Author POV
Hari sudah mulai larut. Rose melirik jam tangannya yang sekarang jarum pendek jam itu sudah berada di antara angka 8 dan 9, dan jarum pendeknya berada di angka 6. Dia bersiap-siap untuk pulang kerumahnya, dan berpamitan kepada pemilik supermarket yg mana tempat dia sekarang bekerja.
"Bi aku pulang dulu ya. Terimakasih telah menerimaku bekerja disini." Kata rose ke wanita pemilik supermarket ini
"Ashhh kau ini. Selalu bilang Terimakasih kepadaku. Seharusnya aku yg berterimakasih kepadamu. Berkat kau bekerja disini banyak orang tertarik Berbelanja disini. Hmmm... Mungkinkah mereka tertarik dengan mu." Canda bibi itu sedikit tertawa. namanya sunhye.
"Hahaha... Bibi bisa aja" balas rose juga sedikit tertawa.
"Kalau begitu aku pamit dulu bi.""Ne. Hati-hati dijalan!"
"Ne. Bi sun apa kau tidak tau aku ini mantan atlet taekwondo Korea!?. Aku akan pulang dengan selamat. Tidak ada orang yang bisa melukaiku." Jelas Rose sambil memperagakan beberapa teknik dalam taekwondo.
Tidak ada orang yang bisa melukaiku? Cih malah kenyataannya kebalikan itu. Sungguh aneh. Kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa ketika aku dilukai oleh ketiga saudara yg sama sekali tidak ada hubungan darah sedikit pun dengan tubuhku ini, batinnya
"Sudahlah jangan membuat perutku sakit lagi dengan tingkah lucumu yang aneh itu, dasar anak muda! "
"Hehe Mian bi. Kalo gitu aku pergi dulu bi Sun. Daaaahh bi! " Rose seraya melambaikan tanganya. Tak lama kemudian, punggungnya pun tidak terlihat lagi di supermarket bi sun.
"Aku belum pernah bertemu gadis muda sebaik dia. Dia sangat mudah membuat orang lain senang. Padahal aku baru kenal dengannya beberapa hari kebelakangan ini. Gadis itu seperti cahaya terang bulan di atas sana, bercahaya" ujarnya sambil menatap bulan di langit.
Rose pov
Aku membuka pintu rumah pelan- pelan agar penghuni rumah ini tidak terganggu dengan kepulangan ku dan syukurlah mereka semua tidak ada di ruang tengah mungkin mereka sekarang sudah berada di kamarnya masing-masing.
Akupun segera menuju ke kamarku yang terletak di lantai dua sebelah kamar Jennie unnie, dengan langkah hati-hati agar tidak mengganggunya.
Setelah sampai di dalam kamar. Aku langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat keluar dari kamar mandi, tampak ada seseorang berdiri tegak di depan pintu kamarku. Dan ternyata itu lisa.
"Lisa? Ada apa? " Tanya ku. Dia memutar bola matanya malas lalu dia melempar sebuah buku ke arahku dengan cepat akupun berhasil menangkapnya.
"Sekalian kerjain pr gue! " katanya dan berlenggang pergi dari kamarku.
'Tidakkah kau bisa memberi buku ini baik-baik kepadaku?' batinku dn beralih ke meja belajarnya.
Rose pov and
Next morning.
"Mana PR gue!? " Kata lisa ketika rose baru saja mendudukkan pantatnya di kursi meja makan.
"Ada, ini" Rose mengeluarkan buku lisa dari dalam tasnya. Lalu diberikannya kepada lisa
"Good work" ucap lisa mengambil buku dari tangan rose dengan kasar.
"Ngapain lagi disini. Sudah pergi sana! " Usir jennie.
Astaga. Bagaimana bisa rose melupakan . Kalau dia tidak ada hak makan di meja itu. Dia hanya boleh makan didapur. Semenjak shin-hye di luar negeri. Rose dijadiin babu oleh ketiga wanita dirumah ini yang sudah dia anggap sebagai saudaranya sendiri.