Seberapa banyak lagi tuan akan meleja hak para juang?
Mengukir satu kata pun perkara tuan.
Seberapa banyak lagi yang akan tuan bungkam supaya mereka mendewa tuan?
✨✨✨
Terik matahari mulai menyinari, Aleya baru saja kembali ke camp setelah mengurus beberapa keperluan, ia terkekeh melihat Kinara yang sedang meladeni banyak pertanyaan dari Sanja, yang sesekali gadis itu menghembuskan nafasnya.
"KAK SANJA!" Teriak seorang anak dengan langkah yang tergesa gesa memasuki camp
Aleya pun terkejut, ia tak mungkin melupakan wajah anak itu, rumbun
Sanja pun bangkit dari duduk nya lalu berjalan menuju anak itu "kenapa rumbun?" Tanya Sanja
Anak itu masih berusaha menetralisir deru nafas nya "mereka membakar hutan kak, bue akan pergi ke sana tapi dia minta janggan beri tahu Kaka, rumbun takut bue kenapa Napa ditambah kak Mantikei sedang pergi ke kota dengan kak intan"
Sontak Sanja pun membulatkan matanya, biasanya ada Gumantar tapi tidak untuk sekarang
Apa yang harus dia lakukan?
Aleya dan Kinara pun saling bertatapan dan bangkit dari duduk nya masing masing
"Kalian janggan ikut!" Hentak Sanja
Aleya pun mendengus "kamu sendiri disana"
"Janggan, mereka akan membabi buta kali ini, aku yakin" ucap Sanja
Kinara pun mengeleng "kita harus bantu lu, sekarang ga ada pilihan lagi Gumantar udah gaada"
Seketika mendengar nama itu Sanja terdiam
"Hubungi semuah camp kedokteran" ucap aleya pada Kinara
Kinara pun mengaguk, sedangkan Sanja hanya terdiam gadis itu sudah tak punya kekuatan sekarang tapi satu tekad nya adalah untuk menyelamatkan tanah leluhur nya itu, untuk kehidupan selanjutnya.
"Banyak korban yang akan termakan disana, seperti waktu itu" ucap Sanja
Kinara pun memencet nomor yang sudah ada di daftar buku telepon, lalu beberapa saat telepon itu terhubung
"Iyaa dengan Tiara dari camp 01"
"Cepet kumpul di camp 03, ada kerusuhan dan sekarang kita harus kumpul disana"
"Baik!"
Selagi Aleya menunggu Kinara mengabari semuah pihak yang dibutuhkan, Aleya tak bisa diam saja begini satu detik pun berharga kini, lalu Aleya menatap Sanja
"Kalau gitu, sekarang kita duluan biar yang lain nyusul, Seenggak nya kita bisa mengatasi masalah yang ada disana dulu" ucap aleya yang dianguki Sanja
Lalu Aleya pun memandang Kinara "nanti gua tunggu di TKP" ucap aleya yang dianguki oleh kinara
Hingga akhirnya Aleya dan Sanja pun pergi namun Kinara masih sibuk mengabari sana sini hingga tujuan akhirnya adalah menghubungi pihak keamanan di markas
Namun Kinara pun sedikit ragu ragu tentang hal itu, Kinara pun terdiam lalu memencet nomor nya.
***
Suasana ricuh disini, dimana para pribumi terus menghalangi pembakaran yang terjadi, jika mereka mundur selangkah lagi mereka bisa masuk dalam lahapan si jago merah.Sementara juga ada yang sibuk memadamkan api dengan peralatan seadanya, menyedihkan.
Aleya pun sudah menatap ketua itu lagi, siapa lagi kalau bukan Nardo
KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCENE; squel Of Adrian & Aleya (?)
Novela Juvenil/COMPLETED✓/ -"But it turns out that when you left, I felt like half of me was missing. awan kita sudah membendung menjadi satu, tinggal menunggu yang mana yang akan muncul; storm, or rainbow We are ever happy enough that is remembered"...