12. Technical Meeting

9.1K 1.4K 54
                                    

Sudah beberapa hari sejak pertama kali rumor tentang gue dan Hayam Wuruk beredar, kini sudah tak ada lagi orang yang membicarakan tentang rumor itu.

Syukurlah, gue jadi bisa bernapas lega sekarang.

"Wan, acara Eksplorasi Nusantara kapan dimulai?" tanya gue kepada Nasywan.

"Besok mulai technical meeting untuk acara Eksplorasi Nusantara, lo jadi perwakilan kelas ya, Ce," balas sohib gue itu.

Eksplorasi Nusantara atau yang biasa disingkat RATARA adalah salah satu event besar di sekolah gue. RATARA adalah acara untuk memperkenalkan budaya-budaya dan warisan Nusantara. Tiap tahun konsepnya selalu berganti-ganti. "Tahun ini konsepnya apa, Wan?"

"Kalau gak salah temanya Kerajaan Nusantara."

Gue ber-oh ria mendengar jawaban Nasywan. Kalau tahun lalu konsepnya tentang Cerita Rakyat, tahun ini konsepnya tentang Kerajaan! "Technical meeting dimulai jam berapa?"

Nasywan membuka chat grup angkatan kami untuk membaca ulang informasi terkait technical meeting besok. "Jam tiga sore, pulang sekolah langsung ke avis!"

Ruang audio visual atau yang lebih dikenal sebagai avis adalah salah satu ruangan favorit gue di sekolah! Selain tempatnya yang cukup nyaman untuk tidur, ruang audio visual juga sangat dingin.

"Oh, oke-oke. Makasih ya, Wan," kata gue.

"Eh iya, Ce. Mbah Sudirman kemarin bertanya ke gue, sebenarnya lo itu siapa? Terus gue bilang aja kalau lo itu hanya seorang murid biasa yang hobi rebahan dan nyalin tugas punya gue."

Tangan gue reflek memukul pundak Nasywan. "Ih serius lo bilang gitu?"

Gelak tawa Nasywan langsung terdengar keras di seluruh penjuru kelas. "HAHAHAHA, ya kali? Gak lah! Gue bilang kalau lo itu sahabat gue yang sedang mencari informasi tentang Majapahit untuk bahan penelitian, Ce."

Gue mengangguk-angguk mendengar jawaban dari Nasywan, kemudian laki-laki itu melanjutkan ucapannya, "Tapi, Ce, lo tahu gak sih Mbah Sudirman tuh waktu gue kasih tahu tentang lo, beliau malah ngomong gak jelas gitu."

"Gak jelas gimana?"

"Iya, pokoknya beliau ngomong tentang Hayam Wuruk dan siapa gitu, lupa gue."

"Hah? Maksudnya?" tanya gue yang mendadak bingung karena Nasywan baru saja menyebut nama Hayam Wuruk.

"Gak tahu deh, gue juga gak ingat. Mbah Sudirman ngomongnya pakai bahasa Jawa halus waktu itu, gue kan gak terlalu paham," katanya. Sebenarnya gue tidak mau terlalu memikirkan perkataan Nasywan. Namun, feeling gue berkata ada suatu hal yang tak gue ketahui.

Pertanyaan gue sekarang, hal apa yang tak gue ketahui itu?

👑👑👑

Hayam Wuruk pagi ini bangun lebih awal daripada gue. Ia mengeluh sakit perut sejak tadi malam, jadi tidurnya terasa tidak nyenyak.

"Hayam Wuruk, jangan terlalu lama di kamar mandinya! Aku mau mandi!" kata gue sambil mengetuk pintu kamar mandi. Sekarang sudah jam lima pagi, tapi gue belum bersiap untuk sekolah karena Hayam Wuruk yang tak kunjung keluar dari dalam kamar mandi. Pintu kamar mandi akhirnya terbuka, menampakkan Hayam Wuruk yang wajahnya terlihat pucat.

"Memang kemarin kau makan apa sih? Kok bisa jadi begini?" omel gue.

"Makanan yang aku makan kan sama sepertimu," ucap Hayam Wuruk sembari duduk di atas kasur dan merintih kesakitan.

Another Time [MAJAPAHIT] (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang