•Sembilan belas•

4.1K 342 34
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan, xixi. Mohon maaf lahir batin ya{}

Seperti yang gue bilang Deva up nya gak nentu, bukan sesuka gue. Tapi gimana otak gue cepet paham apa nggak sama teori yang bakal gue kasih berikutnya, jadi gue ucapin terimakasih banyak kalau kalian masih nunggu dengan sabar dan selalu support gue, thank you for everything.

 Tapi gimana otak gue cepet paham apa nggak sama teori yang bakal gue kasih berikutnya, jadi gue ucapin terimakasih banyak kalau kalian masih nunggu dengan sabar dan selalu support gue, thank you for everything

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vivi Gabyela

***
HAPPY READING ❤️

"Beresin baju lo sama Vivi." Ucap Deva setelah pulang dari kampus, lelaki itu langsung mengambil minuman kaleng dari kulkasnya.

Vloretta yang sedang menyapu lantai menatap bingung, tidak mengerti apa maksudnya. "Kita pindah apartemen, disini sempit." Jelas Deva yang mengerti tatapan bingung Vloretta.

"Kenapa pindah?"

"Disini sempit, gak mungkin kan gue tidur di sofa terus?"

Rasa tidak enak itu kini kembali Vloretta rasakan, ia rasa sudah merepotkan Deva terlalu banyak. "Gak usah pindah apartemen, biar gue sama Vivi aja yang pulang. Maaf ya udah repotin lo,"

Bisa Vloretta dengar kalau Deva menghembuskan nafasnya, lalu cowok itu berdiri dan mendekati Vloretta yang masih diam didepannya sambil memegang sapu. "Di rumah lo gak aman, ikutin perkataan gue. Beresin baju lo sama Vivi,"

"Tapi Dev-"

"Ssst. Gue gak suka cewek kerasa kepala," ucapnya sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir Vloretta.

Lama Vloretta diam, akhirnya cewek itu mengangguk bersamaan dengan itu senyum terbit dibibir Deva. Cowok itu mengelus rambut Vloretta, lalu kembali duduk di sofa dan meneguk minumannya.

***

"Kamu mau kemana Jack?" Tanya Rehan saat melihat putranya turun dari tangga sambil menyeret koper.

Jack jalan menghampiri papanya. "Untuk sementara waktu aku mau tinggal di apartemen temenku pa, mereka butuh aku."

"Why? Is there any problem?"

Jack duduk di sofa berhadapan dengan papanya. "aku berhasil nemuin keberadaan Aland pa, dan itu berkat temenku."

"Dimana dia tinggal?" Tanya Rehan begitu senang saat putranya bilang mengetahui keberadaan Aland.

"Aku gak tahu dimana dia tinggal, tapi dia satu kampus denganku. Setidaknya itu memudahkan kita. Setelah hibernasi ternyata dia masih memburu pa, target dia saat ini pacarnya temenku, dia terobsesi dengan wanita itu, seperti kasus-kasus sebelumnya." Jelas Jack.

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang