46

49.6K 2.2K 133
                                    

Happy reading 💖
Typo bertebaran

Silahkan di Coment jika Ada Typo 😉

"Naah Deby ini rumah Papah dan sekarang jadi rumah kamu juga," kata Nanthan mengajak Deby masuk ke rumahnya.

"Bagus banget Pah, emang gak apa-apa yah kalau Deby tinggal di sini?" tanya Deby.

"Gak apa-apa Nak, lagian di sini cuman mama Mira aja yang cewek kadang dia merasa kesepian katanya gak ada teman Cerita," kata Nathan.

"Bara ke kamar," kata Bara berjalan meninggalkan mereka berdua.

"Pah, Bara gak bisa terima Deby yah?" tanya Deby lagi.

"Bara emang gitu Nak, tapi sebenarnya dia itu sayang sama kamu karena dari dulu dia pengen saudari perempuan," kata Nathan.

"Kok gitu kenapa emang?" tanya Deby.

"Katanya biar ada yang dia jagain," kata Nathan membuat Deby tersenyum.

"Assalamu'alaikum," kata seorang wanita paruh baya yang masuk ke dalam rumah.

"Wa'alaikumussalam," jawab Deby dan Nathan.

"Loh mas, ini siapa?" tanya Mira a.k.a istri Nathan.

"Ini anak aku Deby, yang selama ini kita cari," kata Nathan.

"Oh ya ampun sayang akhirnya kamu ketemu juga," kata Mira memeluk Deby.

Deby lega karena Mamah tirinya bisa menerima keberadaan Deby di rumah ini.

"Saya sama Papah kamu udah lama banget cari keberadaan kamu tapi gak ketemu-ketemu, kita senang banget bisa ketemu kamu," kata Mira antusias.

"Makasih Tan, saya juga seneng bisa ketemu kalian," kata Deby.

"Mamah dong jangan panggil Tante," kata Mira.

"Hehehe iya Mah,".

"Nah sekarang Mamah tunjukkin kamar kamu yuk," kata Mira.

"Mah, aku pengen kopi buatin dulu lah," kata Nathan memelas.

"Di dapur ada gula, kopi, air panas, bikin sendiri dulu," kata Mira terus berjalan ke kamar Deby.

"Giliran udah ketemu Anaknya aja Langsung lupain suami," kesal Nathan berjalan ke dapur.

***

Pagi ini ada yang berbeda di rumah Bara, keceriaan terasa begitu lengkap.

"Sayang kamu gak makan?" tanya Mira ke Bara.

"Pengen makan Buah aja," kata Bara mengambil buah yang telah di sediakan.

"Lulus SMA mau ambil kuliah Bar?" tanya Deby mencarikan suasana antara dirinya dan Bara.

"Iya," jawab Bara sambil menggigit buah pir yang di genggamnya.

"Jurusan?" tanya Deby lagi.

"Belum kepikiran sih, kalau Lo?" tanya Bara.

"Gue ambil hukum, boleh kan Pah? Mah?" tanya Deby.

"Boleh dong, kita gak bakalan maksa kamu ambil jurusan apapun yang penting kamu betul-betul Serius dalam belajar," kata Mira.

"Kalian berdua berangkat bareng aja," kata Nathan.

"Bara jemput Naila jadi gak bisa," kata Bara.

"Deby di jemput sama Denis kok," kata Deby tersenyum.

"Kalau gitu Bara pergi dulu, Deb ketemu di sekolah yah," kata Bara mencium punggung tangan orang tuanya.

"Oke," kata Deby.

"Denis Pacar kamu Deb?" tanya Nathan.

"Hehe iya Pah, tahu gak? Denis sama Bara dulu musuhan Loh gak sama Bara aja tapi sama teman-teman Bara," kata Deby.

"Oh yah? terus ngapain kamu pacaran sama dia?" tanya Mira tak suka.

"Tapi mereka udah baikan sekarang dan Denis udah pindah ke sekolahan aku," kata Deby.

"Nah itu keknya Denis deh, kalau gitu Deby pamit yah Pah, Mah," kata Deby mencium punggung tangan orang tuanya.

"Iya, hati-hati yah," kata Mira.

***

"Wuiiihh Mobil baru gam?" tanya Bara saat sampai di rumah Agam.

"Bukan ini mobil Bokap gue," kata Agam sinis.

"Sinis banget ngapa Lo?" tanya Bara.

"Biasa ibu-ibu kompleks," kata Agam cuek.

"Kenapa? Jodohin Lo sama anaknya lagi?" tanya Bara.

"Hmm," kata Agam.

"Naila mana?" tanya Bara lagi.

"Sarapan sama yang lain," kata Agam.

"Oh iya, Lo Ambil kuliah gak?" tanya Bara.

"Keknya sih iya," kata Agam.

"Jurusan Apa?" tanya Bara.

"Hukum," jawab Agam membuat Bara terkejut dan seketika ngakak.

"Lo kenapa ngakak?" tanya Agam.

"Lo bar-bar gini mau ambil jurusan hukum? Yakin Lo? Nanti Lo salah ngasih pasal hahahah," kata Bara membuat Agam mendengus kesal.

"Hai By," kata Naila menyapa Bara.

"Udah siap?" tanya Bara.

"Udah kok, berangkat sekarang?" tanya Naila dan Bara mengangguk.

"Gam, duluan yah," kata Bara dan Agam  mengangguk.

"Loh Naila udah berangkat?" tanya Agatha saat keluar dari rumah.

Agam terdiam sejenak melihat penampilan Agatha, rambut panjangnya yang terurai membuat Agam tak ingin memalingkan wajahnya.

"Sayang, kenapa?" tanya Agatha.

"Balik badan Lo," kata Agam membuat Agatha kebingungan.

"Hah? Maksud kamu?" tanya Agatha.

"Balik aja apa susahnya sih!" Kesal Agam.

Agatha hanya menurut, ia merasa kalau Agam menyentuh rambutnya dan menjepitnya menggunakan cepolan rambut milik Agatha.

"Kok di jepit?" tanya Agatha.

"Lo terlalu cantik, gue gak suka punya gue di liatin terus," kata Agam santai lalu memasuki mobilnya dan di susul Agatha yang senyam-senyum sendiri.

Bersambung...


AGAM(Squel Naura)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang