25. Suasana Hati

6.2K 993 45
                                    

"OSEANIA KUSUMAWARDHANIII!" teriak Zelita dari lantai tiga.

Gue yang masih berada di gerbang sekolah menengok ke atas, mencoba mencari sumber suara teriakan tersebut. Setelah beberapa saat mencari, mata gue pun akhirnya tertuju pada Zelita. Instead of ikut membalas teriakannya, gue memilih untuk melambaikan tangan ke arahnya.

Gue menaiki anak tangga satu-persatu menuju lantai tiga, tempat dimana kelas gue berada.

"OCEE!" seru Zelita sembari berlari menghampiri gue.

"ZELITAA!"

Kami saling berlari untuk menghampiri satu sama lain, kemudian berpelukan seperti teletubbies yang sudah berabad-abad tidak bertemu.

"Oce, gila gue kangen parah sama lo!" ucap Zelita sambil melepas pelukan kami.

"Same, Zel."

"Yuk ke kelas!" ajaknya.

Dengan tas yang masih menempel pada punggung, gue dan Zelita berjalan menuju kelas kami. Rupanya selama liburan kemarin sekolah kami direnovasi secara besar-besaran. Warna cat yang semula berwarna biru muda kini digantikan oleh warna hijau.

"Wah, kelas kita berubah jadi green screen," gumam Zelita sembari memandangi tembok kelas.

"Lumayan kalau butuh green screen, gak perlu jauh-jauh ke studio." Gue membalas ucapan Zelita dan menaruh tas di salah satu bangku.

Nasywan dengan wajah sumringahnya berjalan memasuki kelas, sebuah senyuman terlihat jelas pada raut wajahnya.

"Hai Zel, Ce! How was your holiday?" tanya Nasywan sambil mendudukkan dirinya di hadapan gue dan Zelita.

"It was good, how about you?" balas gue.

"Pretty much good, but kinda bored as fuck," jawab laki-laki itu.

Zelita memperhatikan tangan kanan gue, matanya memicing seperti tengah berupaya melihat sesuatu dengan detail. "Oce, ini gelang baru?"

"Oh ini, iya gelang baru," ucap gue.

"Bagus banget! Beli dimana sih?" tanya Zelita sembari memegang gelang yang masih menempel pada tangan gue itu.

"Beli di Kota Tua."

Gara-gara ucapan Zelita, Nasywan pun ikutan mengamati gelang tersebut. "Ce, ini kan gelang couple? Lo couple-an sama siapa?"

"Sama kakak gue."

Ya, gelang ini adalah gelang yang gue dan Hayam Wuruk beli saat di Kota Tua. Gelang berbahan kayu dengan ukiran indah ini sengaja gue beli sebagai kenang-kenangan kami setelah mengunjungi Kota Tua beberapa waktu lalu.

"Guys, gue malas banget belajar." Zelita menghembuskan nafasnya berat.

"Sama, Zel. Gue juga malas belajar deh. Terlalu lama libur ngebikin gue jadi lemot," sahut Nasywan.

Gue tertawa mendengar keluhan mereka karena gue juga merasakan hal yang sama.

Pada jam istirahat, gue memutuskan untuk ke kantin sendirian karena Zelita dan Nasywan sedang tidak ingin ke kantin.

"Ah, sorry gue gak sengaja," ucap gue meminta maaf pada seseorang yang gak sengaja gue tabrak di tangga barusan.

"Gak apa-apa, Oce," balasnya ramah.

Orang yang gue tabrak barusan adalah anak kelas sebelah, namanya Chevaza. Gue kenal dengannya karena ia adalah teman Nasywan semasa SD sekaligus tetangganya.

Another Time [MAJAPAHIT] (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang