Seperti apa yang di inginkan oleh chaeng, dia dan kedua saudarinya pergi berlibur ke negeri orang yang di beri julukan city of light itu.
Selagi sekarang libur musim panas chaeng meminta izin untuk pergi ke sana, awalnya eommanya menolak mengizinkan dia pergi kesana, bukan chaeng namanya, dia terus membujuk eommanya itu untuk mengizinkannya serta menghasut saudarinya itu agar mau ikut dengannya. Dan berakhirlah sekarang dia sedang memasukan keperluaanya ke koper untuk 6 hari kedepan di kota Paris.
Selesai dengan semua urusannya chaeng melirik jam di dinding kamarnya yg menunjukkan jam setengah sembilan dimana pesawat yang Akan membawa dirinya dan dua saudarinya itu terbang dari Korea menuju paris tinggal satu jam tiga puluh menit lagi.
"Chaeng semuanya sudah siap?" Tanya Jennie menghampiri adik pertamanya.
"Sudah eon"
"Biarku Bantu bawa ke bawah" Jennie menarik koper Rose lalu membawanya ke bawah(ruang tamu)
Sebelum menutup pintu kamarnya Rose memandang kamarnya entahlah dengan tatapan apa itu. "Aku pasti akan sangat merindukan kamarku" ucapnya sambil tersenyum.
Bayangan kejadian dimana saat pertama kalinya Jennie mengobati luka-luka yang mengukir tubuhnya lalu membantunya memakaikan baju dan mengungkapkan di sana bahwa dia menyayangi rose dan berjanji akan menjaga rose. A miracle, right? yang membawa sedikit demi sedikit perubahan dalam kehidupannya.
Saat ingin menuju ke tangga rose berhenti di depan pintu kamar Jennie(letaknya memang dekat dg tangga). Ingatannya berputar dimana disana saat Jisoo dan Jennie yang baru saja pulang ke rumah bertengkar, dia mencoba melerai kedua kakaknya itu malah dia yang kebentur,Suara tangis serta teriakan Lisa dari kamarnya masih tergiang jelas oleh telinganya malam itu.
Pada saat jam 2 pagi rose terbangun hendak minum ke dapur, dia malah mendapati Jennie yg tidur disampingnya lalu rose berjalan ke luar kamar saat melewati kamar Jennie, terdengar Isak tangis di dalam sana diapun mendekat ke pintu kamar Jennie mengintip di celah pintu dan menangkap sosok wanita yang sedang menangis dilantai bersandar di samping ranjang milik Jennie menyembunyikan wajah cantiknya di lututnya. Di saat itulah untuk pertama kalinya rose melihat dan mendengar wanita seperti jisoo menangis rapuh.That night is not very good to remember.
"come on! jangan sekarang ku mohon" Rose membawa pandangannya ke atas menatap langit-langit rumah menahan tetesan yang cair membasahi pipinya.
"Chaeng ayo berangkat sayang nanti telat!"
"Iya eomma aku turun"
~~~~~~~~~~
At the airport
"Eomma mianhae tidak bisa menemani kalian"
"Jangan khawatir eomma, kan ada Jennie eonnie" ucap lisa
"Iya eomma kan ada Jennie yang akan di repotkan"
"Eonnie miaan" ucap rose bersalah
"Ga beneran kok,I'm just kidding.
Ga disuruhpun Jennie pasti akan melindungi adik-adik Jennie eomma" shin-hye membawa ketiga anaknya itu ke dalam rangkulannya menciumi puncak rambut anaknya satu-satu."Berjanjilah kalian akan baik-baik saja!"
"Tentu eomma" jawab mereka serentak
"Jika ada masalah jangan Lupa hubungi eomma" sambil mendekatkan jari telunjung dan kelingkingnya di dekat telinga (membentuk telfon)
"Ne eomma"
"Jaga diri kalian baik-baik!" Teriak shin-hye melambaikan tangan sebelum ke- tiga anak gadisnya itu memasuki boarding room.