15. Bubat, 1357 Masehi

8.8K 1.3K 16
                                    

Selesai mengerjakan tugas, gue menepati janji gue pada Hayam Wuruk. Sri Rajasanagara telah bersiap untuk mendengarkan cerita ini rupanya. Gue mendudukkan diri di sebelahnya. "Hayam Wuruk, ada beberapa versi mengenai Perang Bubat. Aku mohon kepadamu untuk tidak memotong ucapanku saat aku tengah bercerita, ya?"

Hayam Wuruk mengangguk, tangannya ia gunakan untuk menopang dagunya. "Aku tidak janji, tapi akan aku usahakan untuk tidak memotong pembicaraanmu."

Gue pun memulai cerita. "Aku akan menceritakan secara singkatnya saja. Pada tahun 1357 Masehi atau 1279 Saka, kau akan melaksanakan sebuah pernikahan dengan Dyah Pitaloka, seorang putri dari Raja Pajajaran, yaitu Maharaja Lingga Buana."

"Aku akan menikah dengan putri dari Tanah Sunda?" tanya Hayam Wuruk yang gue jawab dengan anggukan.

"Iya, kau akan menikah dengan putri dari Kerajaan Pajajaran. Tapi, beberapa hari sebelum pesta pernikahan kalian, ada sebuah kejadian tak terduga," ucap gue sembari menghela napas, "kejadian itu bernama Perang Bubat. Saat rombongan dari Pajajaran tiba di Bubat, Gajah Mada melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Padjajar–"

Belum selesai gue bicara, Hayam Wuruk sudah memotong ucapan gue. "Mana mungkin? Aku sudah bilang kepada Mahapatih Mada untuk tidak menaklukan Kerajaan Pajajaran! Mahapatih Mada juga sudah berjanji untuk tidak menyerang Tanah Sunda!"

Hayam Wuruk menarik rambutnya, ia terlihat sangat frustasi saat ini. Gue menepuk-nepuk bahu Hayam Wuruk dan menjelaskan padanya bahwa gue belum selesai menceritakan tentang peristiwa tersebut. Beberapa saat kemudian, Hayam Wuruk mulai terlihat tenang. Gue pun kembali melanjutkan cerita yang sempat terpotong tadi. "Gajah Mada melakukan penyerangan kepada rombongan Pajajaran dan meminta kerajaan tersebut untuk tunduk di bawah kuasa Majapahit. Namun, rombongan Pajajaran yang dipimpin oleh Maharaja Lingga Buana itu tidak mau tunduk pada Majapahit."

"Akhirnya, terjadi peperangan di Bubat. Maharaja Lingga Buana wafat, dan calon istrimu– ah maksudku Dyah Pitaloka memilih untuk bela pati."

Tangan Hayam Wuruk bergerak untuk menutupi wajahnya, kemudian ia mengusap kasar wajah tampannya. "Oce, aku tidak tahu harus berkata apa ... Mahapatih Mada adalah orang kepercayaanku, aku sudah memintanya untuk menurunkan ego dan ambisinya dalam menguasai Nusantara. Aku sudah memintanya untuk tidak menyerang Kerajaan Pajajaran. Oce, aku harus bagaimana? Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan leluhur untukku, aku tidak bisa membayangkan jika peristiwa di Bubat itu benar-benar terjadi."

Dapat gue lihat air mata Hayam Wuruk yang perlahan turun membasahi pipinya. Gue pun memeluknya, bermaksud untuk menenangkannya. "Hayam Wuruk, aku tahu tanggung jawabmu sebagai seorang raja sangat berat. Maaf aku tidak dapat membantu apa-apa dalam hal ini, aku hanya dapat menyemangatimu saat ini."

"Tidak, Oce. Kehadiranmu di sini sudah lebih dari cukup." Ini adalah pertama kalinya gue melihat Hayam Wuruk menangis. Sorot matanya dapat menjelaskan betapa beratnya tanggung jawab Hayam Wuruk sebagai seorang pemimpin kerajaan.

"Itu adalah versi pertama dari Perang Bubat yang diceritakan dalam Kitab Pararaton dan Kidung Sundayana. Sekarang, aku akan menceritakan versi cerita tutur. Menurut cerita tutur, dalang dari peperangan tersebut bukanlah Gajah Mada. Peristiwa itu berawal ketika rombongan Pajajaran tiba di Bubat, kemudian para prajurit Majapahit membawa barang-barang rombongan Pajajaran dan menyimpannya di pasedan."

"Kau tahu kan kalau pasedan itu adalah tempat menaruh barang upeti dari negara jajahan Majapahit? Nah, pihak rombongan dari Pajajaran tidak terima jika barang-barang mereka disimpan di dalam pasedan karena Kerajaan Pajajaran bukanlah kerajaan jajahan Majapahit."

"Saat itu terjadi adu senjata dari kedua kubu. Para prajurit Majapahit yang terdesak akhirnya melapor ke Gajah Mada yang saat itu tengah melakukan musyawarah agung untuk persiapan penyambutan dan pesta pernikahanmu dengan Dyah Pitaloka."

Another Time [MAJAPAHIT] (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang