12. Angry

102 26 17
                                    

Vote and comment 🌟



____________________________________

Sedang aku usahakan
Semoga Tuhan iyakan.


~Moonbow~

____________________________________












Pada akhirnya Sakura kembali harus terjebak bersama Alex. Berdua menaiki motor hitam dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan yang ramai. Dan lengan Sakura yang memegang pinggang Alex.

"Woi, kemana sih!?" Suara keras sengaja Sakura keluarkan. Karena sejak tadi Alex memang tidak memberi tahu mereka akan kemana.

Mungkin Alex memang sudah terbiasa bertindak leluasa seperti ini. Tapi saat ini Alex sedang bersama Sakura yang tidak terbiasa akan perintah seperti itu. Sakura yang terbiasa memberi perintah. Namun bersama Alex dia seakan tidak berkuasa, terlihat begitu tunduk.

"Alex!!" Untuk yang kesekian kalinya namun masih belum digubris oleh Alex.

"Kalau nggak Lo jawab juga, gue loncat!" Sakura terpaksa sekali mengucapkan ini.

Alex masih tetap tuli, tidak mendengarkan. Menjalankan motornya dengan tenang. Seakan tidak ada yang perlu dihiraukan.

"Mau apa Lo!" Alex menghentikan motornya mendadak, saat Sakura benar-benar ingin melompat.

Astaga bar-bar sekali.

"Mau mati!" Alex berucap marah pada Sakura, sedari tadi Alex sudah menahan untuk tidak membentak. Tapi lagi, Sakura yang memancing emosi Alex.

Alex turun dari motor dan melepas helmnya. Mengangkat tubuh Sakura dalam sekali sentakan dan melepas helm gadis itu. Menatap Sakura tajam, lebih dari yang pernah Alex berikan.

"Lo kenapa sih? Mau mati beneran, gue bunuh aja sekalian!" Ditengah jalanan besar yang ramai Alex membentak Sakura. Untung saja tidak ada yang memperhatikan, karena mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Sakura diam, tidak mampu menatap dan menyanggah Alex. Tidak bisa dipungkiri aura Alex sangat menakutkan. Biasanya Sakura masih mampu melawan, saat ini menatap Alex saja tidak.

"Jawab! Kenapa tiba-tiba bisu gini hah? Tadi Lo yang ngotot mau ngomong kan!?" Kalau diukur tingkat kemarahan Alex saat ini sudah level 4.

"Hiks"

Sakura sudah tidak bisa lagi menahan isakannya. Padahal dari tadi sudah dia usahakan untuk tidak menangis. Memalukan.

Suara hembusan kasar nafas Alex terdengar. Tangan Alex menyugar rambutnya kebelakang. Keringat Alex menetes, dari pelipisnya. Bahkan dalam keadaan menangis pun Sakura masih bisa bilang kalau Alex itu tampan.

Dalam sekali tarikan, Sakura sudah berada dalam pelukan Alex. Tangan kokoh pemuda itu menepuk pelan punggungnya. Bukannya tenang, Sakura malah makin menangis.

Entahlah, tidak biasanya Sakura menjadi cengeng seperti ini. Apalagi didepan pria seperti Alex. Tapi Sakura rasa, hidupnya akhir-akhir ini cukup berat. Bertemu dengan Alex yang mengajaknya untuk bermain dalam permainan yang pastinya akan menjerumuskan Sakura, entah itu menang atau kalah. Lalu kemudian dia kembali harus dihadapkan dengan pemuda otoriter itu. Ayolah Sakura tidak terbiasa.

"Maaf" Hanya itu.

Satu kata itu saja seharusnya sudah membuktikan pada Sakura, seberapa banyak ego Alex yang sudah dia tekan. Karena bagi Alex ucapan 'terima kasih' dan 'maaf' pantang untuknya. Menurut Alex seseorang yang mengatakan hal seperti itu lemah. Belum pernah sekalipun Alex berkata seperti itu kecuali pada orang tuanya. Tapi entah karena apa, demi Sakura dia bisa melakukannya.

MoonbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang