PAGI ini terasa sedikit berbeda dari pagi seperti biasanya. Bagaimana tidak? Laura saat ini harus bekerja diperusahaan yang sangat terkenal. Ia malah menjadi sekretaris pribadi Bos tampannya itu.Namun, bukan itu masalahnya. Masalahnya disini adalah, Bos-nya itu adalah mantan kekasihnya! Bagaimana bisa ia tidak stress memikirkannya dari semalam? Ia bahkan tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan hari ini yang tiba begitu saja. Ya, hari pertama bekerja dengan Lucas.
Ia menatap kearah pantulan dirinya dihadapan cermin. Cantik. Hanya itulah yang dapat ia deskripsikan dari wajahnya yang rupawan itu. Ia menatap kearah kantong matanya yang sedikit menghitam karena semalam ia begadang karena tidak bisa tidur. Ia langsung mengambil fondation, berniat menyamarkan noda hitam itu.
Lalu setelah itu, ia langsung memakai bedak, kemudian maskara, serta lipbalm agar dirinya tampak lebih fresh. Tak lupa ia menyemprotkan hair spray kepada rambutnya yang sudah ia tata tadi. Kemudian memakai parfum favoritnya yang beraroma lavender.
Setelah dilihatnya jika penampilannya sudah perfect dengan balutan dress selutut yang bewarna navy lalu dipadukan dengan blazer bewarna putih, serta tak lupa polesan makeup yang tipis, ia pun langsung saja mengambil tas dan juga high heels 10 centi yang bewarna navy.
Ia berjalan kearah meja makan. Dilihatnya jika hanya ada roti tawar. Karena berniat hanya untuk mengganjal perutnya, ia langsung saja memakan roti itu tanpa adanya selai atau apapun itu.
Setelah itu, ia langsung melangkah untuk keluar dari kamar apartement dan berniat langsung saja melangkah untuk menuju lobi Apartement. Hari ini ia akan pergi menaiki taksi. Karena Elena tidak bisa mengantarnya untuk beberapa hari ini karena ada banyak tugas dan membuatnya harus berangkat pagi-pagi sekali.
***
“Ck! Dimana semua taksi saat ini? Kenapa tidak ada yang melewati apartement ini, huh? ” gumam Laura sambil melirik kearah jam tangan mahal rancangan Dior yang sudah menunjukkan pukul 7.30. Yang dimana seharusnya ia sudah sampai dikantor 30 menit yang lalu.
Laura mencoba menelpon Elena, namun tidak ada gunanya. Sudah pasti jika Elena tidak akan menjawabnya. Karena ia sangat sibuk akhir-akhir ini.
“Ah! Kenapa aku tidak mencoba menelpon Nick?” ucapnya semangat sambil merutuki kebodohannya. Lalu kemudian ia menelpon sahabatnya itu.
”Tut.. Tut..”
“Halo?” ucap seseorang disebrang sana yang membuat Laura menghembuskan nafasnya lega.
“Nick! Syukurlah kau mengangkat teleponku. Tolong jemput aku di apartement! Kumohon..” ucap Laura dengan nada memohon.
“Hm.. Baiklah. Tunggu disana” ucap Nick yang kemudian telepon itu langsung diputus olehnya dengan begitu saja.
“Huft syukurlah! Setidaknya aku tidak harus menunggu taksi lagi” gumam Laura sambil bernafas sedikit lega.
***
“Ting..” lift berhenti dilantai paling atas gedung ini. Laura langsung saja melangkah dengan cepat, dan langsung menduduki kursi sekretaris yang berada tepat didepan ruangan kerja milik Lucas. Ia melirik kearah jam tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex, My Ceo [DIXONSERIES#1]✅
RomansaBagaimana jadinya jika sepasang kekasih bekerja dalam satu perusahaan yang sama? Sudah pasti jika hal itu menyenangkan bukan? Namun bagaimana jadinya jika seorang 'mantan' kekasihmu yang merupakan kekasih pertama sekaligus kekasih terindahmu adalah...