•Dua belas•

4.7K 371 31
                                    

Btw gue keknya mau HIATUS dulu deh ngetik DEVA. Salah satu alasannya karena gue lagi ujian dan selalu gak ada mood nulis karena baca komen yang gak mengenakan.

Gatau kenapa gue juga akhir-akhir ini sering baperan, bukan apa, cuma sedih aja saat baca komen kaya gitu. Terserah kalau kalian mau nyangka gue terlalu ngegede-gedein masalah, tapi ini baru gue alami jadi belum biasa dalam situasi kayak gini. Masih pemula soalnya wkwk.

Oke deh. Nanti kalo gue update berarti cepet ya HIATUS nya wkwk.

Happy reading...

Flashback on

Setelah mandi, Deva langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Matanya sedikit terpejam, namun rasa kantuknya seketika hilang saat ia mengingat surat misterius yang tiba-tiba ada di apartemennya.

Deva bangun dari posisinya lalu berjalan ke ruang tamu, dan mencari kemana surat itu ia lempar. Deva sama sekali tidak takut dengan ancamannya, ia hanya penasaran. Siapa pengirim yang sebenarnya? Hatinya meyakini kalau itu Geo namun inisial yang ada di surat itu A. Lama mencari akhirnya Deva temukan, lalu cowok itu kembali ke kamar dan membuka laptopnya.

Dengan penuh keseriusan, Deva terus mengutak-atik laptopnya. Satu jam Deva berkutat dengan laptop akhirnya ia berhasil tahu siapa pengirim sebenarnya. Deva cukup kaget saat membaca semua informasi yang ia baca di laptop, tangannya terkepal kuat.

"Bajingan lo Geo!" Gumam Deva sambil menahan emosi yang siap meledak.

"Nama asli Aland, seorang psikopat? Jadi selama ini dia cuma pakai data samaran? Pantes aja inisial di surat ini A bukan G." Monolog Deva.

Dengan lihai Deva menyimpan semua data yang ia dapat dan ditaruh di flashdisk nya. Lalu ia menyimpan surat dari Geo dilaci meja belajarnya. "Aland ternyata nama asli lo Geo? Haha. Salah cari musuh lo, psikopat bodoh."

Dengan senyum kepuasan Deva kembali ke kasur nya dan merebahkan tubuhnya. Ia sudah tenang saat mengetahui semuanya, pantas selama ia melihat Geo seperti ada yang janggal, ternyata ini. Tidak. Deva tidak takut sama sekali saat ia tahu siapa Geo sebenarnya, justru ia merasa tertantang dengan ini. Akan ada kisah baru dalam hidupnya, ya, Deva berhasil berurusan dengan seorang psikopat artinya sebentar lagi Deva akan merasakan bagaimana jika melihat kesadisan mereka saat membunuh, mungkin tubuh Deva lah yang akan menjadi sasaran. Tak apa, asal jangan orang terdekatnya.

"Kapanpun lo mulai permainan lo, gue siap Geo." Gumam Deva dan tak lama cowok itu sudah di alam bawah sadarnya.

Fyi Deva bukan hacker, tapi saat SMA dulu dia sempat iseng mencari tahu bagaimana caranya mengetahui informasi pribadi seseorang tanpa diketahui. Ternyata tidak mudah, memang butuh otak yang cerdas.

Flashback off

"Gak ada ruginya dulu gue cari tahu gituan. Gak sabar gue berurusan sama tuh psikopat," gumam Deva sambil tersenyum sinis.

Jika ada yang mendengar gumamannya tadi, mungkin Deva akan disebut gila. Orang lain sangat takut jika sudah berurusan dengan seorang psikopat, sedangkan Deva? Dia malah ingin, aneh.

"Abis dari mana lo Dev?" Tanya Jack saat melihat Deva keluar dari lorong kampus.

Deva menghentikan langkahnya. "Abis nemuin dajal."

"Ada dajal dimana anjir? Serius lo? Bahaya Dev! Tobat tobat dunia sudah tua." Heboh Jack.

"Iya. Lo termasuk ke dalam salah satu dajalnya Jack," ucap Deva tanpa beban.

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang