LAURA sedari tadi hanya dapat berkalut dengan pemikirannya sendiri sejak saat ia pulang dari restoran. Ia sibuk menenggelamkan wajahnya diceruk-ceruk bantal miliknya.Berusaha berpikir keras, bagaimana jalan terbaik yang harus ia lewati.
Disatu sisi ia ingin bebas dan tidak mau terbebani dengan perusahaan yang bisa dibilang tidak kecil itu. Disisi lain juga ia kasihan dengan Lionel dan tidak ingin jika perusahaan itu jatuh ke tangan yang tidak tepat.
“Ck! Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya ntah kepada siapa.
Jika ia membiarkan Lionel bekerja sampai ajal menjemputnya, maka siapa yang akan meneruskan perusahaan itu? Dirinya? Atau Tiana, Istri mudanya?
Ditengah berdebatnya dengan pemikirannya sendiri, ia lebih memilih langsung saja menarik selimutnya sampai sebatas kepala. Lalu masuk kedalam mimpinya. Menurutnya lebih tenang jika ia bermimpi saja dari pada memikirkan kenyataan yang seperti tidak ada alur bahagianya.
***
Keesokan harinya. Laura bangun dari tidurnya dan bersiap-siap ingin ke kantor seperti biasa. Setelah ia selesai bersiap, dengan dress bewarna hitam serta makeup yang tidaklah terlalu tebal dan sepatu yang bewarna hitam pula. Ia menatap dirinya dipantulan kaca jika ia sudah perfect.
Ia mengambil tas miliknya diatas meja rias. Sebelum itu terdengar suara ponselnya yang berbunyi.
“Kring.. Kring..”
Laura langsung saja mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa nama yang tertera disana.
“Halo?” ucapnya.
“Halo Nona. Ini saya Gwen, kepala pelayan dikeluarga anda” ucap seseorang itu dan ternyata adalah Gwen.
“Ya, ada apa kau menelponku, Gwen?” tanya Laura kepada Gwen.
Gwen tidak menjawab. Ia tampak seperti sedang menyusun kata-kata untuk berbicara dengan Nona mudanya itu.
“Ada apa Gwen?” tanya Laura sekali lagi karena ia heran dengan Gwen yang seperti dengan nada panik sekaligus bingung untuk menjelaskan sesuatu kepadanya.
“Begini Nona, T-tuan sudah.. Tidak ada” ucap Gwen yang membuat Laura langsung membeku ditempatnya. Aliran darahnya seketika berhenti juga saat itu. Ia tidak salah dengar bukan?
“Gwen, apa yang sedang kau katakan?” tanya Laura dengan nada bergetar.
“Tuan sudah meninggal karena kecelakaan, Nona” ucap Gwen yang membuat Laura menitikkan air matanya. Ia menyenderkan dirinya ke meja rias miliknya sambil menutup mulutnya dengn tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex, My Ceo [DIXONSERIES#1]✅
RomansaBagaimana jadinya jika sepasang kekasih bekerja dalam satu perusahaan yang sama? Sudah pasti jika hal itu menyenangkan bukan? Namun bagaimana jadinya jika seorang 'mantan' kekasihmu yang merupakan kekasih pertama sekaligus kekasih terindahmu adalah...