8. Perkara Toko Ajaib

11.1K 1.6K 80
                                    

Hari ini adalah hari Senin dan pagi ini gue bangun lebih awal daripada biasanya. Bukan karena takut telat, tapi gue harus mengurus Hayam Wuruk dahulu. Melihat kondisi Hayam Wuruk saat ini membuat gue berpikir dua kali untuk pergi sekolah.

Kalau terjadi apa-apa bagaimana? Kalau dia butuh sesuatu juga bagaimana?

Tapi, Hayam Wuruk malah menyuruh gue untuk tetap pergi sekolah. "Berangkatlah menuntut ilmu. Aku bisa menjaga diriku. Aku sudah lebih baik daripada kemarin. Lagi pula bukannya kau ada ulangan? Lebih baik kau sekolah saja, Ce."

Jadilah sekarang gue berada di kelas, bersama dengan Zelita yang sedang sibuk mempelajari materi tentang Iklim dan Cuaca.

"Ce, ajarin Geografi dong," ucap salah satu teman sekelas gue.

Mohon maaf nih, gue aja gak sempat belajar gara-gara sibuk mengurus Hayam Wuruk kemarin!

"Coba tanya ke master geografi deh, jangan ke gue. Gue juga gak paham," kata gue sambil menunjuk Shasha, sang juara Olimpiade Sains Geografi tingkat Provinsi. Gue sih tak mau ambil pusing. Gue akan mengerjakan sebisanya gue aja mungkin.

Kalau remed ya sudah, gak remed ya syukur.

Sudah jadi kebiasaan di mana-mana, pasti setiap selesai ulangan akan ada siswa-siswi yang berkumpul untuk membahas soal ulangan tadi.

"Eh, tadi isobarnya berapa sih?"
"Gue salah nulis! Kirain iklim matahari!"
"Anjir, gue sepertinya salah banyak deh."
"Guys, kalian tadi yang no 7 apa? C bukan? Gue jawabannya C masa."

Ya ... itu lah suara-suara yang biasa gue dengar setiap habis ulangan. Gue memasang earphone, memilih untuk mendengarkan lagu-lagu favorit gue. Lagu berjudul "Congratulations" yang dinyanyikan oleh band kesukaan gue, Day6 pun terputar.

I hate that you're happy
I hope that you can't sleep
Just knowing that I could be with somebody new
That I'd be just like you

Lirik lagu ini cukup menggambarkan kisah cinta gue dan Bagas yang kandas karena adanya orang ketiga dalam hubungan kami. Di saat gue tengah larut dalam suasana lagu, Nasywan tiba-tiba menghampiri meja gue.

"Ce! Ikut gue sebentar sini!" ucapnya sambil menarik tangan gue keluar kelas.

Gue menepis tangan Nasywan. "Kenapa sih?"

"Nanti gue jelasin, sekarang ikut gue dulu!" Gue pun mengikuti langkah Nasywan menuju taman literasi sekolah.

"Ada apa kita ke sini?" tanya gue.

"Nih, lo lihat. Sekarang foto lo sama kakak lo di supermarket lagi gandengan tangan kesebar di grup circle anak-anak sini, Ce! Mereka justru mengira kalau lo yang sebenarnya selingkuh dari Bagas!"

Hah? Gue selingkuh? Mana pernah!

"Apa-apaan? Gue gak pernah selingkuh, Wan! Lo tahu kan dia yang main duluan di belakang gue?" ucap gue yang tak terima dengan tuduhan tersebut.

"Iya, Ce, gue tahu, gue sudah menghubungi anak-anak yang lain untuk take down foto lo dan jelasin ke orang-orang kalau itu kakak lo."

Sebenarnya gue merasa bersalah karena berbohong kali ini. Hayam Wuruk kan bukan kakak gue. Tapi, gue juga gak terima dibilang selingkuh! Kan yang duluan main di belakang itu Bagas, bukan gue!

Gue pusing! Kenapa masalah datang di saat gue lagi lelah begini sih? Emosi gue tak bisa gue tahan lagi. Gue menangis sejadi-jadinya di taman literasi sekolah. Nasywan sedari tadi berusaha untuk menenangkan gue, tapi gue rasa itu percuma.

Another Time [MAJAPAHIT] (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang