•Empat puluh empat•

2.7K 252 120
                                    

Siap baca part ini?

Typo tolong tandain ya🤗

Plisss jangan hujat gue pas baca akhirnya 😭 mhehe.

Happy Reading ❤️
***

"Vlo, kado buat Deva udah lo bawa?" tanya Della saat mereka sudah rapi untuk pergi ke tempat acara wisuda digelar.

"Udah. Ayo berangkat, Deva udah ngabarin kalau acaranya udah selesai," ajak Vloretta sambil membawa kotak yang berukuran sedang dan buket bunga.

Taxi yang mereka pesan sudah datang, mereka pamit kepada Mommy dan Deddy Della yang sedang asyik menonton TV. Awalnya mereka ingin membawa mobil, namun Della enggan.

Perjalanan hari ini cukup padat, namun tidak sepadat biasanya. Taxi mereka berhenti saat ada lampu merah.

"Abis wisuda biasanya ada jeda berapa hari buat anak FK tes lagi?" tanya Della.

"Paling lama seminggu kalo gak salah. Kenapa?"

Della menggeleng. "Gue cuma pengin cepat-cepat ke Indonesia lagi aja, di sini terlalu memuakkan."

"Aland?"

"Ya, si berengsek yang berhasil ngusik kehidupan kita," tegas Della penuh emosi.

"Dahlah jangan bahas dia, syukur-syukur dia jangan sampe muncul lagi deh." Della mengangguk setuju, kalau bisa lelaki itu lenyap saja dari bumi.

Lampu sudah berubah hijau, perlahan taxi itu juga kembali melaju. Awalnya Vloretta curiga karena jalan yang kini mereka lewati tidak searah dengan tujuan meraka. Namun saat Vloretta tanya sopir nya hanya menjawab kalau mereka lewat jalan pintas. Dengan sedikit keyakinannya, Vloretta mengangguk percaya.

"Vlo, ini bukannya arah ke hutan ya?" tanya Della. Vloretta mengangguk sambil terus memperhatikan sekitar mereka.

"Iya, tapi mungkin ini jalan pintasnya kali." Della hanya mengangguk percaya.

Tanpa mereka sadari sopir taxi itu menatap mereka lewat kaca spion dengan tatapan penuh kebencian dan kemarahan. Lelaki itu mengambil sebuah benda berbentuk tabung yang tidak terlalu besar, lalu ia semprotkan isi dari benda itu ke arah Vloretta dan Della. Lelaki itu keluar dari mobil.

"Eh anjir ini apaan? Woi pak!" teriak Vloretta.

Harum yang menenangkan masuk ke indera penciuman Vloretta dan Della, semakin nyaman hingga mata mereka tertutup sempurna. Melihat keduanya sudah tidur karena obat bius itu, lelaki tadi kembali masuk ke dalam taxi dan mengambil ponsel keduanya yang terus berdering. Lalu dia membawa keduanya ke suatu tempat.

***

"Deva lo mau nyari mati?!" sentak Jack karena Deva membawa mobil seperti orang kesetanan.

"Vloretta sama Della dalam bahaya Jack!"

"Gue tahu, tapi percuma Dev, emang kita tahu di mana Aland sekap mereka?" tanya Jack. "Mending sekarang minggir dulu, kita pecahin clue yang dia kasih." Deva menurut, dia menepikan mobilnya.

"Kita cuma punya waktu satu jam dua puluh menit Jack, apa itu cukup?"

"Entahlah gue juga gak tahu, tapi kalo kita gak pecahin ini clue, sampe kambing berubah jadi sapi juga gak akan ketemu."

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang