Sedikit Perubahan di part awal: chaengli bukan kelas 12 tapi 11 mipa 4. Jensoo baru kelas 12Ini sambungan part yang kemaren. Karna terlalu panjang author bagi 2
“itu pasti sakit, mianhae aku tidak bisa membantumu”
Berbeda dengan jennie, lisa yang menyaksikan rose kesakitan, tersenyum miring. Senang? Tentu.
•
"Kenapa kamu melakukannya lis? " Tanya jennie. sebenarnya yang salah disini adalah lisa bukan Rose.
" Aku hanya bosan unnie, aku ingin hiburan." Kata lisa
"Oh Ini yang kamu sebut hiburan?! " Kata jennie tak percaya.
"Hnnn kenapa ada yang salah? Akhir-akhir ini aku lihat kamu banyak berubah eonnie. Kamu tidak pernah menyakitinya. Apa unnie menyayangi? Berubah pikiran? "
Deg!
"Ti-tidak" Jawab jennie gagab. Jennie juga tidak tau, apa dia mulai menerima dan menyayangi rose?.
Pandangan lisa yg menyaksikan aktivitas jisoo yg masih mencambuk rose beralih menatap mata jennie dalam.
"Lihatlah unnie kamu bahkan tidak yakin dengan jawabanmu"•
°Sudah puas jisoo menghukum rose. Dia pergi dari kamar mandi diikuti oleh lisa. Meninggalkan rose tak berdaya. Dia tidak hanya kesakitan tapi juga kedinginan. Jennie menghampiri Rose yg terduduk lemah dilantai dan mematikan shower yg masih hidup.
Jennie pov
"Apa kamu masih kuat berjalan? " Tanyaku.
"Ne" Katanya berdiri tapi tak bertahan lama, . Saat beberapa langkah dia meringis kesakitan
"Aku akan menggendong mu" Aku menaikannya di punggung dan menngendongnya menuju kamarnya.
Sesampai di depan pintu kamarnya. Aku membuka pintu dan melangkahkan kakiku masuk kedalam, lalu menutup kembali pintu kamarnya.
Ini kali pertamanya aku menginjakkan kaki ku masuk ke kamarnya. Disini terasa dingin. Tidak adakah penghangat ruangan dikamarnya?
Aku mendudukkannya di atas kursi belajarnya. "Apa di kamarmu ada kotak p3k? " Tanyaku.
"Ada di dalam lemari ku" Katanya lemah. Aku mengambil kotak itu di lemarinya dan kembali menghampirinya.
"Aaargghh" Rintihnya saat aku mengobati salah satu luka di kakinya
"Hiks... Hiks... Mianhae." Aku tak tau kenapa aku yang menangis. Padahal yg kesakitan adalah dia.
"Gwaenchana jennie-ssi ini sudah biasa aku dapatkan " Katanya tersenyum kepadaku. Baru kali ini aku melihat dia tersenyum tulus. Senyumnya sangat indah.membuat hatiku menghangat dan sekaligus mengingatkanku dengan sosok adikku yang tak ada lagi di alam ini.chaeyeong.
Saat aku sudah selesai mengobati luka di kakinya. Aku mengambil pakaiannya di dalam lemarinya lalu mengganti bajunya yg basah dengan yg kering. Awalnya dia menolak tapi aku terus memaksanya.