1.7

275 24 1
                                    



Setelah perang perasaan yang mengaduk fikiran Hinata, malamnya demam itu kembali datang, pagi ini Hinata lagi-lagi menikmati sarapan segengam obat dan tak bernafsu makan apapun setelahnya, tubuhnya seakan mati rasa dengan tulang yang saling berhimpitan linu, setelah dua jam mualnya kembali dan ditambah dorongan makanan tadi malam dimuntahkan  keluar, Hiasi hanya menatap pilu puteri pertamanya tanpa mengeluarkan airmata, dia percaya tiap kali runtuh tetesan airmatanya ikut pula berkurang kekuatan pada putrinya.

Tangan pucat Hinata memukul dadanya guna mengurangi mual, tetapi Yuki malah menahanya, Ketika dorongan itu keluar hanya akan meningalkan rasa kecut dilidah dan lemas tiada tara, diikuti sakit kepala yang begitu hebat.

'hweekk.. '

"Hinata-san, Hinata-san? " pangil yuki, "Ayo keluarkan semuanya! " pinta yuki sambil menahan bobot Hinata yang condong kedepan memuntahkan isi perutnya, semua itu efek Therapi yang selama ini dia jalani

"Aku baik, aku baik ko " kata Hinata, tetapi kata-kata itu terdengar menyedihkan bagi Hiasi dan Hanabi, Mata yang dulu cerah sekarang memerah bergelinang air mata.

"Kaka? " pangil Hanabi lirih.

"Aku baik-baik saja, Nih sudah keluar semuah, aku akan makan " .

"Kaka mau makan apa? aku akan ambilkan? " tawar Hanabi.

Tubuh Hinata duduk kembali di Bangsal Ranjang, matanya menatap Hiasi dan Hanabi sambil menyeka liur diantara mulutnya dengan Tisu"Hmm, Belum ada tapi Nanti kaka akan bilang ","Tapi Hana-chan mau temani kaka disini? kaka bosan uu ".

Kaki Hanabi maju selangkah dan memeluk Hinata dari samping "Hana disini kok,  Jadi kaka ngak akan bosan, oke? Jangan bosan yah? ".

Tangan Hinata membentuk tanda'Ok'sambil mengusap kepala Hanabi.

Hiasi maju selangkah dan mengusap kedua kepala putrinya, seakan menyalurkan kekuatan, Dirinya teringat Hikari pada waktu silam yang mengalami kejadian yang sama, semoga kali ini dia dapat mempertahankan putri nya, refleksi Istrinya Hikari, dan juga Refleksi dirinya Hanabi mereka ada dua malaikat yang sangat indah, dan begitu manis.

"Ano, ayah aku akan tingal disini lagi boleh? "

"Kamu harus belajar selama liburan " kata Hiasi.

"Uu,  Hana akan belajar disini, akan Punya buku yang bagus, sesuatu itu apa kaka mau lihat? ".

"Kalau Hana yang pilih kaka akan lihat ".

"Nah, boleh kan ayah? ".

Hiasi hanya mendengus "Tapi jangan terlalu mengangu kaka mu, oke? ".

Senyum Hanabi mengembang " ayeye Sir " katanya sambil memberi tanda Hormat.

"Biarkan Hana disini, lagian kalau Hana berisik dokter akan menyuntiknya " Goda Hinata.

"Nooo, kaka aku kan adikmu, harusnya kaka menjagaku disini! ".

"Huh, kalau mulutmu lebih banyak meracau daripada belajar kaka ngak akan bantu kamu ".

Yuki dan Hiasi hanya memandang mereka berdua penuh kelembutan, lalu dirinya menatap Hiasi dan berkatan pelan bahwa Tsunade dan kabuto telah menunggunya.

"oke, tapi Kaka harus temani aku makan pagi, siang, sore, dan malam, aku juga akan membeli camilan? Oh, aku lihat ada toko Roti didepan sini, lumayan enak! ".

Dulu kalau Hanabi membahas makanan Hinata akan senang Hati melayaninya, tetapi berbeda dengan sekaran seakan sutumpuk Makanan dan camilan itu lebih mengerikan daripada obat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hyuga Hinata in proses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang