Tampak seorang gadis cantik tak henti-hentinya mengelus rambut adeknya yg terus mengeluarkan peluh.
"Gwaenchana eonnie disini, di sampingmu akan terus disisimu saat kamu membutuhkan."jisoo berkata.Tak lama senyum indah nan cantik terukir di wajahnya mengingat penjelasan dokter
Flashback 👉 "Ini sebuah ke ajaiban jisoo-ssi. Saat kami masuk adek anda tidak dapat bertahan karna pada saat selang yg membantunya bernafas itu copot, jantungnya pun terkejut dan berhenti berdetak.kami sudah mencabut semua peralatan medis yg menempel pada tubuhnya. Seperti nya alam semesta tidak menginginkan dia pergi sekarang begitupun dengan adek anda." Jelas dokter itu. "Sekarang chaeyeong? " Tanya jisoo. "Keadaannya sudah lebih baik dari sebelumnya, kami hanya perlu memasangkan selang oksigen pada hidungnya.Dan tentunya dengan infus yang merupakan kewajiban bagi semua pasien yg berada di rumah sakit ini bukan?!" Kata dokter itu tersenyum. Memberi hiburan mungkin.
"Kekeke anda benar dok," Kekeh jisoo.
"Khamsahamnida" Hormat jisoo menunduk. 👈Flashback end.Tadi jisoo memanggil dokter kembali dan bertanya ada apa dengan chaeng? Kenapa dia berkeringat seperti orang yg tengah gelisah? Dokter pun menjawab Dia sedang bermimpi, anda jangan khawatir dia baik-baik saja.
"Chaeyeongah, apa yang kamu mimpikan? Apa mimpimu menyeramkan? sehingga kamu banyak mengeluarkan keringat." Jisoo mengambil tangan chaeng lalu mengelus lembut punggung tangan adeknya itu.
"Hikksss andwaee! Lisa... Hiksss"
Jisoo sontak kaget, Tiba-tiba orang yg berbaring didepannya ini berteriak.Sadar.
"Chaeng kenapa?
Tunggu unnie panggil dokter dulu"
"Tidak, aku tidak apa-apa. Aku harus memberhentikan lisa" Gadis yang baru sadar itu mencopot selang oksigen yg hinggap di lubang hidungnya lalu berdiri di bantu tiang infus beroda sambil mendorong tiang itu pergi.
"Chaeng mau kemana?
Kamu baru sadar, jangan banyak bergerak" Suruh jisoo tak dihiraukan.Gadis itu menambah kecepatannya menuju lift. "Chaeng tunggu! " Teriak jisoo mengejar gadis yg berlari melebihi kecepatan dirinya, padahal gadis itu baru saja sadar. Dapat tenaga dari mana?.
"Kamu lamban unnie, nanti aku telat" teriak chaeyeong yg sudah berada di dalam lift. "Jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja dan jangan ikuti aku. Sebaiknya unnie pergi menghampiri jennie unnie, dia lagi nangis" Lanjut chaeyeong dia menunjuk jennie yg Berjongkok membuang air matanya di depan pintu ruangan yang lumayan jauh dari lift but pemandangan disana masih tampak disini. Last chaeyeong memencet tombol yg akan membawanya ke lantai paling atas dari bangunan disini. Lantai 6!
Jisoo pergi menghampiri jennie dan ikut berjongkok lalu memeluk tubuh adiknya itu "kenapa menangis hmm?"
.
.
Sesampainya di lantai atas chaeyeong membuka pintu yg menjadi pembatasan rooftop dengan ruang yg tertata rapi, bersih berkeramik tidak seperti di rooftop yg lantainya hanya terlapisi semen padang.
Brakkk
"Ya! Lisa-ya!" Teriak chaeyeong, sesuai dengan mimpinya dimana lisa berdiri di pagar rooftop membentangkan tangannya lebar-lebar menghadap gedung tinggi
"Chaeyeongah?"
"Jangan bergerak jika tak ingin tergelincir dan jatuh ke bawah sana" Lisa diam di tempat tak bergerak mendengarkan kata chaeyeong.