Pagi ini, wanita cantik itu keluar rumah dengan wajah yang berbinar layaknya mendapat jackpot besar. Ia mendengarkan lagu kesukaannya di mobil sambil sesekali ikut bernyanyi. Mobilnya berhenti di depan sebuah gedung berlantai 9. Matanya memandang takjub gedung itu. Seolah belum cukup matanya di hadiahi pemandangan luar gedung. Begitu memasuki lobby, lagi - lagi mulutnya bergumam memuji betapa indahnya interior dan juga tata letak setiap ruangan. Begitu mewah, bersih, dan rapi.
Sambil menuju ruang informasi, ia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
" Amazing....... Kalo udah bagus kayak gini mana yang mau di renovasi.?", Tanya heran.
" Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?", Tanya pegawai di bagian informasi itu.
Sangat sopan dan ramah.
" Emm. Saya mau bertemu dengan pak Zavier, apakah ada?", Ucapnya hati - hati.
" Pak Zavier? Apakah sudah ada janji lebih dulu?"
" Ya, pak Zavier meminta saya datang ke kantornya hari ini. Bagaimana?"
" Kebetulan pak Zavier ada pertemuan mendadak di Bandung. Mungkin anda bisa tanya langsung ke pak Zavier untuk memastikan kembali.", Sarannya. Jenn pun memilih duduk di kursi tunggu yang ada di samping ruangan itu.
" Padahal gue udah nyiapin diri buat ketemu sama orang itu. Yah, mungkin bukan waktunya.", Gumamnya pasrah .
" Halo..."
***
Di sebuah ruang meeting yang di hadiri oleh beberapa pimpinan perusahaan ternama di Bandung. Suasana sangat menegangkan begitu seorang pria muda berjalan memasuki ruangan.Tanpa basa - basi, pria bernama Zavier itu langsung memulai meeting nya pagi itu.
Saat tiba gilirannya memulai presentasi, ia mendapat telepon. Awalnya ia biarkan saja karena di saat seperti ini seorang Zavier tidak mau di ganggu. Tapi, teleponnya selalu berdering dan itu membuatnya sedikit kesal.
Shit! Siapa sih yang ganggu rapat gue pagi - pagi gini? - umpatnya dalam hati. Ia mengendorkan sedikit ikatan dasinya.
" Bapak - bapak, saya permisi angkat telepon dulu.", Pamitnya.
Ia keluar dengan wajah kesal. Tanpa melihat nama kontaknya ia langsung menekan tombol hijau itu. Seketika ia terkejut saat mendengar suara wanita yang begitu halus dan lembut. Ia meruntuki dirinya yang terlalu ceroboh.
" Halo.", Ucapnya ketus.
" Halo.", Sapa seseorang di seberang sana.
" Dengan Zavier? Saya Zareen.", Lanjutnya.
" Oh iya, saya minta maaf terlalu ketus tadi. Saya kira teman saya. Ada apa?", Terdengar tawa kecil dari seberang.
" Oke. Ini saya lagi ada di kantor kamu, tapi kamu nggak ada.", Adu wanita itu.
" Oh iya, saya minta maaf nggak ngabarin kamu dulu. Kalo gitu, kamu langsung aja ke ruangan saya di lantai 5. Sekali lagi saya minta maaf karena nggak bisa nemenin Zareen di sana.", Beberapa kali Zavier menepuk keningnya.
" Oke. Maaf kalo saya ganggu.".
Setelah itu, Zavier mematikan panggilannya dan kembali ke dalam.
" Kok gue bisa lupa sih? Aduh..... Kalo tau dia dateng sekarang kan bisa gue cancell dulu meeting nya.", Keluhnya.
" Eh, kok gue jadi ngarep gini ya. Radit... Radit...", Gumamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Destiny 2
Teen FictionMeninggalkan kisah dua tahun lalu, yang mereka lalui dengan kebersamaan dan saling berbagi suka maupun duka. Kini mereka hidup terpisah dengan kesibukan masing-masing. Memulai hidup baru dengan meninggalkan kenangan lama. Kehilangan dan kesedihan t...