[7]Papii😭

300 50 0
                                    

HAPPY  READING❤
jangan lupa votement😟🌷

_____________🌷🌷🌷_____________

Qilah pov.

Qilah dengan cepat berlari meninggalkan dhisty, ia berlari menuju kelas. ia lari bukan karena takut qilah akan menerkam nya, hanya saja saat ia pergi akan meredakan kamarahan dhisty padanya. qilah memang terlihat kurang tanggung jawab tapi bagaimanapun qilah sangat tau sifat sahabatnya. ini cara terbaik bagi nya.

"mati gue, mending gue lari." ucap qilah gelagapan, dan kemudian meninggalkan dhisty seorang diri dengan wajah kuyupnya.

"QILLAAAHHHH.." dhisty tambah mengamuk. disitu qilah mempercepat langkah kakinya. ia lari menuju kelas.

Tak lama qilah melihat supirnya, pak rudi kebingungan mencari seseorang di sekolah, siapa lagi kalau bukan mencari qilah. lalu qilah menyusul pak rudi dengan langkah sedikit berlari.

"pak rudi, ada apa pak. kok ke sekolah aku." sapa qilah duluan.

"ini dia si non, dari tadi bapak nyari non qilah." jawab pak rudi dengan nafas tersengal.

"iya pak, tapi ada apa?" tanya qilah dengan tidak sabaran.

"sekarang lebih baik non ikut bapak dulu, bapak nggak dibolehin jelasinnya sekarang."

dugg..

perasaan qilah mulai tak enakkan,apa yang sebenarnya terjadi.

"emang kenapa pakk? cerita aja, qilah gapapa kook." desak qilah, matanya kini mulai memanas. jantungnya berdebar tak karuan. tak tau pasti apa yang terjadi.

"enggak usah non, ayokk." pak rudi mengajak qilah segera meninggalkan sekolah, untuk pulang.

"iya pak, tunggu pak dhisty harus iku--" perkataannya terpotong, pak rudi berlari begitu saja meninggalkan qilah. mau tak mau ia harus mengikuti pak rudi.

***

Dhisty pov.

Setelah menerima telfon dari mama, dengan langkah tergesa dhisty berlari mengejar bis menuju rumahnya. ia tertinggal bis yang baru saja melewati sekolahnya. ia tak mau menunggu bis selanjutnya, ia harus naik bus ini. sesekali ia menyoraki bis itu, dhisty tak juga dihiraukan. plukk..matanya memanas, bulir-bulir yang tadi setia membendung dipelupuk mata dhisty kini telah roboh. tak satu-dua yang jatuh, namun puluhan bulir memenuhi pipinya.

tak lama, bis berhenti setelah menyadari ada seseorang yang kian mengejar bis ini. dengan langkah sigap dhisty menaiki bis tersebut, seisi bis melihat kearah dhisty yang kini bernafas tak beraturan, tersengal-sengal. air matanya kian bercucuran, ia putus asa, tak tau lagi apa yag harus ia lakukan. berlari secepat mungkin mengejar bis itu cara yang terlintas di pikiran dhisty. tanpa menenggang betapa letihnya kaki dhisty.

setelah sampai di depan gerbang rumah qilah, dhisty segera berlari menuju atas rumah qilah, dalam bathin nya 'papii,kenapa secepat itu' plukk..lagi-lagi membasahi pipi dhisty. sehingga kacamata bundarnya kini mengembun.

"PAPIIIII.."dhisty terhenti di ambang pintu, melihat qilah bersorak sekuat tenaganya membangunkan papinya, yang terbujur kaku di tengah ruma. andaikan papi masih bisa dibangunkan.

dengan sigap ia menyusul qilah yang menangis atas kepergian papinya.

"papii...qilahh..u-udah jjaajjangan nnangiss qqilaahh,hiks" lerai dhisty tersedu-sedu.

"nggakk, tadi papi masih sehatt,aku masih bisa cium tangan papi, tapi kenapaaa?sekejam itu serangan jantung nyaa..hikkss hiks" qilah tak mempedulikan banyak nya pelayat yang datang ke rumahnya, yang ia tahu sekarang batin nya tersiksa.ia menangis sekencangnya.

"makanya udahh, papi tambah sedih kalo gini, jangan teriak lagi qilah." Cegah dhisty sambil tersedu.

"kamu tau apaa?? papa kamu belum meninggalkan? kamu tu ngak rasain."

dugg'

Qilah berbicara segitu kasarnya, membuat dhisty tambah bersedih. tambah membanjiri pipinya.

"kamu kenapa sih? qilah papi kamu tu papi aku juga, aku juga sedih tapi nggak gini caranya..." dhisty terisak. berkata dengan tekanan kata per kata.

qilah menatap dhisty lekat, kemudian merangkul sahabatnya itu, ia kini memecahkan tangis nya di bahu dhisty, mereka berdua berpacu terisak.

mereka pun beranjak meninggalkan papinya setelah mencium kening papinya. mereka berdua sudah seperti saudara, papi dan mami qilah pun juga papi mami dhisty, begitu sebaliknya.

***

"mami." qilah berjalan menuju kamar maminya. maminya terbaring lemah di kasur. ditemani kakak qilah, aisyah. yang tersedu di sampingnya.

"mami kenapa?" tanya qilah dengan badan bergetar.

"mami non nggak kenapa-kenapa non, tadi abis pingsan aja, sekarang udah nggak papa." jelas bi wati.

kemudian qilah setengah berlari ikut merangkul mami dan kak aisyah di kasur. dhisty kemudian menyusul ke pelukan hangat mereka dalam isakan.

***

Terima kasih udah mau baca
mohon kasih vote nya ya,
jadilah readers yang baik dan setia

______________🌷🌷🌷_______________

salam

Rani HF

Walau Rindu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang