•Tiga•

8.8K 526 102
                                    

Deva berjalan di koridor dengan santai, kedua telinganya ia sumpal dengan headset, tas yang cowok itu kenakan hanya tergantung di lengan kanannya.

Berbelok dari koridor Deva masuk kedalam kelas, dia duduk ditengah, disamping nya ada seorang cowok yang nampak sangat bule.

"Jack," cowok disamping Deva mengulurkan lengannya pada Deva.

"Deva." sahut Deva datar.

"Salam kenal ya bro," katanya sambil tersenyum. Deva menaikan sebelah alisnya, kenapa dia bisa bahasa Indonesia?

"Lo bisa indo?" Tanya Deva.

Jack mengangguk. "Iya, pasti lo terheran-heran ya karena muka ganteng gue ini kek orang bule." Deva tak menanggapi.

"Gue emang blasteran sih, tapi gue lebih suka pakai bahasa Indonesia, kalau ketemu bule-bule doang baru gue ngomong Inggris." Jelas Jack.

"Oh,"

"Yaelah lo cuek amat sih, gue udah ngomong panjang lo cuma bales oh, ckck," Deva sama sekali tak menanggapi lalu setelahnya Deva sibuk dengan urusannya, tak lagi memperhatikan keadaan kelas. Tak lama seorang dosen wanita masuk kedalam kelas, dengan beberapa mahasiswa yang mengikut dibelakang nya.

"Hallo," sapa sang dosen.

"Hallo," sahut seluruh mahasiswa dan mahasiswi.

"Well, now I ask you to collect the assignments that I gave four days ago." pinta dosen wanita itu.

Sontak semuanya beranjak dari duduk dan memberikan tugas yang sudah dikerjakan. Dirasa sudah terkumpul semua dosen wanita yang bernama Wilson itu kembali bertanya.

"is it all?"

"Yes Miss,"

***

"Ada Deva tuh," ucap Della.

Grice menatap Della, "terus kenapa?"

"Ya kali aja Vloretta mau nyamperin," jawab Della sambil terkekeh.

"Oh iya, btw lu pas malem dianterin kan sama Deva?" tanya Grice.

Vloretta menggeleng.

Sontak Della dan Grice menggebrak meja kantin, "apaan? Kok bisa sih?"

Suara gebrakan meja yang keras membuat Deva melirik ke arah meja Vloretta dan dua temannya. Tapi hanya sekilas. Ya sekilas seperti kejadian itu tidak penting.

"Ya bisa lah," ucap Vloretta memutar bola matanya.

"Tapi kan gue udah nitip lo ke Deva," kata Della yang diangguki Grice.

"Lo pikir gue barang apa? Pake nitip segala." ucap Vloretta ketus.

"Ya gak gitu juga Vlo, maksud gue-"

"Gue gak enak sama Deva, lagian dianya juga risih kalo ada gue." potong Vloretta cepat, percayalah saat bicara seperti itu Vloretta sedikit sedih. Deva memang selalu risih kalau ada dirinya, satu kenyataan itu yang harus Vloretta terima.

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang