Gue dan teman-teman sekelas gue kini tengah duduk melingkar untuk membahas mengenai penampilan acara puncak RATARA nanti. Dengan sedetail mungkin gue menjelaskan hasil technical meeting kemarin kepada mereka. Banyak sekali usulan yang diberikan oleh mereka dan karena banyaknya usulan itu kami pun memutuskan untuk melakukan voting.
Hasil voting dimenangkan oleh usulan untuk menampilkan drama tentang kisah Ken Arok dan Ken Dedes. Terdengar mainstream memang, tapi kami akan menampilkannya dengan versi yang berbeda dari biasanya!
"By the way, to be honest I forgot tentang kisah Ken Arok and his wife. Could someone ceritain ulang gak? Gue confused sama ceritanya," ucap David, teman sekelas gue. Jangan heran dengan cara kami berbicara, mayoritas anak sekolahan gue memang suka mencampur bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa lainnya dalam satu kalimat.
That's why people called us Anak Jaksel.
"Si Oce aja yang jelasin," timpal Nasywan.
"Gue juga gak begitu ingat, Wan," jawab gue.
"Terus siapa?" sahut yang lain.
Tidak ada satu pun dari kami yang mau mengajukan diri untuk menceritakan tentang kisah Ken Arok dan Ken Dedes, alhasil gue yang diminta oleh mereka untuk bercerita.
"Okay, gue akan ceritain ke kalian kisahnya, tapi kalau ada yang salah tolong dikoreksi ya," kata gue.
Gue mengambil napas sebelum mulai bercerita. "Kita mau mulai alur drama dari kisah kelahiran Ken Arok atau langsung ke kisah cintanya sama Ken Dedes?"
"Langsung aja ke bagian Ken Arok ketemu sama Ken Dedes," jawab salah satu temen gue.
"Jadi, dulu itu Ken Arok adalah pengawal dari Tunggul Ametung. Nah, Tunggul Ametung ini adalah penguasa Tumapel pada masa itu. Tunggul Ametung punya istri muda, yaitu Ken Dedes–"
Teman sekelas gue, Ilham, tiba-tiba memotong ucapan gue. "Berarti Ken Dedes ini udah punya suami dong sebelum sama Ken Arok?"
Gue mengangguk. "Iya, jangan dipotong dulu ih gue belum selesai cerita."
"Lanjut ya, kan pas Ken Arok lagi mengawal Tunggul Ametung, si Ken Arok ketemu sama Ken Dedes. Terus Ken Arok fall in love gitu deh sama Ken Dedes."
"Tapi, karena Ken Dedes di situ posisinya adalah istri dari seorang penguasa Tumapel, Ken Arok pun akhirnya main cerdik."
Sebuah suara kembali memotong pembicaraan gue. "Ce, ini yang tentang keris Mpu Gandring bukan?"
"Iya, ini cerita yang tentang keris itu." Gue pun kembali melanjutkan cerita, "Ken Arok dan Ken Dedes itu saling suka. Mereka semacam backstreet gitu, deh. Ken Dedes itu menikah dengan Tunggul Ametung bukan karena cinta, melainkan atas paksaan Tunggul Ametung. Sang penguasa Tumapel itu menggunakan kekuasaannya untuk memperistri Ken Dedes."
"Ken Arok akhirnya meminta bantuan Mpu Gandring. Nah, Mpu Gandring ini tuh orang sakti gitu, deh. Kenapa Ken Arok meminta bantuan Mpu Gandring? Karena Tunggul Ametung ini orang yang punya 'ilmu' gitu, jadi gak bisa sembarangan dibunuh."
"Singkat cerita, Ken Arok meminta Mpu Gandring untuk membuatkan keris yang udah berisikan mantra dan sejenisnya, jadi kerisnya itu semacam keris sakti gitu."
"Terus kan Mpu Gandring bilang bakalan bantu bikinin kerisnya, tapi kerisnya gak bisa dibuat dalam waktu singkat. Mpu Gandring minta waktu setahun untuk membuat keris sakti itu."
"Mungkin faktor terlalu bucin sama Ken Dedes, Ken Arok jadi gak sabar untuk menunggu keris itu selesai dibuat. Ken Arok pun datang ke tempat Mpu Gandring, kemudian mengambil keris yang belum seutuhnya selesai dibuat itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Time [MAJAPAHIT] (TELAH TERBIT)
Fantasy[Dream World] 15+ Siapa yang tak kenal Hayam Wuruk? Raja keempat Majapahit yang membawa kerajaan tersebut pada puncak kejayaannya. Namun, bagaimana jadinya jika Hayam Wuruk terlempar ke tahun 2020 dan bertemu dengan gadis Generasi Z? "Jangan ngaku...