekolahnya. Dengan kepiawaiannya dalam prestasi Akademik.

***

Minggu Pagi ini Ghibran berencana mengirim pesan whatsapp pada Dhisty, ia meminta Dhisty menemaninya ke toko buku. Memang tampang BadBoy Ghibran tak cocok untuk membeli bacaan untuk dipelajari.

Tapi tanpa sebab, alasannya agar Dhisty mau ikut karena toko buku termasuk tempat yang logis dikunjungi. Kalau tidak, Dhisty tak akan mau.

Ghibran tokek🐊
Dhis, gue ke toko buku sekarang.
Lo harus ikut.
Nggak denger penolakkan.😋🙄

Dhisty
Eh apaan sih lo. Gue nggak mau titik.😝

Dhisty
Gue makan nasi Mama tauk. Bukan nasi lo, jadi jangan atur gue.

Ghibran tokek🐊
Oo jadi pengen makan nasi gue? Dih pengen dihalalin ni bocah.😎😆

Dhisty
Apaan sih. Apalagi itu, gue nggak akan mau.

Ghibran tokek🐊
Kalau lo nggak mau nemenin gue, gue lamar lo sekarang.

Ghibran tokek🐊
Temenin gue.

Dhisty
Ya ampun
Gue kenapa ketemu sama makhluk laknat ini ya allah.

Dhisty
Yaudah cepet lo kesini atau gue cincang lo.😡

Ghibran tokek🐊
Ya ampun, gitu amat. Nggak sabar ketemu gue?😂

Read

Dhisty memang menamai Ghibran dengan tokek. Alasannya adalah karena Ghibran buaya junior.

Ghibran menuruni anak tangga dengan cepat, mengambil mobil dan bergegas ke rumah Dhisty.Sedangkan Dhisty pasrah dan mencak-mencak tak karuan.

***

Ghibran berhenti di rumah Dhisty dan disitu sudah ada dhisty. Tanpa lama-lama, Dhisty menaiki mobil dan menuju toko buku.

"Dhis, lo belum ada niatan suka ke gue?" Tanya Ghibran tiba-tiba. Mengagetkan Dhisty.

"Lo nyetir, mending diam." Ketus Dhisty malas.

"Gue cuma nanya, lo kapan suka ke gue? Gue yakin ntar lo nyesel kalau lo nyia-nyiain gue." Jawab Ghibran dengan serius.

"Lo nggak usah maksa elah. Gue juga nggak faham sama perasaan gue sendiri. Gue nggak bisa maksa perasaan buat suka ke lo." Dhisty menunjuk-nunjuk Ghibran dengan tangannya.

Yang ditunjuk cengir-cengir tak jelas.

"Ghib, gue mau serius nanya ke lo." Hening memecah antara kedua mereka.

"Hmm?"

"Kenapa lo harus suka ke gue sih? Sedangkan ada loly yang perjuangin lo tulus." Ucap Dhisty tanpa dosa.

Walau Rindu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang