semoga cepat rehat dan istirahat agar cepat pulih, maafkan aku tak bisa membantu mu lebih
✨✨✨
Bahkan mungkin awan pun mengerti keadaan, ia menutup matahari sehingga cuaca menjadi mendung di sore hari.
Bahkan senja yang biasanya terlihat indah hari ini bagi bagi sebagian orang namun bagi Sanja senja terlihat seperti mengejek nya.
Aleya hanya bisa menatap gadis itu dari balik pintu belakang rumah Tuo Demang yang langsung menuju sungai, di atas batu besar di tepi sungai Gadis yang biasanya menatap orang dengan pandangan angkuhnya, kini ia hanya menatap angin dengan pandangan tanpa harap.
Aleya jelas sangat mengerti perasaan Sanja, sudah 2 hari berlalu kegiatan anak itu hanya duduk di atas batu tepi sungai itu.
Bahkan hanya sekedar makan pun butuh paksaan, anak itu hanya mengeleng dan mengaguk sebagai jawaban tak berniat berbicara
Tentang Sanja , Aleya ingat satuhal betul saat mendengar kabar Rian tewas, sampai Risa pun harus membujuk anak itu dengan segala cara, sampai kadang Risa menangis untuk membujuk aleya.
Aleya pun mengambil nampan berisi makanan untuk Sanja, tadinya intan yang akan memberikan nya untuk Sanja tapi Aleya yang meminta agar dirinya saja yang membujuk Sanja untuk makan, walaupun diragukan.
Aleya pun berjalan menuju Sanja, angin menyelimuti Aleya, cuaca sangat dingin saat ini.
"Biar saya saja dok" ucap buman tiba tiba muncul sembari tersenyum simpul
"Eh-" Aleya terkejut dengan kehadiran lelaki itu yang langsung mengambil nampan berisi makanan itu, lalu buman pun berjalan dengan langkah yang penuh semangat
Aleya pun mengikuti langkah buman.
"Makan dulu senja, ikau belum makan dari tadi fajar" ucap buman
"Pergi buman" lirih Sanja
Aleya pun terdiam di tempat, padahal beberapa langkah lagi ia akan sampai.
"Tak usah ikau berlarut larut memikirkan kematian Gumantar itu, memang sewajarnya beban seperti dia pergi" ucap buman
Lalu Sanja pun menatap buman dengan pandangan berapi api
"Buman!" Teriak Aleya
Buman dan Sanja pun menengok ke arah Aleya, Aleya pun melangkah menuju mereka
"Saya mohon kamu tinggalkan Sanja" ucap aleya dengan tatapan yang sangat serius
"Pergi lah buman" ucap Sanja suaranya nyaris seperti ancaman maut, siapa saja yang mendengarnya pasti dibuat merinding.
Buman pun berdecak, lalu pergi menjauh tapi sebelum itu ia menatap Aleya dengan pandangan yang sangat tajam, menandakan ia tak suka dengan Aleya
Aleya pun masabodo, lalu dia pun menghampiri Sanja dan duduk disebelah nya batu nya cukup besar bahkan buat 5 orang pun rasanya muat.
"Saya tak mau diganggu" ucap Sanja
Aleya pun menatap Sanja "aku pernah merasakan ini, bahkan rasanya dunia berhenti berputar tak ada minat untuk hidup rasanya, hal yang paling menyedihkan di dunia ini adalah ditinggalkan tapi siap ga siap hal itu akan selalu terjadi dalam hidup, ntah itu dia yang pergi atau kita yang pergi"
Sanja pun tak bergeming, ia hanya menatap kosong sungai di depan nya
"Sanja aku menangkap satu ikan!" Teriak Gumantar kecil dengan ceria
KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCENE; squel Of Adrian & Aleya (?)
Novela Juvenil/COMPLETED✓/ -"But it turns out that when you left, I felt like half of me was missing. awan kita sudah membendung menjadi satu, tinggal menunggu yang mana yang akan muncul; storm, or rainbow We are ever happy enough that is remembered"...