4. Dalgona Coffee

15.2K 2.2K 334
                                    

Terhitung sudah 3 minggu lebih Hayam Wuruk tinggal bersama gue, dan kalau boleh jujur ...

Gue senang Hayam Wuruk ada di sini.

"Hei, akhir-akhir ini banyak sekali orang yang membicarakan tentang kopi model terbaru di internet. Kalau tidak salah namanya Dagana Co-Fe," kata Hayam Wuruk yang sedang berbaring di atas kasur.

Atensi gue yang semula tertuju pada tugas yang menumpuk di meja belajar kini beralih padanya. "Maksudmu Dalgona Coffee?"

"Ah, iya itu! Aku tidak tahu cara mengucapkannya, kau kan hanya mengajariku cara membaca alfabet."

Ya, selama Hayam Wuruk berada di sini, gue mengajarinya cara membaca dan berhitung. Gue juga memberitahunya beberapa kata gaul atau kata-kata informal yang biasa digunakan sehari-hari. Selain itu, tentu saja gue juga mengajarkan ilmu  teknologi padanya, termasuk internet.

Hayam Wuruk banyak belajar dari internet, ia sering kali menonton video blog di Youtube tentang kehidupan sehari-hari para youtuber. Saat Hayam Wuruk sedang menonton Youtube atau mengakses internet, ia pasti akan bertanya tentang kata-kata yang tak dipahaminya, atau melontarkan kalimat seperti,

"Kenapa mereka melakukan itu?"

"Videonya tidak bisa diputar, ada lingkaran yang terus berputar di tengahnya, sepertinya Sang Hyang Widhi mencabut aliran internetmu agar aku tidak melulu menonton– OH SUDAH BISA SEKARANG!"

Gue juga semakin terbiasa dengan sikapnya yang kadang seperti anak kecil yang serba ingin tahu!

"Aku mau mencoba kopinya!" ucap Hayam Wuruk sembari bangkit dari kasur.

"Tapi, aku tak punya bahannya, Hayam Wuruk," balas gue seraya merapikan buku pelajaran yang gue simpan di atas meja belajar.

"Ayo kita beli di toko ajaib!" ajaknya. Toko ajaib adalah sebutan dari Hayam Wuruk untuk supermarket di dekat kosan gue. Ia menyebutnya toko ajaib karena menurut Hayam Wuruk, supermarket itu sangat ajaib! Supermarket menjual berbagai macam keperluan, mulai dari makanan, perlengkapan mandi, obat-obatan, dan lain-lain!

"Oce, ayo cepat! Aku ingin segera mencoba kopinya!" ucapnya yang terdengar seperti sebuah perintah untuk gue.

"Aku tak mau, Hayam Wuruk!"

"Kenapa? Menurut pendapat orang-orang di internet, kopi ini sangat enak, kok!" Ia merespon ucapan gue.

"Aku tidak akan bisa tidur hingga fajar jika meminum kopi," terang gue sembari mencoret daftar tugas yang sudah selesai dikerjakan.

"Tapi, besok libur! Jadi, kau bisa tidur setelah fajar!"

"Sudah aku bilang kalau aku tidak mau! Jangan memaksaku!" Semakin gue mengenal Hayam Wuruk, gue jadi tahu kalau ia adalah tipikal orang yang cukup keras kepala jika sudah memiliki sebuah keinginan.

Hayam Wuruk cemberut, wajahnya terlihat kesal. Ia memanyunkan mulutnya, kemudian tersenyum licik. "Ini perintah raja, Oce! Cepat bangun dari meja belajarmu dan temani aku pergi ke toko ajaib! Sekarang!"

"Biar ku ingatkan ya, Hayam Wuruk! Ini adalah kamarku dan ini adalah wilayah teritorialku! Jadi, aku lah raja di sini!" balas gue tak mau kalah.

"Tapi, aku adalah Rajasanagara!" jawab Hayam Wuruk sembari merengut yang membuat gue gemas.

"Kau memang raja, tapi sekarang kau tidak berada di wilayah kekuasaanmu! Jadi, kau tidak bisa seenaknya menyuruhku seperti itu!" Gue menjulurkan lidah, bermaksud meledeknya.

Hayam Wuruk memasang wajah masamnya, membuat gue tak kuasa menahan rasa gemas padanya.

"Ya sudah, ayo kita ke toko ajaib!" kata gue akhirnya. Ekspresi Hayam Wuruk berubah, ia tersenyum dan memeluk gue girang.

Another Time [MAJAPAHIT] (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang