07. A Little Lie (1)

64.3K 3.1K 25
                                    


WANITA cantik itu berlalu meninggalkan Lucas yang saat ini masih terdiam di Cafe. Masa bodoh dengannya, ia tidak peduli!

"Dasar pria sinting! Beraninya ia mengatakan hal seperti itu" umpatnya yang disertai dengan segala decakan kesal.

"Apa ia mengira jika semua wanita mau dengannya? Huh! Jika iya, tapi tidak denganku" gumamnya sambil menendang kaleng minuman yang ada ditrotoar jalan hingga ia tidak sadar, jika kaleng minuman itu mengenai seseorang.

"Hei! Apa karena kau sedang membenciku, maka kau dengan sengaja menendang kaleng ini?" ucap seseorang itu yang membuat Laura melihatnya.

Laura memutar bola matanya malas. "Sejak kapan kau disini?" tanya Laura, karena seingatnya jika orang yang baru saja diumpati olehnya masih berada didalam Cafe, tadi.

"Sejak kau mengumpatiku" ucapnya yang membuat Laura memutar matanya dengan jengah.

"Pergilah dari hadapanku. Semakin aku melihatmu, maka semakin pula aku membencimu" ucap Laura dengan nada datar.

"Aku tidak yakin jika kau benar-benar membenciku" ucap pria itu dengan nada sexy-nya, yang pasti akan membuat banyak wanita tiba-tiba saja seperti sedang tersengat listrik. Tidak terkecuali dengan Laura.

"Kenapa tidak? Aku bahkan sangat membencimu" ucapnya.

"Baiklah, aku terima segala ketidak jujuranmu padaku saat ini" ucap Lucas yang membuat Laura memutar bola matanya malas.

"Tapi nanti, kau akan mengakuinya jika kau masih mencintaiku, Honey" ucap Lucas dengan suara rendah yang membuat Laura bergidik mendengarnya.

"Hentikan bualanmu, karena aku benar-benar sangat muak mendengarnya" ucap Laura yang dibalas kekehan geli oleh Lucas.

Mereka terus saja melanjutkan perdebatan seperti Lucas yang mengganggu Laura, dan Laura yang emosi setiap Lucas mengganggunya. Dan hal ini adalah hal yang sangat menyenangkan bagi Lucas dan tidak bagi Laura. Hingga tiba-tiba saja terdengar suara seseorang, yang membuat perdebatan itu berhenti.

"Laura" panggil orang itu sambil berjalan kearah Laura dan setelah itu berdiri disampingnya.

"Oh! hai, Nick" balas Laura dengan ramah disertai senyumannya yang sangat manis dan membuat Lucas memutar bola matanya malas. Yang benar saja! Kemana sikap jutek Laura yang ditunjukkan olehnya tadi? Kenapa didepan pria ini ia terlihat sangat manis? Begitulah isi pikiran Lucas yang saat ini memenuhi kepalanya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Laura kepada Nick.

"Aku ingin masuk kedalam Cafe, tapi karena aku melihatmu disini, jadi aku langsung menyusulimu" ucap Nick sementara Laura hanya menganggukan kepalanya.

"Apa kau sudah makan?" tanya Nick.

"Sudah, aku baru saja selesai makan dengan Elena" ucap Laura.

"Apa kau tidak keberatan jika aku mengajakmu untuk menemaniku makan siang?" tanya Nick.

"Tentu saja.."

"Aku keberatan" ucap suara bariton yang sedari tadi diangguri oleh mereka berdua.

Laura hendak membuka suara, namun karena Lucas yang kembali membuka suara membuatnya mengubur niat itu dalam-dalam.

"Kembali denganku sekarang" ucap Lucas dengan nada memerintah.

Laura memutar bola matanya jengah. "Ayo Nick, aku akan menemanimu makan siang. Kita tidak perlu mempedulikannya" ucap Laura sambil mengajak Nick dan menatap sinis kearah Lucas.

Mereka berdua hendak melangkah pergi, namun lagi-lagi suara bariton itu menghentikan niat mereka berdua.

"Jika kau pergi bersamanya, akan kupastikan jika karier-mu akan hancur ditanganku, Ms. Altemose" ucap Lucas yang membuat Laura menggigit bibir dalamnya.

My-Ex, My Ceo [DIXONSERIES#1]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang