"Bodoh! "Satu kata itu lepas dari mulut seorang kim jisoo setelah melihat gadis yang tak lain Rose adik kandungannya sendiri tengah tersenyum kedirinya dengan darah yang tak henti-hentinya keluar dari sana.
Dengan langkah menggebu jisoo mendekat lalu menahan tubuh yang akan tumbang itu kemudian dibawanya tubuh itu ke atas punggungnya. Berlari meninggalkan tempat itu.
Di belakang rumah kosong, tempatnya cukup sempit, Jisoo menurunkan rose dari atas punggunya, menyandarkan pelan2 ke dinding. Di tatap nya mata cantik gadis yang sedang terluka itu dengan tatapannya-layu.
"L-lama tak berjumpa, apa kabarmu?"Tanya rose menahan sakit di perutnya. Jisoo membuka resleting jaketnya lalu di robeknya bajunya "Bodoh sekali kau menyusahkanku saja!" Katanya sambil meliliti kain bajunya mengikat perut rose."senang rasanya bisa melihatmu kembali unnie"
"Tidak dengan ku, kenapa kau berada disini eoh? Dan mengapa kau mengikutiku chaeng!" Rose menatap kakaknya itu dg matanya yang mulai berair "hiks..kau tidak merindukanku? Hikss.. Kau sangat jahat unnie!"
Jisoo menangkap wajah basah itu, dalam hatinya berkata aku lebih merindukanmu, kalian semuanya. "lebih jahat jika kau berakhir disini karna cuma menyariku, Kan ga lucu chaeng!"menghapus air mata dari wajah adiknya.
"Dan coba lihat sekarang, kau teluka sebab diriku! Aku sungguh kakak yang payah!" Rose menggeleng, kemudian di pegangnya tangan kakak sulungnya itu "aniya unnie kau yang terbaik".
Jisoo mengambil ponsel pintarnya dari saku jaket yang dia pakai, lalu memanggil seseorang. rose ada disini berarti jennie dan lisa juga ada disini. Mana mungkin rose diperbolehkan pergi ke negara asing sendirian sama eomma mereka.
"Halo kai, kau ingatkan foto2 adikku yang pernah diam diam kau mengintip foto itu di galeri ponselku"
"Ne, aku masih mengingat wajah adikmu, cantik-cantik"
"Aku minta bantuanmu tolong cari dan bawa kedua adikku ke kedai mu dulu, lindungi mereka disana, bilang aku dan chaeyeong baik-baik saja disini. Jangan sampai mereka keluar dulu dari kedai mu. Orang gila yang mengincar keluargaku berkeliaran diluar sana"
Jisoo menjeda kalimatnya, di liriknya rose yang sedang meringis kesakitan seketika air matanya keluar deras "mereka sudah berhasil melukai chaeng adikku, dia tertembak"isak jisoo menggigit bibir bawahnya agar isakannya ini tidak keluar sangat jelas.
"Kau taukan apa yang harus kau lakukan soo?! "
"Tentu! a jangan lupa suruh carlson menunggu dirumahku" Jisoo menyimpan kembali ponselnya."Chaeng kamu jangan banyak bergerak dulu dan atur pernapasan mu, aku akan mencoba memberi tekanan pada lukamu" Kata jisoo lalu membawa tangannya menahan luka itu. Sesekali dia mengecup kening adiknya itu
"Bertahanlah chaeng aku mohon, rumahku berada setelah empat urutan rumah disini.kita akan pergi ke sana sudah ada temanku dia seorang dokter dan dia akan mengobati mu nantinya."
▒
▦
▩
░Dilain tempat pada waktu yang sama.
"Unnie bagaimana ini?" Ucap lisa cemas. Sudah kesana kemari tiga manusia itu (mereka berpencar, jennie sama lisa dan tae sendiri) mencari rose yang tak kunjung menongolkan dirinya di depan mata ketiga manusia keturunan Korea itu.
"Bagaimana apanya oh! Jangan buat aku pusing lisaya, bukannya kau yang bilang rose hanya ke toilet sebentar saja, dan sekarang seharusnya aku yang harus bertanya kepadamu bagaimana ini? Dimana adikku!" Ucap jennie tersulut emosi- sedikit membentak.
Lisa menurunkan matanya "mianhae aku bersalah, tolong maafkan aku" Jennie menengok menatap lisa yang berdiri di samping kanannya.
"Hikss.... Mianhae aku bersalah berbohong, sebenarnya chaeng pergi mencari jisoo unnie, da-dari awal memang itu tujuan kami kemari" Isak tangis lisa