Vote and comment 🌟____________________________________
Tak apa terlihat lemah di depanku, karena aku yang akan jadi kekuatan mu.
~Moonbow~
____________________________________
Hari ini adalah hari Kamis, itu artinya waktunya pelajaran olahraga dikelas Sakura. Tidak seperti siswa lainnya yang menyukai pelajaran olahraga, Sakura sangat benci pelajaran yang satu itu. Bagi Sakura lebih baik belajar kimia dari pada olahraga. Bukan karena Sakura malas atau apa, hanya saja saat pelajaran olahraga tidak ada satupun yang bisa dia lakukan. Basket? Dia tidak pernah memasukkan bola ke keranjang. Sepak bola? Oh yang benar saja, paling dia hanya berdiri seperti wasit ditengah lapangan. Voli? Astaga, servis saja dia tidak bisa. Mengesalkan bukan, bahkan dia sering diejek oleh teman-teman disekolah lamanya.
Menyebalkan!
Sekarang hal menyebalkan itu harus dihadapi oleh Sakura. Bayangkan berapa menggerutunya dia saat ini. Dia terus saja berjalan bosan menuju lapangan tempat teman-teman lainnya berkumpul.
Guru olahraga bernama pak Zulfi itu sudah memberi aba-aba untuk melakukan pemanasan. Semuanya telah berdiri sambil merentangkan tangan mengikuti instruksi pak Zulfi. Dengan setengah hati Sakura juga melakukan hal yang sama. Ini masih belum terlalu menyebalkan, tunggu saja sebentar lagi.
"Sekarang kita akan bermain basket, segera bagi tim dengan cara berhitung!" Ucapan pak Zulfi disambut antusias oleh para siswa penyuka olahraga khususnya penyuka basket.
Semua murid di kelas XI.MIA.1 sudah melakukan semua yang diperintahkan oleh pak Zulfi. Mereka ada yang bersuara bahagia saat mengetahui sekelompok dengan teman atau gebetan mereka. Ada juga yang mengumpat kesal saat tidak bisa satu tim dengan orang yang mereka inginkan. Huh, Sakura tidak peduli. Toh di kelompok manapun itu tidak akan membantu dia hebat dalam hal olahraga. Bagi Sakura olahraga adalah kesialan.
Permainan basket sudah dimulai, Sakura masih tidak tahu apa yang dia lakukan. Karena dari tadi tidak ada satupun bola yang mengarah padanya. Dia sudah berlari-lari mengikuti kemana bola itu, tapi sialnya dia tetap tidak bisa memegang bola, jangankan memegang menyentuh saja dia tidak. Kasihan.
Sakura tidak suka kalau dia gagal begitu saja, jadi dia memutuskan untuk mengejar lagi. Ya, dia akhirnya mendapatkan bola itu. Seperti kata pepatah usaha tidak akan mengecewakan. Namun baru saja dia akan melompat untuk memasukkan bola ke ring, dia malah didorong dan terjatuh.
"Yah, gagalkan. Lo bisa main nggak sih?" Perempuan bernama Dina menatap Sakura dengan marah. Inilah yang Sakura benci, saat dia melakukan kesalahan pasti akan dihujat bukan dibantu. Seakan semua kesalahan itu tertumpu padanya. Ia tahu dia tidak bisa bermain, tapi tidak harus seperti ini juga. Padahal dia sekarang sedang terjatuh.
"Tau tuh, tampang aja lo andelin!" Hujatan kembali keluar dari mulut Rifka, teman sekelas Sakura.
Sakura masih diam tidak menanggapi, bukan karena dia takut. Ia hanya memilih untuk tidak meladeni dan bangkit dari jatuhnya. Namun dia gagal, kakinya sakit. Sakura menatap sekeliling, tidak ada satupun orang yang berniat membantunya.
"Makanya jangan songong lo jadi orang!" Dina memanfaatkan kejadian ini untuk menghina Sakura, karena disana tidak ada guru yang mengawasi.
"Mentang-mentang pacarnya Alex sombong banget, kena karmakan lo!" Kali ini makian itu berasal dari salah satu murid yang katanya pintar itu, namanya Riska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonbow
Teen FictionAlex Marchelo Pradipta Pria dengan sejuta pesona, namun berjuta perangkap. Pria dengan wajah malaikat namun berhati iblis. Sekarang dia terjebak dalam sebuah permainan yang dia ciptakan. Dia akan keluar sebagai pemenang atau pecundang?